首页 CREEPING COMPROMISE

CREEPING COMPROMISE

举报
开通vip

CREEPING COMPROMISECREEPING COMPROMISE KOMPROMI PERLAHAN-LAHAN (CREEPING COMPROMISE) JOE CREWS Pendiri Amazing Facts Edisi Kenangan Naskah Asli UNTUK KALANGAN SENDIRI TIDAK DIPERJUALBELIKAN KOMPROMI PERLAHAN-LAHAN (CREEPING COMPROMISE) JOE CREWS Pendiri Amazing Facts ...

CREEPING COMPROMISE
CREEPING COMPROMISE KOMPROMI PERLAHAN-LAHAN (CREEPING COMPROMISE) JOE CREWS Pendiri Amazing Facts Edisi Kenangan Naskah Asli UNTUK KALANGAN SENDIRI TIDAK DIPERJUALBELIKAN KOMPROMI PERLAHAN-LAHAN (CREEPING COMPROMISE) JOE CREWS Pendiri Amazing Facts Edisi Kenangan Naskah Asli Penerbit: Homeward Publishing PO Box 111 Earlton, NY 12058 Hak Cipta ? 2002 Penerjemah: N.K. Mirahayuni Penyunting: Jimmy W. Senduk 2 Dari Penyunting Umat Masehi Advent Hari Ketujuh percaya bahwa mereka sudah dipanggil seca-ra khusus oleh Allah untuk menyiarkan Kabar Baik tentang Kedatangan Kristus yang segera kepada dunia yang sedang bingung dan sekarat ini. “Kepedihan hebat harus dialami untuk menghadapkan masalah ini kepada orang ba-nyak” (Fundamentals of Christian Education, 336), karena “BANYAK ORANG sedang pergi dengan arah yang berlawanan dengan terang yang Tuhan su-dah berikan kepada umatNya, karena mereka tidak membaca buku-buku yang berisi terang dan pengetahuan yang di dalamnya ada teguran dan amaran” (3 Testimonies, 254). Oleh karena itu “penipuan yang terakhir dari Setan ialah membuat agar TIDAK ADA FAEDAH APA-APA DARI KESAKSIAN ROH NUBUAT ITU” (3 Testimonies, 255). “Kita sedang hidup dalam masa paling genting sejarah dunia ini. Nasib orang banyak di dunia ini tidak lama lagi ditentukan. Keselamatan masa depan kita sendiri dan juga keselamatan orang-orang lain, tergantung pada jalan yang kita tempuh sekarang” (8 Alfa Omega, 632). “Saya [E.G. White] melihat bahwa BANYAK yang melalaikan persiapan yang sangat dibutuhkan dan sedang mengharapkan waktu “penyegaran” dan “hujan akhir” untuk melayakkan mereka berdiri pada Hari Tuhan dan hidup dalam pemandanganNya. ADUH, BETAPA BANYAK ORANG SAYA LIHAT TANPA PERLINDUNGAN PADA MASA KE-SUKARAN!” (Maranatha, 242). “Sebagian orang tidak mempunyai pendirian yang teguh. Mereka seperti gumpalan dempul yang bisa dibentuk sesuka hati. Mereka tidak mempunyai bentuk pendirian, sehingga tidak berguna di dunia ini. Ketidaksanggupan dalam membuat keputusan ini, yang adalah KELE-MAHAN, haruslah dikalahkan. Tabiat Kristen sejati tidak akan bisa dipenga-ruhi dan diubah oleh keadaan yang sukar sekalipun. Manusia harus memi-liki kekuatan moral, kejujuran yang tidak rapuh walau disanjung, disogok, bahkan ditakut-takuti” (5 Testimonies, 297). Biarlah kita: “berdiri tegak untuk membela Kebenaran pada saat MAYORITAS meninggalkan kita, melaksana-kan pertempuran Tuhan pada waktu pahlawan-pahlawan HANYA SEDIKIT. Inilah ujian yang harus kita tempuh nanti” (5 Testimonies, 136). “Pria dan wa- nita yang PEKA TERHADAP DOSA DAN BENCI KEPADA KEJAHATAN, yang memiliki pandangan mata rohani untuk melihat kekurangan-kekurangan pekerjaan Allah dan untuk bekerja dengan minat yang tekun dan tidak mementingkan diri serta selalu menyembunyikan diri dalam Yesus... MEMI-LIKI ROH PERIBADATAN YANG PRAKTIS, YANG MEMILIKI HATI NURANI YANG CEPAT MERASAKAN ADANYA BAHAYA; pria dan wanita yang tidak mau menonjolkan diri dan tidak mau berusaha menyembunyikan cacat jiwa dalam rupa peribadatan; orang-orang yang merasakan kelemahan dan keti-daksempurnaan tabiat, dan yang mau menggantungkan jiwa mereka pada Yesus Kristus” (Testimonies on Sabbath School Work, 22-26). Sebagai umat yang menantikan Kedatangan Tuhan Yesus Kedua kali, Tuhan merindukan agar kita menyadari bahwa “kebutuhan dunia yang terbesar ialah manusia yang TIDAK DAPAT DIPERJUALBELIKAN, manusia yang JUJUR DAN SETIA DI DALAM JIWA, manusia yang TIDAK TAKUT MENYE-BUT DOSA DENGAN NAMA YANG SEBENARNYA, manusia yang HATI NURANINYA SETIA PADA TUHAN seperti jarum kompas selalu menunjuk ke 3 utara, dan manusia yang MEMPERTAHANKAN KEBENARAN sekalipun langit runtuh” (Education, 57). “Agar beroleh kemajuan, dalam setiap jemaat harus terdapat orang-orang yang diharapkan dan dipercaya pada masa yang sukar; orang-orang yang BERPENDIRIAN TEGUH seperti baja, orang-orang yang TIDAK ME-MENTINGKAN DIRI SENDIRI, yang MENARUH MINAT DAN HATI MEREKA TERHADAP PEKERJAAN ALLAH lebih dari pendapat-pendapat ataupun perhatian duniawi mereka” (2 Testimonies, 637). “Seorang anggota yang mengasihi Kristus dan penuh penyerahan akan berbuat lebih banyak kebajikan di dalam jemaat daripada seratus pekerja yang setengah bertobat, dan tidak disucikan, serta terlalu percaya kepada diri sendiri” (5 Testimonies, 114). Buku ini tidak dituliskan atau diterjemahkan bagi orang-orang yang tidak merindukan reformasi dan kebangunan rohani. Sesungguhnya, buku ini hanya akan tampak sebagai kebodohan bagi dunia. Mohon tidak menggunakan buku ini untuk memaksakannya kepada kelu-arga atau sahabat anda yang belum diperbaharui. Dengarkanlah amaran ini: “Anda tidak akan mungkin mengubah hati ... Bagi orang-orang yang menjadikan diri mereka sendiri berhala, tidak ada sesuatupun dalam ujian-ujian manusiawi [mis. standar-standar perilaku seperti berpakaian, gaya hidup, musik, hiburan, dll.] harus disampaikan, karena itu hanya akan memberikan mereka alasan untuk melakukan loncatan terakhir ke dalam kemurtadan.” Our Health Message, hlm. 429-430. TERAPKANLAH PRINSIP-PRINSIP DA- LAM BUKU INI KE DALAM KEHIDUPAN ANDA SENDIRI. Buku-buku yang kami terjemahkan atau tuliskan bukan untuk tujuan ko-mersial. Buku-buku ini adalah salah satu sarana kecil untuk mempersiapkan umat Tuhan menyambut KedatanganNya yang semakin dekat. Semoga bermanfaat dan Tuhan memberkati. Penyunting 4 KOMENTAR REKAN-REKAN CREWS Doug Batchelor, Presiden, Pembicara, Amazing Facts: “Dengan ga- yanya yang langsung, dan unik, Saudara Crews mengemukakan ma-salah-masalah yang paling sensitif dan kontroversial dengan pende-katan tanpa kompromi dan tegas. Karya klasik ini muncul 25 tahun yang lalu dan sejak saat itu telah mengaduk-aduk orang-orang Kristen Laodikea.” Penatua E.E. Cleveland, Pengajar di Dept. Religion di Oakwood Col-lege: “Karya-karya Penatua Crews menganjurkan sendiri melalui ke-ortodoks-an Alkitabiahnya dan kejelasannya yang menjadi gaya penu-lis dalam berbicara dan menulis.Meski saya tidak selalu setuju dengan metode pengungkapannya, saya percaya kepada kesimpulan-ke- simpulan Alkitabiahnya dan dengan sepenuh hati menganjurkan karya tulis ini.” Alvin M. Kibble, Wakil Presiden, MAHK Divisi Amerika Utara: “Seba- gai seorang pemimpin yang penuh visi dan berani, Pendeta Joe Crews menekuni panggilan dan pelayanannya secara bersungguh- sungguh. Dengan memegang teguh kepada nilai-nilai tradisional, ia berkhotbah dan mengajarkan suatu doktrin yang keras dan per- caya kepada apa yang diajarkannya. Ia berusaha keras untuk me- megang prinsip-prinsip “imannya.” Tidak selalu bersemangat dengan sesama pemimpin, Pendeta Crews mengajukan keberatan yang tegas kepada keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan yang dirasanya memiliki efek kompromi terhadap misi dan perintah Gereja. Dengan selalu berusaha bekerja di dalam organisasi gerejanya, pelayanannya memberi keseimbangan di kalangan pelayanan rekan-rekan seang-katannya, dengan mengangkat hati nurani masyarakat beriman ten-tang masalah-masalah standar dan praktek Kristiani.” Pendeta Langley, Koordinator Doa, Konferens MAHK North-eastern, Pendidikan Kehidupan Keluarga: “Saya tanpa keraguan menganjur- kan buku Creeping Compromisi. Buku ini telah mengubah kehi-dupan saya, dan akan demikian juga dengan kehidupan anda.” JAN PAULSEN, PRESIDEN GENERAL CONFERENCE MASEHI ADVENT HARI KETUJUH: “Perenungan akan pelayanan dan kesak- sian Penatua Joe Crews dan Amazing Facts menyatakan seorang pria yang memahami bahwa ia diperintahkan oleh Allah untuk membagikan pengharapan yang penuh berkat yang ada di dalam Yesus kepada anggota-anggota gereja dan juga „orang asing.? 5 Dari perkataannya, dan dari buku-buku dan majalah, yang ditulis-kan dan diterbitkan oleh Penatua Crews, banyak orang telah me-ngenal Yesus secara lebih pribadi. Pelayanan orang ini telah menjadi berkat bagi banyak orang.” Don C. Schneider, Presiden, Divisi Amerika Utara: “Kita mengalami masa-masa sulit menjangkau kota-kota di masa kini. Kita juga telah melakukannya 40 tahun yang lalu, namun Penatua Joe Crews meng-ambil tantangan Penatua Cyril Miller dan Penatua Bill May untuk memulai sebuah pelayanan yang akan menjangkau Baltimore. The Amazing Facts Ministry yang dimulai oleh Joe Crews sebagai tanggapan atas tantangan itu telah menjangkau jauh melampaui Baltimore—dan gereja berterima kasih kepadanya.” Benjamin D. Schoun, Presiden Uni Atlantik MAHK, mantan Wakil Dekan Theological Seminary, Andrews University: “Bagi umat perca- ya Kristiani yang telah menerima kasih karunia Kristus dan telah memiliki jaminan keselamatan, buku ini menunjukkan praktek-praktek gaya hidup yang dapat melindungi dan menguatkan per-baktian dan penyerahan seseorang kepada Kristus. Sementara banyak orang Kristen secara sadar menarik garis batas praktek di tempat-tempat yang berbeda, prinsip-prinsip yang disampai-kan di sini adalah berharga untuk dipertimbangkan dan diikuti.” G. Ralph Thompson, pensiunan Sekretaris GC MAHK: “Selama ber- tahun-tahun saya mendapatkan kesempatan istimewa untuk mende-ngarkan Joe Crews dalam acara radionya yang disebut “Amazing Facts.” Gaya penyampaiannya yang dinamis dan tanpa rasa takut tentang Injil Kekal memberikan kesan yang luar biasa kepada ri-buan pendengarnya dan BANYAK YANG KEMUDIAN DITUNTUN UNTUK MENERIMA PEKABARAN ADVENT. “Siarannya ada pada beberapa acara radio di wilayah Karibia di wilayah di mana saya menjadi Ketua Konferens, dan kemudian, Ketua Uni, dan kami diberkati oleh pelayanannya. Saya juga menjadi pembi-cara pada Radio Barbados dalam acara siaran mingguan “Faith for Today” setiap hari Minggu selama 25 tahun dan juga umat kita bisa mendengarkan “Amazing Facts” dari Montserrat dan di tempat-tempat lainnya pada waktu yang berbeda, adalah berkat yang besar. Kami memiliki semangat persaudaraan, terlibat dalam jenis penjangkauan dan pemenangan jiwa yang sama, yaitu mengabarkan kabar baik Pekabaran Advent. “Sesuatu yang bahkan lebih aneh terjadi pada kami ber- dua bertahun-tahun kemudian. Di tahun 1990, saya harus masuk 6 Rumah Sakit Advent Washington untuk menjalani angioplastik untuk memperbaiki masalah jantung. “Joe Crews masuk di rumah sakit yang sama dengan jenis ma- salah yang sama. Operasi berhasil, dan ia menunggu saat pulang un-tuk menyelesaikan siarannya ketika ia tiba-tiba mendapat serangan dan yang mengejutkan keluarga dan sahabat, ia tidak pernah kembali. “Sebagai sesama penyiar, saya sangat merasakan kehilangan dia, namun karya dan pengorbanannya hidup terus menjadi inspirasi bagi orang lain yang tak terhitung jumlahnya. “Joe Crews benar-benar seorang PRAJURIT BAGI KRISTUS YANG PEMBERANI. Semoga sukubangsanya bertambah-tambah!” 7 PRAKATA Hari itu musim panas yang terik di bawah sebuah tenda kanvas yang besar dalam sebuah pertemuan perkemahan di Negara Bagian Mary-land. Kami adalah orang-orang Kristen yang baru saja dibaptis yang pada hari itu duduk di mimbar di bawah tenda di mana kami telah di-undang untuk memberikan kesaksian dan musik pujian. Duduk di se-belah kami pada altar adalah pembicara utama bagi pertemuan perke-mahan tersebut. Dan dia benar-benar berbicara! Dengan cara yang berhati-hati dan anggun, ia menyampaikan kebenaran yang tajam yang mendorong pendengarnya untuk menca-pai standar Kristen yang lebih tinggi secara mental, fisik, dan ro-hani. Ia berbicara sebagai seseorang yang secara tulus memikirkan tentang keselamatan kekal bagi setiap orang yang mendengarkannya. Inilah perkenalan pertama kami dengan Joe Crews. Ada hanya SEDIKIT ORANG yang tegas pada masa kini, yang bukan saja melihat kejahatan-kejahatan dan kekejian-keke-jian pada zaman ini,melainkan juga dapat menyampaikannya tan- pa rasa takut, berhati-hati dan penuh kasih kepada umat Tuhan. Ketika ada kesempatan bagi kami untuk menerbitkan buku kami sen-diri, Thy Nakedness, Lord, What Shall I Wear?, kami ingin seseorang membaca dan menuliskan komentarnya untuk sampul belakang. Joe Crews menerimanya dengan kebaikan hati. Selama sekian tahun ia telah menjadi inspirasi dan penghiburan bagi pelayanan kami. Ia menggembalakan, mengajar dan menginjil secara pribadi melalui televisi, radio, bukuk-buku dan Amazing Facts Study Guides (1-14), selalu memberikan informasi yang tepat bagi za-man akhir di mana kita hidup. Berbagai aspek pelayanannya telah menjadi sarana dalam memperkenalkan ribuan orang kepada Yesus Kristus. Tidak pernah kami bayangkan sebelumnya, sementara duduk di bawah tenda pertemuan, bahwa bertahun-tahun kemudian kami dapat memperoleh kesempatan mengambil bagian kecil dalam menyampai-kan warisan Joe Crews dengan menjadi penerbit dari salah satu buku-nya yang pertama dan yang terpenting, Creeping Compromise. Prinsip-prinsip dan “penalaran” yang baik yang disampaikan da- lam Creeping Compromise telah menguatkan dan menghibur kami un-tuk tetap berjalan pada jalurnya ketika kami membaca dan membaca kembali nasihat Tuhan pada halaman-halamannya. Doa kami adalah bahwa anda, para pembaca, akan memperoleh pengalaman yang sama. Direktur Homeward Publishing Rick dan Gwen Shorter 8 Daftar Isi Dari Penyunting . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 Komentar Rekan-Rekan Crews . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 Prakata . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11 Musuh Kita—Dunia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14 Apakah Ketelanjangan itu Sopan? . . . . . . . . . . . . . . . . 27 Standar Ganda Diungkapkan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36 Uniseks . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 44 Kosmetik dan Perhiasan Aneka Warna . . . . . . . . . . . . 50 Perangkap Televisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 75 Dipersatukan Secara Hukum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 83 Musik dan Suasana Hati . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 89 Daging atau Bukan Daging . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 94 Makan Bersama dan Prinsip-Prinsip . . . . . . . . . . . . . . 101 Menghancurkan Kesaksian Kita . . . . . . . . . . . . . . . . . . 107 Legalisme atau Kasih . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 115 9 JIKA ENGKAU MAKAN ATAU JIKA ENGKAU MINUM, ATAU JIKA ENGKAU MELAKUKAN SESUATU YANG LAIN, LAKUKANLAH SEMUANYA ITU UNTUK KEMULIAAN ALLAH. 1 KORINTUS 10:31 AKU DATANG SEGERA. PEGANGLAH APA YANG ADA PADAMU, SUPAYA TIDAK SEORANG PUN MENGAMBIL MAHKOTAMU. WAHYU 3:11 10 PENDAHULUAN Topik tentang standar-standar kekristenan barangkali adalah salah satu dari ajaran-ajaran yang paling terlupakan di dalam gereja mo- dern. Sangat sedikit dituliskan pada masa kini yang dapat memberi-kan bahkan petunjuk dasar dalam bidang yang amat vital ini. Hanya sedikit saja buku-buku kecil atau traktat-traktat yang telah mencoba membahas prinsip-prinsip dasar dan praktis yang seharusnya mem- bedakan kehidupan Kristen dari dunia. Alasan dari keengganan untuk menulis perilaku Kristen secara terperinci ini barangkali disebabkan oleh dua ketakutan: Pertama, ke- takutan untuk menyinggung MAYORITAS yang agak besar dari anggota jemaat yang hidup jauh di bawah standar Alkitab.Kedua, ketakutan dicap menghakimi, legalis, lebih-kudus-dari-kamu se-kalian, dan tidak punya hubungan pribadi dan penuh kasih de-ngan Kristus. Kami terpaksa mengakui bahwa kedua ketakutan ini adalah ber-alasan.Sudah ada terlalu banyak tulisan tentang roh farisi-isme. Setan telah memanfaatkan pandangan-pandangan yang fanatik dan vokal dari sebagian kecil orang dan menggunakannya untuk mengintimidasi orang-orang yang hendak menulis dengan kepala dingin tentang po-kok persoalan ini. Dan terlalu sering, di dalam kebencian khususnya kepada kebenaran ini, Setan telah menyebabkan banyak orang di da-lam gereja untuk menganggap bahwa setiap pembahasan tentang standar Kristen adalah ekstremis dan tidak pantas. Faktor-faktor inilah telah bergabung menyebabkan kurangnya bahan bacaan dalam topik ini. Inilah sebabnya, terdapat kebutuhan yang luar biasa untuk mendidik jemaat tentang prinsip-prinsip alkitab-iah yang seimbang tentang perilaku—prinsip-prinsip yang tidak ber- tentangan dengan konsep pembenaran oleh iman yang seharusnya menjadi dasar bagi gaya hidup setiap orang Kristen yang sejati. Kita juga harus mengakui bahwa amat sedikit yang dapat dikata-kan tentang perkara ini. Lagipula, tindakan bukanlah sarana untuk memperoleh keselamatan. Kita diselamatkan oleh kasih karunia mela-lui iman dan bukan karena jasa perbuatan, penurutan, ataupun perila-ku lahiriah kita. Setiap penekanan yang berlebihan tentang perkara-perkara lahiriah dapat dengan mudah disalahpahami sebagai peno-lakan terhadap pembenaran oleh iman. Jelaslah, pada masa penulisan buku ini, tidak ada penekanan yang berlebihan pada tingkatan denominasi. Hanya terkadang suara-suara satu dua terdengar tentang topik ini. Di lain pihak, muncul seca-ra spektakuler khotbah-khotbah tentang doktrin pembenaran oleh 11 iman, yang memang seharusnya demikian. Ketika dikhotbahkan da-lam waktu dan tempat yang tepat, kebutuhan terbesar gereja saat ini adalah untuk mengetahui lebih banyak tentang hubungan antara pem-benaran dan pengudusan dalam pengalaman mereka. Namun dalam menyampaikan kebenaran-kebenaran rohani yang dalam tentang ke-selamatan, tidak boleh ada perkataan yang meremehkan arti penting penurutan. Sebagian tampaknya hampir tidak mampu untuk memeli-hara keseimbangan yang indah antara iman dan perbuatan. Padahal ini adalah begitu penting dan perlu! Jikalau kasih karunia atau- pun perbuatan disalahpahami, ini sama artinya dengan memati-kan semangat pengalaman dan mengerdilkan kesaksian pribadi. Sebagian orang barangkali keberatan dan menganggap buku seperti ini tidak diperlukan, karena perilaku lahiriah adalah pertumbuh-an lahiriah yang alami dan spontan dari pertobatan kepada Kristus. Maka, kehidupan akan secara otomatis menghasilkan buah dari pem-benaran dan penurutan yang benar. Namun apakah ini sepenuhnya benar? Memang benar bahwa tindakan muncil dari sikap batin perto-batan, namun tuntunan diperlukan bagi orang Kristen yang paling berserah. Banyak orang yang telah bertobat memelihara hari Minggu mau-pun merokok hanya karena tidak ada seorangpun yang menjelaskan kepada mereka tentang keberatan-keberatan alkitabiah tentang tin-dakan tersebut. Apakah kita menjadi legalis ketika mengajar mereka untuk mengubah perilaku mereka atas dasar Firman Tuhan? Maka apakah salah berbicara tentang perkara-perkara lain dalam hal perila-ku lahiriah yang mungkin perlu berselaras dengan Alkitab? Satu pengamatan terakhir harus dilakukan sebelum anda mulai membaca halaman-halaman berikutnya. Buku ini tidak dituliskan bagi orang yang tidak bertobat. Sesungguhnya, ini hanya tampak sebagai kebodohan bagi kelompok duniawi. Mohon untuk tidak mengambil apapun yang disampaikan di dalam buku ini dan berusaha memaksakannya kepada anggota keluarga atau teman-teman anda yang belum diperbaharui. Khu- susnya kita dinasihati untuk tidak memaksakan standar berpakaian kepada orang-orang yang tidak bertobat. Dengarkanlah peringatan ini: “Anda tidak akan mungkin mengubah hati. Memulai dengan gaya berpakaian yang berbeda tidak akan mengubahkannya. Ke-sulitannya adalah, GEREJA PERLU BERTOBAT SETIAP HARI... Mereka yang berani MELANGGAR pernyataan-pernyataan ilham yang paling jelas tidak akan mendengarkan setiap usaha manu-sia untuk mendorong mereka mengenakan pakaian yang seder-hana, rapi, tanpa perhiasan dan pantas... Bagi mereka yang men- 12 jadikan diri mereka sebagai berhala, tidak ada sesuatupun dalam ujian manusiawi yang harus disampaikan, karena itu hanya akan memberikan mereka satu alasan untuk membuat lompatan ter-akhir ke dalam kemurtadan.” Our Health Message, hlm. 429-430. Terapkanlah prinsip-prinsip di dalam buku ini ke dalam ke-hidupan anda sendiri. Sebagiannya telah jarang muncul di dalam buku-buku yang telah terbit sebelumnya. Tahanlah dorongan untuk menyebutnya fanatik sebelum anda membaca seluruh isi buku ini dan meminta kepada Tuhan untuk menunjukkan kepada anda apa yang harus dilakukan saat ini ketika sinar matahari senja terakhir di bumi ini semakin meredup. 13 MUSUH KITA—DUNIA Dunia saat ini berada dalam keadaan perubahan terus menerus yang luar biasa. Pandangan-pandangan dan nilai-nilai tradisional telah di-gantikan dan hampir berkebalikan di dalam waktu yang relatif pendek. Di bawah pengaruh televisi yang membungkam dan media elektro- nik yang bergerak amat mudah, pikiran-pikiran telah dimanipulasi, pola-pola pikir telah diatur, dan keputusan-keputusan didiktekan. Dan sebagian besar dari jutaan orang telah menjadi begitu terpenga-ruh sehingga hampir tidak menyadari alat-alat artifisial yang penuh kuasa yang digunakan untuk mengubah pikiran dan moral mereka. Tidak diragukan lagi bahwa Setan sedang menarik tali-tali dan mengatur kekuatan-kekuatan halus yang dirancang untuk menghan-curkan kita secara rohani. Di bawah pengaruh yang membius dari ke-kuatan-kekuatan ini, pikiran-pikiran orang Kristen telah dicuci otak secara berhasil sebagaimana halnya orang berdosa yang paling tidak diperbaharui. Satu-satunya keamanan kita adalah mengetahui kamuflase mu-suh kita yang cerdik. Ribuan perangkap kematian yang tersamar telah ditanam di sekeliling kita. Hampir tidak disadari pemikiran kita telah dipengaruhi oleh apa yang kita lihat dan dengar.Kepekaan rohani telah dikikis dan hilang sepenuhnya. Kepekaan yang halus terha-dap dosa telah dibutakan oleh pajanan (exposure) yang terus me- nerus kepada apa yang tampak sebagai pengaruh-pengaruh yang tak berbahaya dari masyarakat kita yang telah termakan umpan. Di dalam Alkitab, senjata-senjata serangan Setan ini semata-mata disebut sebagai “dunia.” Dan tidak seorangpun dapat berkata bahwa kita tidak diperingatkan terhadap pengaruhnya yang meren-dahkan moral. Paulus, Yakobus dan Yohanes kesemuanya menulis-kan dengan kemendesakan yang dramatis tentang bahaya-bahaya bersekutu dengan dunia: ”Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalam- nya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa ti- dak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta ke- angkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. 1 Yohanes 2:15, 16. “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan de- 14 ngan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. Yakobus 4:4. “Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melain- kan Aku telah memilih kamu dari dunia,sebab itulah dunia mem- benci kamu. Yohanes 15:19. “Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka,dan pisahkan- lah dirimu dari mereka,firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu. 2 Korintus 6:17. “Yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebas- kan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbu- at baik. Titus 2:14. Para penulis ini memiliki obsesi yang berasal dari ilham untuk menyatakan kesalahan yang paling mematikan sebagai akibat dari mencampurkan antara yang kudus dan yang profan (yang bukan sakral). Mereka berkata kepada kita dengan satu suara, “JANGAN- LAH MENGASIHI DUNIA INI. KAMU TIDAK BERASAL DARI DUNIA INI. KELUARLAH DARI DUNIA INI DAN JADILAH UMAT YANG IS-TIMEWA DAN TERPISAH.” Ayat-ayat ini tidak boleh dipandang sebagai perintah-perintah untuk meninggalkan pekerjaan fisik di dunia. Jelaslah, mereka mem- peringatkan terhadap pengaruh-pengaruh, kebiasaan-kebiasaan, dan gagasan-gagasan tertentu yang akan sangat merusak jalan hidup Kristen. Selanjutnya, Yesus Sendiri menyatakan bahwa perka- ra-perkara dunia AKAN TAMPAK sangat bersih di mata manusia. Ia meletakkan prinsip-prinsip kekal ketika Ia mengucapkan perkataan ini kepada kaum Farisi: “Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.” Lukas 16:15. Pelajarilah pernyataan itu secara seksama. Kristus sedang me-ngatakan bahwa perkara-perkara yang paling mulia dan terhormat di dalam masyarakat akan menjadi musuh terbesar kebenaran. Ia me-ngatakan bahwa umatNya hendaklah berdiri di sisi yang berlawan-an dengan praktek-praktek dunia. ORANG KRISTEN YANG SEJA- TI HARUSLAH MENOLAK GAYA HIDUP YANG MENJADI NORMA YANG DITERIMA DAN DISETUJUI SELURUH DUNIA. Apakah anda memahami apa yang terlibat di dalam pengambilan posisi seperti itu? 15 Tidaklah mudah berdiri melawan pandangan-pandangan yang tulus dan keras dari tokoh-tokoh nasional yang populer. Kemudian akan ada dukungan penuh dari sistem-sistem gereja yang besar yang bah-kan memberikan lebih banyak kepercayaan atau mandat kepada per-kara-perkara yang “sangat dikagumi manusia.” Jalan hidup yang salah ini akan dianggap begitu wajar sehingga setiap pembelokan akan di-pandang sebagai kebodohan dan tidak masuk akal. “Ketika kita men- capai standar yang dikehendaki oleh Tuhan agar kita capai, SE-LURUH DUNIA akan menganggap umat Masehi Advent Hari Ke-tujuh sebagai orang-orang ekstremis yang ANEH, SENDIRIAN DAN KETAT.” Fundamentals of Christian Education, hlm. 289. Ini membawa kita kepada satu pertanyaan paling penting: Apa-kah akibat dari seluruh pendekatan yang menyamar dan glamor ini terhadap gereja yang sisa? Tujuan utama dari musuh besar kita adalah menjadikan agar dosa tidak perlu ditolak, dan sekiranya memungkinkan, memasuki perkemahan orang-orang kudus. Sa- tu-satunya benteng kekuatan, pertahanan yang berdiri melawan yang tidak taat hukum adalah benih perempuan itu. Menurut Wahyu 12:17, “Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan me- miliki kesaksian Yesus.” Setan membenci hukum Tuhan. Ia membenci Sabat. Dan ia membenci orang-orang yang berdiri memegang teguh keabsahan hu-kum tersebut. Sepanjang abad iblis telah merancang senjata-senjata khusus untuk digunakan mewalan umat Tuhan. Senjata-senjata terse-but telah bervariasi dari generasi ke generasi. Seringkali ujung tajam aniaya digunakan untuk melawan umat sisa yang kecil yang berdiri setia kepada hukum-hukum Tuhan. Aniaya dan hukuman mati akan muncul lagi ketika iblis yang pu-tus asa melepaskan senjata yang terburuk yang telah dimilikinya un-tuk melawan gereja yang benar. Ia mengetahui bahwa ini adalah pe-perangan antara hidup dan mati yang akan menyelesaikan permasa-lahan pertentangan besar bagi seluruh kekekalan. Saat ini ia tidak akan mengabaikan setiap kesempatan. Dengan bersandar kepada keahlian psikologisnya dengan pengalaman selama 6000 tahun dalam usaha untuk membelokkan pikiran manusia, ia telah memulai suatu rencana operasional yang halus terhadap umat yang dibencinya itu. Rencana itu meliputi pelemahan secara bertahap dari pertahanan rohani umat MAHK melalui KOMPROMI DUNIAWI. Inilah senjata pamungkas yang telah dirancang secara cerdas oleh Setan untuk menghancurkan iman dari setiap anggota gereja yang sisa. Seberapa sukseskan itu? BERAPA BANYAKKAH YANG AKAN TERGONCANG KELUAR DI DALAM KRISIS YANG MEN- 16 JELANG KARENA MEREKA MENYERAH KEPADA PERKARA- PERKARA DUNIA? Kita tidak perlu heran.Jawabannya telah diberi-kan berulang-ulang di dalam Roh Nubuat. Itu adalah jawaban yang membuat mual, dan kita ingin percaya bahwa itu tidak benar. Namun bacalah dan pikirkanlah: “Saya hendak mengatakan bahwa kita sedang hidup di ma- sa yang paling khidmat. Di dalam khayal terakhir yang diberikan kepada saya, saya ditunjukkan kenyataan yang mengejutkan bahwa HANYA SATU BAGIAN KECIL SAJA DARI ORANG-ORANG YANG SEKARANG MENGAKUI KEBENARAN AKAN DIKUDUS- KAN OLEH KEBENARAN ITU DAN SELAMAT. Banyak yang akan mencapai lebih dari kesederhanaan pekerjaan itu. Mereka akan berKOMPROMI dengan dunia, menyambut berhala-berhala, dan menjadi MATI SECARA ROHANI.” Testimonies for the Church, Vol. 1, hlm. 608-609. Alangkah luar biasa! MAYORITAS TERBESAR dari orang- orang yang sekarang bersukacita AKAN MENINGGALKAN IMAN MEREKA DAN HILANG. Mereka akan HILANG karena mereka “BERKOMPROMI DENGAN DUNIA.” Penampilan Setan yang tam- paknya murni namun berakal busuk, dengan gaya hidup yang sangat dihormati akan melucuti mereka,melemahkan mereka,dan pada akhir-nya membinasakan mereka. Pernyataan lain bahkan lebih spesifik: “SEJUMLAH BESAR dari orang-orang yang sekarang tampaknya tulus akan terbukti sebagai logam dasar (bukan logam mulia)”. Testimonies for the Church, Vol. 5, hlm. 136. Strategi musuh yang halus ini secara jelas digambarkan oleh E. G. White dalam perkataan ini: “Saatnya tidak terlalu jauh ketika uji-an akan dikenakan kepada setiap jiwa. Pemeliharaan sabat palsu akan dipaksakan kepada kita. Pertandingan akan terjadi antara hukum-hukum Tuhan dan hukum-hukum manusia. Mereka yang telah menyerah setapak demi setapak kepada TUNTUTAN DUNIA- WI, DAN BERKOMPROMI DENGAN KEBIASAAN-KEBIASAAN DU- NIAWI, kemudian akan menyerah kepada kuasa-kuasa itu, daripa-da menjadikan diri mereka sebagai sasaran ejekan, cemoohan, ancaman penjara dan kematian. Pada saat itu emas akan dipisah-kan dari sampahnya. Kesalehan yang sejati akan dengan mudah dibedakan dari penampilan dan sepuhan. Banyak bintang yang sebelumnya kita kagumi karena kecemerlangannya kemudian akan hilang di dalam kegelapan. Mereka yang telah mengenakan perhiasan-perhiasan bait suci, namun tidak dikenakan kebenaran Kristus, kemudian akan tampak dalam kemaluan ketelanjangan mereka sendiri.” Prophets and Kings, hlm. 188. 17 Janganlah melewatkan bagian yang menjelaskan alasan bagi kemurtadan massal ini. “MEREKA YANG TELAH MENYERAH SE- TAPAK DEMI SETAPAK KEPADA TUNTUTAN DUNIAWI, DAN BERKOMPROMI DENGAN KEBIASAAN-KEBIASAAN DUNIAWI, KEMUDIAN AKAN MENYERAH KEPADA KUASA-KUASA ITU.” Bukan saja MAYORITAS akan digoncangkan keluar dari gereja, melainkan mereka sesungguhnya berbalik melawan saudara-saudara mereka sebelumnya dan menjadi musuh pahit kebenaran. “Ketika badai mendekat, SATU KELOMPOK BESAR yang te- lah mengakui beriman di dalam pekabaran malaikat ketiga,namun tidak dikuduskan melalui penurutan kepada kebenaran, mening-galkan kedudukan mereka dan bergabung dengan musuh. De-ngan BERSATU DENGAN DUNIA dan mengambil bagian dalam semangatnya, mereka memandang segala sesuatu hampir di da-lam terang yang sama; dan ketika ujian ini diberlakukan, mereka menjadi siap untuk memilih sisi yang mudah dan populer. Orang-orang yang bertalenta dan berkedudukan yang menyenangkan, yang pernah bersukacita di dalam kebenaran, menggunakan ke-kuasaan mereka untuk menipu dan menyesatkan jiwa-jiwa. Mere-ka menjadi musuh yang paling pahit dari saudara-saudara mere-ka sebelumnya. Ketika para pemelihara Sabat dibawa ke hadapan pengadilan-pengadilan untuk menjawab iman mereka, orang-orang murtad ini adalah alat-alat yang paling efisien bagi Setan untuk mendustakan dan menuduh mereka, dan dengan laporan-laporan dan tuduhan-tuduhan palsu untuk menggiring para pe-nguasa untuk melawan mereka.” The Great Controversy, hlm. 608. Lagi-lagi kita heran dengan pernyataan, “DENGAN BERSATU DENGAN DUNIA ...MEREKA MENJADI SIAP UNTUK MEMILIH SISI YANG MUDAH DAN POPULER.” Perhatikanlah bahwa ini adalah se- buah pekerjaan persiapan-- ... mereka menjadi siap ...” Di sini kembali dinyatakan program psikologis Setan yang fantastis untuk menghan-curkan penghalang-penghalang moral. KOMPROMI dengan dunia. BERSEKUTU dengan dunia. “Pekerjaan yang telah gagal dilaku- kan oleh gereja di masa damai dan makmur, harus dilakukannya di dalam suatu krisis yang mengerikan, di dalam keadaan yang paling mengecewakan dan penuh larangan. Peringatan-peringat-an yang telah dibungkam atau dihalangi melalui PERSEKUTUAN DENGAN DUNIA, harus disampaikan di bawah tentangan yang paling kejam dari musuh-musuh iman. Dan pada saat itu, kelom-pok konservatif yang lahiriah, akan meninggalkan iman mereka, dan berdiri dengan musuh-musuh mereka, yang kepadanya sim-pati mereka telah mengarah sejak lama. Orang-orang murtad ini kemudian akan menjadi musuh yang paling pahit, yang melaku- 18 kan segalanya di dalam kuasa mereka untuk menekan dan mem-fitnah saudara-saudara mereka sebelumnya dan memicu api me-lawan mereka. Hari ini telah ada di depan kita.” Testimonies for the Church, Vol. 1, hlm. 278. Perkataan “kompromi dengan dunia” muncul lagi dari pernya- taan ini. Berulang-ulang kita telah diperingatkan tentang serangan be-sar-besaran oleh Setan melalui KEDUNIAWIAN. Namun, kita mende- ngar begitu sedikit tentang perkara khusus ini. Ribuan umat MAHK telah dibutakan kepada rencana operasional si jahat ini. Sebagian dari kita telah digiring untuk percaya bahwa sikap legalislah yang mempermasalahkan standar dan gaya hidup. Bagi mereka, ini adalah sikap berdalih dan menghakimi. Ini pastilah cara Setan agar mereka merasa demikian. Mereka berbicara dan berpikir banyak tentang ujian terakhir Sabat yang benar, namun gagal melihat bagaimana hasil dari ujian itu sedang ditentukan sekarang ini. Kata Ellen White:“Mereka yang BERSEKUTU DENGAN DUNIA sedang menerima bentukan dunia dan bersiap bagi tanda bina-tang. MEREKA YANG TIDAK MEMPERCAYAI DIRI MEREKA SEN-DIRI, YANG MERENDAHKAN DIRI MEREKA DI HADAPAN TUHAN, DAN MEMURNIKAN JIWA-JIWA MEREKA DENGAN MENURUT KEPADA KEBENARAN—MEREKA SEDANG MENERIMA BEN- TUKAN SURGAWI DAN BERSIAP BAGI METERAI TUHAN PADA DAHI MEREKA.” Testimonies for the Church, Vol. 5, hlm. 216. Tanda binatang akan diberlakukan. Setiap jiwa harus akan me-milih pihak Sabat yang benar atau pihak yang palsu, yaitu hari Ming-gu. Umat MAHK akan menghadapi hukuman mati karena iman mere-ka. Dan tragisnya, MAYORITAS Tidak akan dapat berdiri di dalam krisis itu. Mereka akan terbukti tidak setia karena kompromi dan terombang-ambing tentang standar-standar Kristen. Dengan me- nyerah secara perlahan-lahan kepada kebiasan dan selera dunia-wi, kekuatan kehendak dan keputusan mereka akan menjadi begitu dipengaruhi sehingga mereka tidak akan bertahan di dalam ujian itu. Dan kompromi ini adalah sedang berjalan sekarang juga! Saat ini ju-ga MAYORITAS BESAR DARI ANGGOTA JEMAAT kita sedang membungkuk ke arah dunia sedemikian sehingga mereka akan hilang ketika tanda itu diberlakukan. Ini adalah pertanyaan yang mengganggu saya: Apakah saya se-dang membungkuk bersama mereka? Bagaimanakah saya bisa yakin bahwa saya tidak mengikuti arus yang akan membawa penggoncang-an besar di dalam dunia? Apakah metode kejam yang tersamar de-ngan cerdik yang telah digunakan Setan untuk membutakan mata be-gitu banyak umat Tuhan sehingga mereka pada akhirnya memilih du-nia daripada kebenaran? Ini tentulah mahakarya yang halus dari se- 19 gala rencana penipuan yang pernah digunakannya melawan orang-orang kudus. Orang-orang yang sebelumnya telah dikenal karena standar-standar tinggi mereka akan ditipu untuk meninggalkan gaya hidup mereka yang terpisah. Rata-rata umat Advent sekarang ini akan dengan ragu menolak bahwa mereka telah menjadi duniawi. Mayori-tas dari anggota kita akan menyatakan jaminan penuh bahwa mereka tidak akan meninggalkan iman mereka, sekalipun dihadang oleh ke-matian. Namun kita baru saja membaca bahwa mereka AKAN ME-NYERAH! Apakah artinya ini? Ini berarti bahwa sebagian TERBESAR dari anggota kita terperangkap di dalam KEDUNIAWIAN dan bah-kan tidak menyadarinya. Mereka memanjakan diri di dalam kom- promi yang berbahaya dan mengira bahwa itu sama sekali tidak berbahaya dan dapat diterima. Mereka telah begitu dibutakan se-hingga mereka tidak dapat mengetahui perkara-perkara duniawi yang sedang mereka lakukan. Mengapa mereka tidak dapat melihat keterlibatan mereka de-ngan dunia? Karena penurunan standar-standar terjadi begitu per-lahan sehingga tidak seorangpun menyadari apa yang sedang terjadi. Rencana si iblis bukanlah untuk menjadikan gereja tiba-tiba meninggalkan kedudukan sejarahnya terhadap daging dan dunia. Ia terlalu amat pandai untuk mengira bahwa kita akan membuat suatu pengumuman terbuka bahwa tidak-apa-apa pergi ke bioskop, meng-gunakan make-up dan perhiasan, atau minum kopi dan teh. Namun Setan mengetahui bagaimana cara kerja pikiran di ba-wah daya sugesti dan asosiasi. Dengan kesabaran yang tak terbatas ia memperkenalkan gambar-gambar, kata-kata, gagasan-gagasan, dan praktek-praktek yang tidak dapat dikutuk secara adanya. Kenya-taannya, banyak dari sarana-sarana Setan “yang tidak berbahaya” bu- kan saja sangat dihormati di kalangan manusia, melainkan juga seba-gian memiliki kualitas dan ciri-ciri yang patut dipuji. Satu contoh yang sempurna dari sarana seperti itu adalah TELEVISI. Dan berapa ba- nyak dari antara kita yang telah mendengar pendapat-pendapat yang meyakinkan untuk acara-acara berita yang baik, dokumenter, dan acara keagamaan. Tidak seorangpun dapat mengatakan bahwa tele-visi di ruang keluarga adalah sesuatu yang jahat. Sarana itu sendiri adalah satu perabotan yang bagus dan sumber informasi yang baik. Kemudian mulailah proses yang amat bagus dari serangan psi-kologis di mana Setan tidak ditinggikan. Dengan amat perlahan ke-mampuan membedakan ditumpulkan oleh kilasan-kilasan dan potong-an-potongan komedi yang tak menentu, kekerasan, dll. Pikiran me-nyesuaikan dengan tingkat masukan yang baru, dan hampir tanpa 20 disadari mulai bertoleransi terhadap kualitas pemandangan dan bunyi yang berubah-ubah. Dua pernyataan ilham akan menolong kita melihat bagaimana pekerjaan musuh berkembang: “Setan akan memulai memasukkan dirinya melalui anak- anak baji kecil, yang menjadi semakin melebar setelah semakin masuk ke dalam. Sarana-sarana Setan yang tampak bagus akan dibawa masuk ke dalam pekerjaan khusus Tuhan pada masa ki-ni.” Selected Messages, Buku 2, hlm. 21. “Pekerjaan musuh bukanlah tiba-tiba... Ini adalah suatu pe- rusakan rahasia terhadap benteng-benteng prinsip. Ini dimulai dengan perkara-perkara yang tampaknya kecil.” Patriarchs and Prophets, hlm. 718. Betapa pentingnya mengenali arah ke mana kita dibawa oleh suatu pengaruh tertentu. Cara seekor burung puyuh terperangkap memberi gambaran tentang taktik Setan. Biji gandum diletakkan bebe-rapa kaki jauhnya dari tempat di mana sebuah perangkap dipicu untuk memerangkap si burung puyuh. Pertama-tama, burung itu akan men-dekati biji yang menarik dengan keraguan yang tampak nyata, namun karena tidak tampak ada bahaya dalam pemandangan mereka, maka rasa takut itu diabaikan. Hari berikutnya, biji gandum diletakkan sedikit lebih dekat de-ngan perangkap, dan burung itu semakin tidak waspada dengan biji-biji yang tersebar. Hari demi hari, biji-biji itu diletakkan sedikit lebih de-kat kepada perangkap, hingga si burung puyuh benar-benar percaya diri bahwa tidak ada bahaya dengan gandum yang lezat itu. Kemudi-an, tentu saja, biji gandum diletakkan di dalam perangkap, dan burung itu tetap datang. Tanpa perasaan waspada, burung itu percaya bahwa makanan yang baik itu tetap baik, dan pesta yang aman tetap aman. Kemudian perangkap itu tertutup. Saya tidak mengatakan bahwa burung puyuh itu harus berhenti makan gandum ataupun orang Kristen harus menghentikan semua kegiatan-kegiatan yang baik. Intinya adalah bahwa kita harus cukup waspada untuk mempertimbangkan arah ke mana kita digiring dan mau meninggalkan bahkan perkara-perkara “yang baik” jikalau itu akan membawa kita ke arah yang berbahaya secara rohani. Dapatkah perkara-perkara yang baik menggiring ke arah yang salah? Sesungguhnya dapat. Orang-orang Kristen digiring untuk me-ninggalkan standar-standar mereka yang tinggi setahap demi seta-hap, seringkali melalui suatu proses yang tampaknya sama sekali tidak berbahaya. Inilah caranya bagaimana kompromi selalu masuk menyelinap ke dalam gereja. Setan memperkenalkan suatu kegiatan yang hanya 21 sedikit meragukan. Sesungguhnya, mungkin sangat sulit mengatakan secara tepat mengapa kegiatan itu tidak baik. Dan karena pembelok-annya adalah sedemikian halus tidak seorangpun benar-benar ingin mempermasalahkannya. Beberapa anggota gereja yang setia merasa tidak nyaman tentang masalah itu, namun mereka enggan untuk me-ngatakan apapun karena takut dikatakan fanatik. Mereka memutus- kan untuk menunggu hingga ada masalah yang lebih besar sebelum mereka menyatakan pendirian mereka. Sayangnya, tidak akan pernah ada masalah yang lebih besar. Iblis memastikan bahwa seluruh langkah kompromi adalah langkah yang amat kecil. Ia mengetahui bahwa hampir tidak akan ada orang yang memiliki keberanian untuk menyatakan keberatan terus menerus terhadap tingkat pergeseran yang amat kecil. Pada suatu waktu, perkataan iblis yang paling disukai adalah, “Semua orang melakukannya.” Meskipun orang-orang muda masih sesekali menggunakan perkataan ini, satu istilah baru disebarkan un-tuk membenarkan kompromi kepada dunia: “Sedikit saja tidak apa- apa.” Gaun yang dikenakan sedikit agak pendek. Minuman mengan- dung sedikit kafein. Acara televisi menunjukkan sedikit kekerasan. Cincin kawin hanya kecil saja, dan kosmetik menambah hanya sedi- kit warna. Kita dapat melanjutkan terus. Tampaknya kita tidak belajar dari Lot ketika ia meninggalkan ko-ta Sodom. Sebagian anggota keluarganya menolak untuk meninggal-kan kota yang terkutuk itu. Ia telah kehilangan segala yang dimilikinya dengan memilih hidup di dalam lingkungan yang jahat itu—rumahnya, kekayaannya, dan putri-putrinya yang cantik. Namun ketika malaikat-malaikat itu mendesaknya untuk melarikan diri ke pegunungan, ia me-mohon izin untuk pergi ke kota lain! Dan alasannya adalah,“Bukankah kota itu kecil?” Kejadian 19:20. Bagaimana mungkin ia melakukan itu? Tentulah Lot telah bela-jar bahwa kota-kota itu hampir membinasakannya. Sejak hari ia “me- masang kemahnya ke arah Sodom” keluarganya telah menapak sedi- kit demi sedikit hampir tanpa disadari ke arah keterlibatan dengan ma-syarakat yang telah rusak di dalam kota. Sedikit demi sedikit perubah-an terjadi dari kenetralan di perbatasan menuju keterlibatan sebagian demi sebagian. Ketika Lot memohon untuk tinggal di kota lain, ia menunjukkan secara dramatis betapa KOMPROMI perlahan-lahan dapat membu- takan indera dan membelokkan penilaian. Berapa banyakkah di dalam gereja modern yang telah menan-capkan kemah mereka ke arah Sodom?Berapa banyakkah yang telah mengambil langkah pertama yang mudah dan cukup beralasan menu-ju kompromi? Dan berapa banyakkah saudara-saudara Kristen yang 22 merasa tidak nyaman tentang itu namun tidak memiliki keberanian un-tuk membunyikan sebuah peringatan? Kemudian, apakah yang terja-di? Orang-orang Kristen yang telah menjadi tidak peka itu mulai membela keterhanyutan pelan-pelan dari standar-standar yang semakin menurun dengan argumen yang sama, “Bukankah kota itu kecil?” Bukankah ini menjelaskan bagaimana KEDUNIAWIAN telah menyelinap perlahan-lahan bahkan ke dalam gereja yang sisa? Seba-gai contoh: Bagaimanakah kekejian rok mini menjadi suatu peman- dangan yang biasa di dalam gereja-gereja MAHK pada hari Sabat pagi? Saudari White menjelaskan bagaimana itu terjadi dengan rok-rok bergelung-gelung di generasi lainnya, dan anda dapat melihat bagaimana Setan menggunakan kehalusan yang sama untuk mem-perkenalkan rok mini. “Kuasa TELADAN adalah besar. Saudari A datang dengan mengenakan rok bergelung kecil. Saudari B berkata: Tidaklah le-bih buruk kalau saya menggunakan gelung-gelung daripada Sau-dari A,dan ia mengenakan roh bergelung yang sedikit lebih lebar. Saudari C meniru teladan dari Saudari A dan B, dan mengenakan gelung-gelung yang sedikit lebih lebar daripada A dan B, namun semuanya mengatakan bahwa gelung-gelung mereka itu adalah kecil.” Testimonies for the Church, Vol. 1, hlm. 278. Apakah ini kedengaran akrab? Gadis-gadis dan wanita-wanita di gereja yang sisa perlahan-lahan mulai menaikkan garis-garis keliman rok mereka. Jika rok setinggi lutut itu baik, lalu apa salahnya dengan setengah inci di atas lutut? Jikalau masih sopan setengah inci di atas lutut, lalu bagaimana mungkin naik setengah inci lagi menjadikannya tidak sopan? Mengapa sangat sedikit keberatan disampaikan tentang hal ini? Karena setiap tahapan proses peragian adalah terlalu kecil untuk da-pat menghidupkan tanda peringatan. Bahkan penatalayanan pun bah-kan tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Banyak yang berani berbicara keras, namun mereka dengan segera dibungkamkan oleh tuduhan-tuduhan bahwa mereka mempunyai pikiran jahat. SANGAT SEDIKIT yang terus meniupkan serunai peringatan ter-hadap pelanggaran kesopan yang semakin berkembang. Bagaimanakah kita dapat menjelaskan selimut kebungkaman yang seringkali mengikuti masuknya arus duniawi yang semakin besar ini? Tampaknya banyak berakar di dalam ketakutan untuk menying-gung perasaan. “Saya melihat bahwa pribadi-pribadi akan bangkit MELA- WAN kesaksian-kesaksian yang gamblang. Itu tidak sesuai de-ngan perasaan-perasaan alamiah mereka. Mereka akan memilih untuk memiliki perkara-perkara yang halus dikatakan kepada me- 23 reka, dan damai diserukan di telinga mereka. Saya memandang gereja di dalam suatu keadaan yang LEBIH BERBAHAYA daripa-da yang pernah ada sebelumnya. AGAMA PENGALAMAN HANYA SEDIKIT DIKENAL ORANG. PENGGONCANGAN HARUS SEGERA TERJADI UNTUK MEMURNIKAN GEREJA. “Para pengkhotbah hendaknya tidak keberatan untuk me-nyampaikan kebenaran sebagaimana terdapat di dalam Firman Tuhan. Biarlah kebenaran itu tampak. Saya telah ditunjukkan me-ngapa PARA PENDETA tidak memiliki lebih banyak keberhasilan, adalah karena mereka TAKUT menyakiti perasaan, TAKUT diang-gap tidak sopan, dan mereka MENURUNKAN STANDAR KEBE-NARAN DAN MENYEMBUNYIKANNYA BILA PERLU TENTANG KEKHASAN IMAN KITA. Saya melihat bahwa Tuhan tidak dapat membuat yang demikian menjadi berhasil. Kebenaran haruslah dijadikan tajam, dan pentingnya suatu keputusan didesakkan. Dan ketika GEMBALA-GEMBALA PALSU itu berseru, Damai, dan mengkhotbahkan perkara-perkara yang halus, hamba-hamba Tuhan harus berseru keras-keras dan jangan ditahan-tahankan, dan membiarkan hasilnya kepada Tuhan.” Spiritual Gifts, Vol. II, hlm. 284-285. “Ada sebagian orang yang mengelak dari kesaksian yang hidup. Kebenaran-kebenaran yang tajam tidak boleh dihindari. Diperlukan disamping teori untuk menjangkau hati saat ini. Di-perlukan kesaksian yang mengejutkan untuk memperingatkan dan membangkitkan; yang akan mengaduk tawanan-tawanan musuh, dan kemudian jiwa-jiwa yang jujur akan dituntun untuk membuat keputusan bagi kebenaran. Telah ada, dan masih ada, di dalam sebagian orang, suatu kecondongan agar segala sesu-atu berjalan dengan sangat halus. Mereka tidak melihat perlunya kesaksian yang langsung. “Dosa-dosa ada di dalam gereja, dan Tuhan membenci itu, namun mereka hampir tidak pernah disentuh karen takut membu-at musuh. PERLAWANAN TELAH MUNCUL DI DALAM GEREJA TERHADAP KESAKSIAN YANG GAMBLANG. Sebagian orang mungkin tidak akan tahan terhadapnya. Mereka mengharapkan perkara-perkara yang halus dikatakan kepada mereka. Jikalau ke-salahan-kesalahan pribadi disentuh, mereka mengeluhkan keke-jaman,dan bersimpati dengan orang-orang yang bersalah...Ketika gereja berpaling dari Tuhan mereka menolak kesaksian yang gamblang, dan mengeluhkan kekejaman dan kekasaran. Ini ada-lah bukti yang menyedihkan dari keadaan gereja yang suam-suam kuku.” Spiritual Gifts, Vol. II, hlm. 283-284. 24 Kebutuhan yang besar saat ini adalah pendeta-pendeta yang berani yang akan berbicara dengan keras tentang yang benar dan yang salah. Pendeta yang benar-benar mengasihi kawanan domba- nya dan Tuhannya tidak akan ragu-ragu untuk menyebut dosa dengan nama yang sebenarnya di dalam setiap perkataannya. Khotbah yang langsung apa adanya, yang menimbulkan keprihatinan terhadap per-buatan yang salah, adalah pernyataan yang paling tulus dari kasih yang sejati. Orang-orang seperti ini akan menangis banyak demi ka-wanannya dan dengan kawanannya, namun mereka tidak akan mena-hankan pekabaran yang dapat menyembuhkan dan memulihkan. Dietrich Bonhoeffer di dalam bukunya Life Together membuat pernyataan yang penting ini: “Tidak ada yang lebih kejam daripada kelembutan yang menyerahkan seseorang kepada dosanya.Tidak ada yang lebih panjang sabar daripada teguran keras yang me-manggil seorang saudara untuk kembali dari jalan dosanya.” Se- buah alinea dari buku Patriarch and Prophets (Pada Nabi dan Bapa) telah mempengaruhi pelayanan saya sendiri lebih daripada hal-hal la-innya yang saya baca selain Alkitab. Pekabarannya yang khidmat te-lah membakar di dalam jiwa saya dari sejak pertama kali saya mem-bacanya segera setelah diurapi. Ini juga berlaku bagi para orangtua dan para pendeta. Maka, bagi saya ini memiliki dampak ganda. “Mereka yang memiliki terlalu sedikit keberanian untuk me- negur kesalahan, atau yang melalui kelambanan atau kekurang-berminatan-nya TIDAK MELAKUKAN USAHA YANG TULUS UN- TUK MEMURNIKAN KELUARGA ATAU GEREJA TUHAN, DITUN- TUT BERTANGGUNG JAWAB BAGI KEJAHATAN YANG DAPAT MENJADI AKIBAT DARI PENGABAIAN KEWAJIBAN. Kita sama bertanggung jawab bagi kejahatan-kejahatan yang mungkin kita periksa pada orang lain dengan melakukan kewajiban sebagai orangtua atau wewenang sebagai pendeta, seolah-olah tindakan-tindakan itu adalah milik kita.” Patriarchs and Prophets, hlm. 578. Jangan lewatkan inti dari pernyataan itu. Jikalau saya takut me-niupkan serunai dan memperingatkan umat Tuhan terhadap bahaya rohani yang semakin mendekat, dan mereka digiring ke dalam dosa sebagai akibatnya, maka saya dituntut bertanggung jawab atas dosa-dosa itu seolah-olah itu adalah perbuatan kita. Saya tidak mau ber-tanggung jawab bagi dosa-dosa orang lain. Itulah satu alasan saya mengapa saya menuliskan buku ini. Terlalu sedikit yang mendengar-kan tentang taktik-taktik tersembunyi dari musuh besar kita untuk menghancurkan kekuatan gereja saat ini. Satu-satunya jalan bagi kita untuk menghentikan gangguan ke-duniawian ini adalah membuat suatu garis batas, dan berdiri di situ. Penggerogotan terhadap standar-standar kita akan berlanjut terus 25 hingga kita mengerahkan keberanian kita untuk melawan kompromi yang pertama. Nyonya White mengatakan, “Jarak SEMAKIN MELE- BAR antara Kristus dan umatNya, dan SEMAKIN MENYEMPIT ANTARA MEREKA DAN DUNIA.” Spiritual Gifts, Vol. IV, hlm. 68. Lagi ia menulis: “Satu-satunya keamanan kita adalah berdiri seba-gai umat Tuhan yang istimewa. Kita tidak boleh menyerah satu inci pun kepada KEBIASAAN DAN GAYA ZAMAN YANG SEMA- KIN MENURUN INI, melainkan berdiri di dalam ketidakbergan-tungan moral, tidak berkompromi dengan praktek-prakteknya yang penuh berhala dan rusak.” Testimonies for the Church, Vol. 5, hlm. 78. Tujuan kita di dalam bab-bab berikutnya adalah mempelajari wi-layah-wilayah yang luas dari standar-standar Kekristenan yang telah dijadikan pusat perhatian khusus oleh Setan dalam rencananya bagi kompromi secara perlahan-lahan. 26 APAKAH KETELANJANGAN ITU SOPAN? Pertanyaan tentang pakaian barangkali telah menjadi wilayah yang paling peka dalam menarik garis batas atas dasar prinsip Alkitab. Per-bedaan pendapat terhadap definisi istilah telah menakutkan banyak pendeta untuk tidak membahas perkara ini. Apakah kesopanan dan ketidaksopanan itu? Pembicara-pembicara gereja yang prihatin lain-nya telah menjadi susah hati oleh tuntutan-tuntutan penuh kemarahan dari kalangan liberal bahwa pengeritik pakaian itu sediri adalah terob-sesi oleh pikiran-pikiran jahat. Sebagian bahkan telah membuat kesalahan dalam penerapan tentang pembenaran oleh iman dan telah mengambil posisi bahwa se-tiap perbincangan tentang perilaku lahiriah adalah penyangkalan lega-lis terhadap pembenaran yang telah dikaruniakan oleh Kristus. Apakah perkara ini pantas mendapatkan pengamatan-penga-matan khusus? Apakah ini telah ditekankan secara berlebihan? Bera-pa banyakkah buku telah dikeluarkan oleh gereja kita yang menekan-kan perkara ini? Tidak ada seorangpun yang dapat mengatakan bah-wa itu telah terlalu dilebih-lebihkan.Hampir tidak ada suatu traktat atau leaflet yang menyampaikan masalah ini, dan sedikit buku-buku kita memberikan pengakuan yang menghargainya sebagai suatu masalah kerohanian. Apakah ini suatu masalah kerohanian? Dengarkanlah pernyata-an ini dari Testimonies for the Church, Vol. 4, hlm. 647: “MODE PA- KAIAN ADALAH MERUSAK INTELEK DAN MEMAKAN HABIS KE- ROHANIAN UMAT KITA. Penurutan kepada gaya berpakaian se-dang meliputi gereja-gereja MAHK, dan berbuat lebih banyak di-bandingkan kuasa lain apapun untuk memisahkan umat kita dari Tuhan.” Jikalau ini dikatakan sebagai masalah berpakaian sejak lebih dari seratus tahun yang lalu, apakah yang dapat dikatakan tentang hal ini di zaman uniseks, bikini dan topless ini? Meskipun rok mini datang dan pergi di panggung gaya busana, akan selalu ada unsur ketelanjangan di dalam gaya-gaya yang ada yang perlu diketahui sebagai sesuatu yang tidak sopan dan tidak Kris-tiani. Kecuali ada orang yang berdalih dengan kata “kesopanan”, mari- lah kita tidak mencoba mendefinisikannya secara tepat di sini. Namun tidak akan ada perdebatan tentang kenyataan bahwa segala sesuatu yang dapat menyakiti sesama Kristen adalah salah. Dan tentulah se-gala jenis pakaian yang menyebabkan saudara pria kita berbuat dosa haruslah dikelompokkan sebagai yang salah. 27 Lalu marilah kita cukup jujur untuk mengakui bahwa tubuh ma-nusia yang terbuka adalah sangat mampu memicu dosa baik dalam pikiran maupun tindakan. Terlalu banyak yang telah dilakukan dengan keluguan terhadap masalah ketelanjangan yang semakin menjamur. Inilah saatnya untuk berbicara secara terang-terangan sehingga baik pria maupun wanita memahami sifat sesungguhnya dari kejahatan ini. Ann Landers menerbitkan surat ini di dalam kolomnya pada sa-at puncak demam rok mini beberapa tahun yang lalu: “Ann Landers Yang Terhormat, “Ini adalah sebuah pesan dari seorang pria tua yang kotor—usia 22 tahun. Saya adalah mahasiswa tingkat tiga sebuah perguruan ting-gi dan sudut pandang yang saya sampaikan di sini mencerminkan pe-mikiran banyak lelaki. Tidak ada yang begitu menggelikan seperti se-orang gadis mengenakan rok mini setinggi paha, duduk di sebuah kur-si atau sofa, menarik-narik roknya, berusaha menariknya turun untuk menutupi status kehormatannya. Wajahnya memerah dan bertanya dengan mata sebesar alas cangkir, “Apakah duduk saya sudah baik?” Atau, “Apakah ada yang kelihatan?” “Jikalau mereka tidak ingin menunjukkan apapun, mengapa me-reka tidak membeli rok dengan lebih banyak bahan? Lebih dari sekali saya mendapatkan pandangan marah karena saya ketahuan meme-lototi. “Tolong katakan kepada Si Pura-pura Besar itu yang berpura- pura bahwa cemoohan menjauh daripadanya. Alasan mengapa mere-ka keluar setengah telanjang adalah karena mereka ingin mencipta-kan sedikit kegelisahan. Katakan kepada mereka bahwa tindakan itu seharusnya dibatalkan ketika mereka menerima garis batas yang me-ninggi dan berkata „menuju Kekosongan? secara sopan.” Banyak wanita telah mengabaikan kritik tentang rok pendek me-reka dengan menyalahkan segala sesuatunya pada pria tua yang ko-tor dengan pikiran-pikiran jahat mereka. Namun apakah itu kesalahan yang mendasar? Beberapa bulan yang lalu saya menerima sebuah panggilan telepon ketika sedang mengadakan rangkaian penginjilan di negara bagian Texas. Seorang tukang potong rambut yang mende-ngarkan acara radio harian saya ingin mengadakan wawancara priba-di di ruang penginapan saya. Sebagai seorang penganut Katolik ia merasa tidak bebas untuk menghadiri pelayanan umum tersebut, na-mun ia menyatakan di dalam telepon bahwa ia sangat memerlukan nasihat rohani. Pria ini ternyata adalah seorang lelaki Kristen yang baik. Ia me-ngatakan keinginan besarnya untuk diselamatkan dan menghidupkan suatu kehidupan yang saleh. Kemudian ia membukakan masalahnya. Wanita-wanita dengan mengenakan rok mini masuk ke dalam salon- 28 nya hari demi hari. Ia berdoa dan bergumul agar pikirannya tetap mur-ni. Dengan penuh air mata ia bertanya kepada saya, “Apakah Tuhan akan membinasakan saya karena saya tidak selalu dapat memelihara akan pikiran saya bersih dan kudus? Tolong katakan apa yang harus saya lakukan. Saya ingin selamat dan saya ingin menjaga agar pikiran saya tertuju kepada Tuhan, namun bagaimanakah mungkin saya me-lakukannya dengan wanita-wanita berpakaian sebagian di hadapan mata saya? Saya kasihan kepada tukang potong rambut ini. Ia sedang ber-tempur dengan masalah yang sama yang harus dihadapi oleh setiap pria dan pemuda Kristen. Ini tidak hanya berlaku bagi “pria tua yang kotor.”Setiap pria,wanita, dan anak-anak di dunia memiliki sifat daging dari sejak lahir. Namun pria bergumul untuk menjaga agar pikiran te-tap lurus didasarkan lebih dari sekedar sifat daging. Ini berakar dari kenyataan bahwa Tuhan menciptakan pria dengan rancangan sek- sual yang sama sekali berbeda dengan wanita. Tuhan menjadikan pria pada mulanya dengan sifat seksual yang amat peka sehingga dapat dengan mudah dibangkitkan me-lalui PANDANGAN atas ketelanjangan wanita. Di lain pihak, wani-ta diciptakan dengan sifat seksual yang tidak begitu mudah di-bangkitkan, khususnya melalui PANDANGAN. Ia dijadikan lebih memberi tanggapan terhadap sentuhan dan kelembutan. Seksualitas-nya yang lebih halus dapat dibangkitkan melalui perhatian fisik yang terlibat dalam pertalian suami istri. Tuhan memberikan pria dengan sifat seks yang emosional de-ngan tujuan menjadikan perkawinan lebih menyenangkan dan baha-gia. Suami hendaklah yang lebih agresif di dalam hubungan. Di dalam rencana Tuhan yang indah, instink seks dari suami dan istri dapat di-bangkitkan secara sah. Namun ingatlah ini: Tuhan tidak pernah ber- maksud bahwa emosi seks pria dirangsang di luar kamar perni-kahan. Dan untuk melindunginya, Tuhan meletakkan di dalam wanita suatu sikap hati-hati kesopanan yang halus, sehingga ia tidak akan memamerkan tubuhnya kecuali kepada suaminya sendiri. Rencana itu sempurna, namun itu telah dirusakkan di satu wila-yah. Setan telah berhasil menghancurkan hingga taraf yang besar ke-sopanan yang sudah menjadi pembawaannya, yang dengannya Sang Pencipta mengaruniakan kewanitaannya. Di bawah kutukan pelang-garan yang semakin berkembang, WANITA TELAH MELEMPARKAN BATASAN-BATASAN MORAL. Ketelanjangan yang tanpa malu- malu atau pakaian setengah telanjang yang provokatif telah men-jadi norma gaya berpakaian yang diterima. Di setiap sisi, orang Kristen, dan bukan Kristen, dipaksa untuk melihat pemandangan 29 ketelanjangan yang sama sekali asing dalam rencana mula-mula Sang Pencipta. Apakah yang telah menjadi akibat dari keteraturan segala sesu-atu yang telah dibelokkan? Ini telah menghasilkan suatu masyara- kat yang telah dirasuki oleh seks yang kualitas-kualitas moralnya sama dengan zaman pra-Air Bah. Yesus berkata, “Sebab sebagai- mana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada ke-datangan Anak Manusia.” Matius 24:37. Dan bagaimanakah keadaan di zaman Nuh yang akan diulang di akhir zaman? Kejadian 6:5 me- ngatakan bahwa, “segala kecenderungan hatinya selalu membu- ahkan kejahatan semata-mata.” Kita hanya perlu melihat keadaan yang menyedihkan dari media hiburan dan komunikasi saat ini untuk mengetahui betapa nubuat- an ini telah digenapi sepenuhnya.Pornografi telah dilegalkan. Sa- luran-saluran televisi disesaki oleh seks yang cabul, baik secara terbuka maupun tersamar. Dunia iklan, dan bahkan komentar be-rita harian, diperciki dengan keprofanan dan perkataan ganda yang mengarah. Imajinasi manusia modern tampaknya terobsesi dengan topik seks, seringkali menyimpang dan berbelok. Homo-seksualitas bukan saja menerima keberadaan penuh toleransi yang diinginkannya, melainkan telah memperoleh pengakuan oleh mayoritas psikiatri sebagai perilaku seks yang normal. Dan bagaimanakah dengan orang-orang Kristen yang dikelilingi oleh penghargaan kepada daging ini? Sayangnya, ini tidak ditinggal-kan di luar pintu-pintu gereja. PERLAHAN-LAHAN DUNIA MASUK KE DALAM GEREJA YANG SISA. Sedikit demi sedikit PEMAN- DANGAN LUTUT DAN PAHA bahkan di dalam bait suci mulai DI- TOLERANSI. Rasa kemarahan menghilang SEMENTARA KITA MENJADI BIASA DENGAN PAMERAN MINGGUAN TERSEBUT. Bagaimanakah dengan pria-pria Kristen yang sifat seks alamiah-nya adalah begitu mudah dipengaruhi oleh ketelanjangan? Apakah mereka menanggapi rangsangan luar itu dengan memikirkan pikiran jahat dan melakukan perzinahan mental? Melalui kasih karunia Tuhan orang-orang Kristen yang sejati dapat memegang kemenangan, bah-kan terhadap kuasa imajinasi hati. Melalui penyerahan dan doa seti- ap orang dapat menuntut kuasa pikiran yang murni, namun gaya berpakaian menjadikannya sebuah pergumulan yang lebih berat. Yesus menjelaskan bahwa pria lebih mudah digiring ke dalam pemikiran yang salah. Ia berkata, “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah de-ngan dia di dalam hatinya. Matius 5:27, 28. 30 Dan apakah yang dapat dikatakan tentang wanita yang menge-nakan pakaian sedemikian sehingga mereka merangsang pemikiran seperti ini? Mereka sama bersalahnya di mata Tuhan. Dengan alasan inilah tidak ada wanita Kristen yang sejati, yang memahami akibat dari perbuatan seperti itu, akan mengenakan pakaian yang terbuka yang menciptakan nafsu-nafsu yang haram tersebut. Sementara rok sema-kin naik inci demi inci di atas lutut, iklim dosa diciptakan. Bagi lelaki daging, yang tidak memiliki kuasa Injil di dalam kehidupannya, tidak ada kesempatan apapun untuk menahan pencobaan ini. Setiap rok mini adalah bahan bakar yang memicu pikiran untuk memikirkan per-kara-perkara yang paling rendah yang dapat dipikirkan sifat daging. WANITA KRISTEN SEHARUSNYA TIDAK BOLEH TERLIBAT DA- LAM DAYA PIKAT SEPERTI INI. Sesungguhnya, hukum terbesar kedua Yesus akan dilanggar dengan perbuatan seperti itu. Kristus berkata, “Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.”Bagaimanakah mungkin seorang wanita me- ngenakan pakaian yang dirancang untuk menyebabkan suami te-tangganya melakukan perzinahan mental, dan tidak bersalah me-langgar hukum kasih?Akankah ia mengasihi sesamanya seperti diri-nya sendiri jikalau ia dengan sengaja melakukan sesuatu yang me-nyebabkan suami tetangganya melakukan dosa terhadap istri dan ter-hadap Tuhannya? Di sini kita berbicara tentang tindakan-tindakan yang menyebab-kan orang lain berdosa. Masalah-masalah moral terlibat secara lang-sung di sini. Kita dinasihatkan untuk menutup setiap pintu pencobaan. “Teladan dan pengaruh kita haruslah menjadi suatu kuasa di sisi reformasi. Kita harus berhenti dari setiap praktek yang akan menumpulkan hati nurani atau mendorong pencobaan. Kita tidak boleh membuka pintu yang akan memberikan Setan jalan masuk kepada pikiran seorang manusia yang dibentuk di dalam citra Allah.” Testimonies for the Church, Vol. 5, hlm. 360. Karena reaksi wanita terhadap ketelanjangan adalah begitu ber-beda dengan pria, WANITA SERINGKALI MENGECILKAN ARTI MASALAH KEROHANIAN YANG SEDANG KITA BICARAKAN DI SINI. Terlalu sering sikap mereka adalah bahwa pria seharusnya menggunakan lebih banyak kuasa menguasai diri dan mengalahkan citra-citra mental mereka. Mereka sama sekali gagal memahami per-bedaan penting yang Tuhan Sendiri letakkan di dalam sifat pria. Sifat alamiah tidak dapat dibalik oleh usaha atau ketetapan manusia. Ini dapat dikontrol melalui komitmen Kristen sepenuhnya, namun wanita Kristen harus bekerja sama dalam menutup setiap pintu jiwa menuju pencobaan. 31 “Satu-satunya keamanan kita adalah dilindungi oleh perisai kasih karunia Tuhan setiap saat, dan tidak mengenakan mata ro-hani kita sendiri sehingga kita akan menyebut kejahatan sebagai kebaikan, atau kebaikan sebagai kejahatan. Tanpa keraguan atau penolakan, kita harus menutup dan menjaga jalan-jalan masuk ji-wa terhadap kejahatan. Dibutuhkan usaha untuk memelihara ke-hidupan kekal. Hanyalah melalui usaha-usaha yang penuh kete-kunan dan panjang, disiplin yang ketat, dan pertentangan yang kencang, maka kita akan menjadi pemenang-pemenang.” Testi- monies for the Church, vol. 3, hlm. 324. Barangkali kita dapat memahami secara lebih baik tentang cara Setan beroperasi saat ini jikalau kita mengingat beberapa manuver kunonya di masa lalu.Dalam 1 Korintus 10 kita membaca bahwa pe- ngalaman bangsa Israel kuno dituliskan untuk memberikan kita nasi-hat dan teladan. Disebutkan ketika mereka meninggalkan Mesir, me-lakukan perjalanan di padang belantara, dan masuk ke tanah perjan-jian. Ada kesejajaran langsung antara umat Tuhan pada masa itu dan umat Tuhan masa kini. Kita tidak dapat mengabaikan kenyataan bahwa serangan tera-khir atau serangan menang atau kalah dari Setan terhadap Israel ada-lah menghalangi mereka agar tidak masuk ke tanah pernjanjian meli-batkan pertemuan haram di Baalpeor. Wanita Moab kafir yang tidak bermoral merubungi kemah-kemah Israel dengan kebebasan penuh sukaria dan menyebabkan ribuan pria Israel jatuh ke dalam dosa. Tuhan menggambarkan kejadian itu sebagai berikut: “Sebab mereka telah melawan kamu dengan daya upaya yang dirancang mereka ter-hadap kamu dalam hal Peor." Bilangan 25:18. Bukankah ada kesejajaran yang mengherankan dengan cara Setan berusah menghalangi Israel modern agar tidak memasuki Ka-naan surgawi? MELALUI TIPU MUSLIHAT KEBEBASAN SEKS YANG DIDORONG OLEH KETELANJANGAN YANG TIDAK TAHU MALU, USAHA TERAKHIR TELAH DILUNCURKAN UNTUK MEM- BELOKKAN INTEGRITAS MORAL GEREJA YANG SISA. Di dalam bala penghakiman yang menyapu kemah bangsa Israel, 24.000 ORANG MATI—24.000 PRIA yang dikuasai oleh kecantikan eksotis dari wanita-wanita pemikat, dan kehilangan kesempatan istimewa untuk memasuki tanah perjanjian. Berapa ribu orangkah umat Tuhan hari ini yang akan dipikat dan dibinasakan oleh pengulangan dari hafsu daging seperti itu? Paulus, setelah menceritakan kembali peristiwa tragis di Baalpeor menyeru-kan: “Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan ditulis-kan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba. Sebab itu siapa yang menyangka, bah- 32 wa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!” I Korintus 10:11, 12. Tidak ada seorang pria atau wanitapun yang dapat menyom-bongkan diri dengan kekuatan besar terhadap keglamoran yang me-resap dari zaman duniawi ini. Sama seperti indera kita diperangkap oleh kecantikan Moab yang menyerbu ke dalam kemah bangsa Israel, demikianlah rumah-rumah Israel modern diserbu oleh pikatan yang gemerlapan dari ketelanjangan dan kedagingan di dalam TELEVISI yang penuh warna. BANYAK orang yang mengira me-reka dapat bertahan ternyata telah berkompromi dan bahkan ti-dak menyadarinya. Parade tanpa pakaian dari gaya dan busana terakhir juga te- lah memecahkan pertahanan rohani banyak orang di dalam gereja. Hanya waktu dan kekekalan yang akan membukakan berapa banyak pikiran yang telah menyerah kepada bujuk rayu sensual dari gaya berpakaian yang tidak sopan. Kita heran apakah Baalpeor itu lebih berani dalam serangan yang disengaja terhadap moral bangsa Israel. Perhatikanlah bualan terbuka Mary Quant, si penemu rok mini. Pe- rancang mode ini menyatakan bahwa karya ciptanya adalah untuk tujuan menjadikan seks (yang haram) semakin tersedia di sore hari. Dalam sebuah wawancara ia ditanya wanita masa kini ingin menjadi seperti apa, dan ia menjawab: “Seorang makhluk seks. Ia memamerkan seksualitasnya sebagai ganti usaha malu-malu untuk menyembunyikannya. Hari ini ia berpakaian dan berkata: “Aku seksi. Aku suka lelaki. Aku menikmati kehidupan.?” Kemudi- an ia membuat pernyataan yang berani ini: pakaian-pakaian mini adalah lambang dari gadis-gadis yang ingin memikat lelaki itu.” Kita mengira bahwa bangsa Israel itu lugu dan bodoh sehingga jatuh ke dalam intrik seksual yang cerdik dari Bileam di masa lalu, na-mun apakah yang dapat kita katakan bagi RIBUAN WANITA MAHK YANG DENGAN SEMANGAT MENGENAKAN ROK MINI MEREKA mengingat pengakuan Mary Quant? Salah satu bukti awal dari penguasaan Setan adalah pencopot- an pakaian. Kita memiliki buktinya di dalam Lukas 8 di mana seorang pria yang dirasuki roh jahat dirantai di kuburan Gadara. Alkitab men-ceritakan dia sebagai, “orang itu dirasuki oleh setan-setan dan sudah lama ia tidak berpakaian.” Lukas 8:27. Kemudian setelah ia dibebas- kan dari satu legiun roh jahat, ia diceritakan sebagai “duduk di kaki Yesus; ia telah berpakaian dan sudah waras.” Ayat 35. Jelaslah tin- dakan pertamanya setelah dibebaskan dari kuasa Setan adalah me-ngenakan lagi pakaiannya. Dan implikasi yang jelas adalah bahwa HANYA ORANG-ORANG YANG TIDAK MEMILIKI PIKIRAN YANG WARAS YANG AKAN PERGI BERKELIARAN TANPA PAKAIAN. 33 Dapatkan kita menyimpulkan bahwa kegilaan massal akan ke-telanjangan barangkali disebabkan oleh kerasukan oleh iblis modern? Bukankah statistik tentang sakit mental dan emosional mendukung kesimpulan juga bahwa sejumlah besar orang-orang benar-benar se-dang tidak waras? Dan orang-orang ini saat ini sedang dieksploi-tasi oleh para promotor Holywood, penulis cabul, penganut sekte cabul, dan para perancang yang aneh. Paul Harvey, seorang penulis koran terkemuka, mengutip kebe-tulan yang mengejutkan tentang statistik kejahatan dan rok pendek. Daftar kejahatan di FBI menyatakan bahwa pemerkosaan dengan pe-maksaan meningkat tajam hampir sejajar dengan naiknya batas rok. Konsensus para pejabat penegakan hukum di 50 negara bagian me-nyetujui bahwa ada suatu hubungan antara rok mini dan kejahatan seks. Pejabat penegak hukum yang menjawab pertanyaan, “Apakah rok pendek mengundang kejahatan seks? Sebanyak 91 persen men-jawab mengiyakan. Pandangan itu disimpulkan oleh komandan divisi remaja di sebuah kota besar ketika ia mengatakan, “Beberapa keja- hatan seks diperbuat oleh pribadi-pribadi yang dibangkitkan oleh persepsi indra mereka, dan rok-rok pendek sebagian gadis dapat memicu serangan seperti itu.” Sebuah artikel koran dari Toronto, Kanada, mengakui bahwa polisi Kanada setuju dengan laporan AS: “91 persen polisi Toronto menganggap bahwa seorang wanita yang mengenakan rok mini yang terbuka akan lebih cenderung menjadi korban pemerkosaan daripada saudarinya yang lebih sopan,? seorang pembicara dari kepolisian To- ronto berkata pada hari Selasa. Sejak tahun 1964, tahun ketika rok mini diperkenalkan kepada pasar gaya busana wanita, pemerkosaan telah meningkat 68 persen di AS dan 90 persen di Inggris,” tulis The Law Officers, sebuah koran kepolisian. “Kostum yang dipendekkan tidak diragukan lagi adalah sebuah faktor di dalam pelanggaran terha-dap wanita,” kata Sersan george Gough dari Toronto Morality Squad. “Ketika seorang gadis yang mengenakan rok mini diikuti oleh seorang pria setelah ia keluar dari kendaraan umum pada malam hari, tidak ada banyak keraguan lagi tentang apa yang menarik si peng-ganggu gadis itu.” Dr. Luchenstein, seorang dokter di Penjara Tombs di Kota New York, bekerja dengan 170.000 narapidana selama periode 12 tahun. Ia mengatakan, “Yang disebut dengan kejahatan nafsu semakin me- ningkat secara mengejutkan dan akan berlanjut terus demikian... hing-ga penyebab utamanya dihilangkan. Ini, tampaknya menurut saya, adalah gaya berpakaian masa kini, yang, setidaknya, adalah tidak sopan. Pakaian yang tidak sopan memiliki pengaruh langsung 34 terhadap dorongan kejahatan, betapapun lugunya orang yang mengenakannya.” Kecuali ada yang menyimpulkan dari data ini bahwa jenis makh-luk manusia pria adalah pion atau bidak dari dorongan-dorongan yang tidak dapat dikontrol, biarlah saya segera mengatakan bahwa setiap pribadi tetap bertanggung jawab kepada Tuhan atas dasar keputusan pribadinya. Setiap orang membawa tanggung jawab atas pengadilan tertinggi dan pilihan yang disengaja, tanpa ada alasan bagi pelanggar-an akan hukum Tuhan. Pada akhirnya, kita berdiri atau jatuh bukan karena dorongan pencobaan, melainkan karena tindakan pikiran yang disengaja untuk menurut kepada kebenaran atau menolaknya.Pengaruh pakaian yang provokatif secara terus menerus menang di dalam pikiran yang tidak dibentengi oleh Roh Kudus. 35 STANDAR GANDA DIUNGKAPKAN Tidak ada pembahasan tentang pakaian yang sopan akan men-jadi lengkap tanpa menyentuh pokok persoalan yang peka tentang berenang campur. Hanya di wilayah inilah rok mini dianggap re-latif lebih sopan. Namun, di sini, kita juga menemukan bahwa wila- yah gelap di dalam standar berpakaian MAHK. Karena beberapa alasan yang aneh sangat sedikit dikatakan ataupun dituliskan tentang ketidak-konsistenan yang nyata ketika menangani orang muda kita. Sementara kita hanya mengambil posisi buku petunjuk yang lembut tentang rok mini, kita tidak menyatakan posisi yang resmi tentang sa-ma sekali tentang masalah berenang campur.Dan bahkan pandang- an-pandangan yang tidak resmi dari sebagian besar pelayan dan ang-gota tampaknya tidak memiliki hubungan yang konsisten dengan prin-sip-prinsip historis yang kita pegang sebagai sebuah gereja. Meskipun berenang adalah salah satu jenis kegiatan rekreasi yang paling halus, pakaian renang modern menutupi semakin se- dikit bagian tubuh dibandingkan dengan rok mikromini yang pa-ling hemat sekalipun. Sebenarnya, sangat sedikit tersisa bagi imaji-nasi. Jikalau kita mengutuk rok mini, jikalau kita mendukung setiap prinsip berpakaian yang sopan, betapapun janggalnya, bagaimana- kah mungkin kita dapat menyetujui pakaian mandi sebagai busa-na Kristen yang dapat diterima? Tentulah tidak ada seorangpun yang terlalu buta untuk tidak memahami ini. Orang-orang muda kita ti-dak buta, dan inilah salah satu alasan mengapa mereka tampaknya ti-dak mendengarkan lagi ketika kita berbicara kepada mereka tentang kesopanan. Mereka melihat standar ganda sedang dipraktekkan. Adalah suatu kebiasaan umum di dalam sekolah-sekolah kita memasukkan di dalam buku tahunan tentang pakaian yang sopan. Kemudian, barangkali ada banyak atau sedikit dikatakan tentang pan-jang rok,termasuk leher rendah, punggung terbuka, dan tanpa lengan. NAMUN DALAM PRAKTEKNYA, seluruh sekolah kita, kadangkala dalam masa sekolah, para murid dan guru keluar ke daerah pan-tai, dan menghabiskan waktu bermain bersama dengan pakaian yang lebih sedikit dibandingkan dengan yang dikenakan oleh PELACUR yang berjalan di sepanjang jalan-jalan kota. Sesung- guhnya, jikalau murid-murid dan guru-guru itu berjalan di jalan-jalan utama di kota kecil dengan mengenakan pakaian mandi mereka, me-reka akan ditolak masuk ke sebagian besar tempat-tempat bisnis. Me-reka akan menjadi skandal bahkan bagi masyarakat yang tidak berto-bat, dan beresiko ditangkap karena berpakaian tidak sopan. Namun demikian, kita secara buta menerima jenis pakaian ini sebagai 36 yang pantas dikenakan oleh orang-orang Kristen MAHK dalam kelompok campuran. Ironisnya adalah bahwa apa yang disebut oleh dunia sebagai tidak sopan di satu tempat, gereja akan me-nyebutnya sopan di tempat lain. Apakah ini masuk akal? Tempat tidak ada hubungannya—PRINSIPNYALAH YANG MENENTUKAN. PRINSIP MELARANG MEMAMERKAN TUBUH BERLAKU DI JA- LAN, DI PANTAI, ATAU DI PUSAT PERBELANJAAN. Jikalau anda menginginkan satu contoh yang mengejutkan ten-tang bagaimana kompromi perlahan-lahan ini telah merendahkan kita kepada tingkatan dunia di sekeliling kita, ambilah sensus tentang pan-tai-pantai umum yang paling populer di bulan Juli dan Agustus. RIBU- AN UMAT MAHK akan berbaur dengan kerumunan orang banyak yang kasar. Dan selain daripada itu, anda tidak akan menemukan cara apapun untuk membedakan mereka dari KAUM ATEIS, PE-LACUR, DAN PENCURI yang setengah berpakaian, yang sering mengunjungi wilayah itu. Semua tubuh tampak sama. Apakah tem- pat di depan samudera menjadikannya sopan untuk melepaskan pa-kaian kita? Apakah kita percaya bahwa prinsip kesopanan haruslah diberlakukan di tempat dan waktu tertentu saja? Apakah reaksi para pria kepada ketelanjangan wanita tidak meningkat selama pesta pan-tai dan berenang bersama? Saya menemukan banyak anggota kita yang telah menanyakan kepada diri mereka sendiri pertanyaan yang sama, namun karena ti-dak satupun orang lain yang tampaknya mempertanyakan kegiatan itu, mereka melanjutkan tampa mengatakan apapun. Perasaan umum tampaknya bahwa tujuan membenarkan cara dalam hal ini. Mereka memperoleh gerak badan yang baik dan bersenang-senang. Orang lain telah menganggap bahwa karena semua orang bera-da dalam keadaan tidak berpakaian yang sama, tidak seorangpun mengizinkan sebuah pikiran buruk yang besar masuk ke dalam kepa-la. Juga, mereka sudah begitu terbiasa melihat satu sama lain sete- ngah telanjang dan mereka tidak lagi memberi tanggapan terhadap-nya. Argumen-argumen ini bukan saja dangkal, melainkan juga tidak benar. Jikalau benar, maka kita akan memiliki satu alasan yang be- sar untuk bergabung dengan KOLONI KAUM TELANJANG. Keyakinan saya menentang berenang campur bertumbuh ketika saya melihat buah dari perbuatan itu. Sebagai seorang pendeta muda di Florida, tugas saya di sebuah kota pantai adalah mengawal orang muda di sebuah pesta berenang. Saya terkejut melihat bagaimana ke- sopanan menurun karena perbauran bebas antara jejaka dan ga-dis di dalam pakaian renang mereka. Kebebasan fisik terjadi, dan keakraban yang tidak pantas tampak selama pertandingan yang dimainkan baik di dalam maupun di luar air. Saya tidak akan per- 37 nah melupakan satu hal yang saya lihat pada hari itu. Saya menjadi sangat terkejut sehingga untuk pertama kalinya saya mengambil posi-si melawan berenang campur. Salah satu wanita pengawal menaiki pundak salah satu pria yang juga membantu mengawasi kegiatan itu. Wanita ini adalah salah satu pemimpin kerohanian di dalam gereja dan si pria adalah seorang diakon.Kesopanannya pada hari Sabat pagi selalu menjadi teladan. Jikalau ada angin yang mengangkat roknya bahkan sedikit menampakkan lututnya, ia akan menjadi sangat malu. Namun, saya melihat dengan keheranan ketika ia duduk di atas pundak seorang pria yang bukan suaminya, dan menyetirnya berkeli- ling di air,dengan tertawa-tawa, dan berpakaian renang yang minim. Tampaknya wanita ini tidak merasakan apapun tentang ketidak- pantasan dari apa yang dilakukannya. Sejak itu saya memutuskan bahwa ini adalah akibat dari bere-nang campur dan saya harus menunjukkan pendirian saya bahwa itu adalah SALAH. Selama tiga puluh tahun sejak hari itu, saya tidak me-lihat apapun yang telah mengubah perasaan saya terhadap pengaruh jahatnya. Beberapa waktu yang lalu, saya diminta untuk menyampaikan prinsip-prinsip berpakaian sopan ini di dalam sebuah pertemuan per-kemahan. Setelah pertemuan itu, yang telah berlangsung selama dua jam di dalam auditorium utama, lima orang muda sedang menunggu untuk berbicara dengan saya. Tiga orang gadis dan dua pemuda, se-mua seumuran mahasiswa, amat marah dengan apa yang saya kata-kan. Salah seorang gadis yang cantik, yang tampaknya berbicara me-wakili semua yang lainnya, adalah yang paling kesal. Ia berkata, “Ba- gaimana mungkin anda mengatakan bahwa berenang campur adalah salah? Kami menghabiskan seluruh waktu musim panas dengan satu kelompok bersaksi di pantai Ocean City. Kami menghabiskan sebagi-an besar waktu kami dalam pakaian mandi, memberikan pelajaran Al-kitab kepada orang muda lainnya di sepanjang jalanan pantai. Dan ini adalah Tom yang kami temui di sana, dan ia akan dibaptiskan hari Sabat depan. Bagaimanakah anda bisa mengatakan kami berbuat salah ketika kami dapat memenangkan dia bagi Kristus di pantai?” Saya menyatakan sukacita kepada pria muda yang hendak di-baptiskan itu, dan memuji mereka karena menuntunnya kepada Kris-tus. Kemudian saya bertanya kepada Tom, “Tom, ketika berteman de- ngan gadis-gadis ini di pantai dengan pakaian mandi mereka, apakah kamu pernah memiliki pikiran jahat ataupun tidak suci yang masuk ke dalam pikiranmu karena cara mereka berpakaian?” Tom menunduk- kan kepada sesaat, dan kemudian menjawab, “Ya, tentu saja.” Segera gadis-gadis itu seperti paduan suara menyatakan kekecewaan mere-ka. “Mengapa kamu tidak mengatakannya kepada kami waktu itu?” 38 salah satunya bertanya. Mereka tampaknya benar-benar kaget bahwa para pemuda itu tidak menegur mereka di pantai dan mengatakan bahwa pakaian mereka provokatif. Mereka berlalu pada hari itu sebagai wanita yang lebih bijaksa-na, namun apakah mereka serta merta meninggalkan kebiasaan me-reka berenang campur? Saya menemukan bahwa dalam sebagian besar kasus, PARA WANITA TIDAK MENGUBAH GAYA PAKAIAN MEREKA BAHKAN SETELAH MENGETAHUI BETAPA MERUSAK- NYA PENGARUH MEREKA. Dewi gaya busana adalah penguasa yang lalim, dan sangat sedikit yang cukup berserah untuk menyerah-kan pemanjaan yang mereka sayangi, khususnya ketika pakaian me-reka mendukung sifat diri mereka. Dr. Harold Shryock memberikan nasihat ini kepada pasangan muda yang sedang pacaran: “Hindarilah berenang campur. Berenang itu sendiri adalah sebuah rekreasi yang sehat. Namun ketika anggota kedua jenis berenang bersama di sana diperkenalkan suatu unsur pameran pribadi yang bagi setiap makhluk manusia yang normal, menga-rahkan pikiran ke arah ciri-ciri fisik yang khas dari jenis yang ber-lawanan. Usaha berenang campur adalah untuk menjadikan bia-sa pertimbangan tersebut, yang bagi seorang Kristen adalah ku-dus. Berenang campur cenderung menurunkan standar pribadi tentang kepantasan, menjadikan keakraban fisik tampaknya ku-rang ditolak.” The Youth’s Instructor, 19 Juli 1960. Dalam majalah Ministry edisi bulan Maret 1971, sebuah surat kepada editor diterbitkan yang layak mendapatkan perhatian luas. Su-rat itu dituliskan oleh Penatua Don Hawley, editor dari majalah Life and Health. “Dalam majalah Ministry edisi Januari 1970, salah satu pendeta kita menulis tentang masalah kesopanan. Ia menunjukkan bahwa kri-tik kita terhadap rok mini tampaknya tidak berhubungan dengan sama sekali tidak adanya perhatian kita terhadap mandi campur berlainan jenis. Ia, bersama dengan para editor, meminta orang lain menyata-kan pendapat mereka tentang masalah ini, namun itu diikuti dengan kebungkaman yang aneh. “Apakah mungkin bahwa kita mengetahui secara intuitif bahwa mandi berlainan jenis adalah tidak pantas, namun karena itu dilaku- kan secara begitu universal di dalam gereja maka yang terbaik adalah mengabaikan keadaan ini? Jikalau demikian, ini adalah sebu-ah pendekatan “kepala di dalam pasir.” Betapapun universalnya suatu ketidaksopanan, kita masih harus menjawab secara pribadi dalam penghakiman. “Barangkali ada orang-orang yang memang memiliki keyakinan, namun yang merasa bahwa tidak bijaksana secara politis menyampai- 39 kannya. Saya pernah mendengar SEORANG KETUA KONFERENS MERENDAHKAN SEORANG PENDETA TERTENTU karena „ia agak fanatik; ia tidak percaya dengan mandi bercampur jenis.? “Kita menentang pemakaian celana pendek, punggung terbuka, dan garis leher yang rendah,dan rok mini,dan menyebut orang seperti itu „setengah telanjang.? Namun jikalau orang itu beralih kepada posisi tiga perempat telanjang (yaitu mengenakan pakaian renang), maka semuanya baik-baik saja. Tampaknya jikalau kita ingin melakukan se-suatu yang cukup buruk, seperti terlibat dalam berenang campur, ma-ka hukum kesopanan dapat dilanggar untuk sementara waktu. “Hingga beberapa tahun yang lalu, seseorang yang meninggal- kan pantai umum dalam pakaian renang dan berjalan melewati satu daerah pemukiman menuju sebuah tempat perbelanjaan, akan bere-siko ditangkap karena „buka-buka yang tidak sopan.? Bukankah agak aneh bahwa apa yang diberi label oleh dunia sebagai tidak sopan, ge-reja malah menerimanya? “Di dalam sebuah konferens peraturan-peraturan berikut ini di- berlakukan selama pertemuan perkemahan: “bagi yang berenang di- mohon untuk menggunakan topi renang dan berpakaian yang pantas dan sopan menuju dan keluar dari kolam renang. Gunakan piyama mandi.? Pikirkanlah ini sesaat. Kesimpulan yang tidak terelakkan ada- lah bahwa sekali masuk ke dalam kolam renang, maka boleh saja menggunakan hanya pakaian mandi dan berpakaian tidak sopan...” Sebagian telah bertanya apakah E. G. White berbicara tentang perihal berenang campur. Menurut the White Estate, tidak ada catatan tentang nasihat seperti itu. Jelaslah bahwa mengenakan bikini dan pakaian renang yang minim bukanlah masalah di dalam aura Vik-torian pada pertengahan tahun 1800-an. Ketika saya menulis surat memintakan informasi tentang perihal ini kepada the White Estate, mereka mengirimi saya salinan dari se-buah surat yang telah dituliskan kepda seseorang yang telah menga-jukan pertanyaan yang serupa. Sekretaris the Estate menulis surat tanggal 8 Desember 1953: „Pertanyaan tentang berenang campur yang anda tuliskan bebe- rapa waktu yang lalu tentulah sebuah masalah yang paling sulit dita-ngani dalam kondisi masa kini. Sayangnya kami tidak memiliki satu pernyataanpun dalam tulisan Ellen G. White di mana perihal ini dise-butkan secara langsung. Kesimpulan harus dibuat berdasarkan prinsip-prinsip di dalam Alkitab dan Roh Nubuat daripada melalui tuntunan tertentu. Tentu saja ini berlaku bagi banyak perihal lainnya ketika kita harus membuat keputusan-keputusan secara teratur. Anda bertanya tentang keyainan saya tentang permasalahan ini, maka saya 40 akan menyampaikannya dengan beberapa pernyataan prinsip-prinsip yang terlibat di dalam pengambilan keputusan. “Sehubungan dengan ratusan orang muda yang saya temui se- lama masa-masa mengajar saya, saya telah menemukan apa yang juga telah anda temukan—bahwa, sementara barangkali sulit meme- gang prinsip tentang beberapa standar dan aktivitas, lebih mudah me-megang daripada kembali kemudian setelah menyerah kepada tekan-an untuk mengikuti suatu tindakan yang tidak terlalu jelas sebagai se-suatu yang benar. Sejauh yang saya pelajari, sekolah-sekolah kita yang memiliki kolam renang masih mengatur pemisahan waktu bere-nang. Itulah posisi yang dianjurkan oleh Missionary Volunteer Depart-ment kita, dan saya percaya posisi ini adalah yang masuk akal. “Anda mungkin tertarik untuk mengetahui bahwa Missionary Vo- lunteer Advisory Council, dalam pertemuan sebelum Autum Council baru-baru ini, menyetujui kembali dengan penuh penekanan kepada kedudukan sebelumnya bahwa KITA TIDAK BOLEH MENDUKUNG KELOMPOK-KELOMPOK BERENANG CAMPUR. Sementara aksi itu tidak menyebutkan seluruh situasi yang termasuk di dalamnya, pembahasan dipusatkan di dalam gereja dan MV Society, sekolah, dan perkemahan. Para pria merasa bahwa keadaan-keadaan mendo-rong persetujuan kembali dengan sudut pandang ini. Pengamatan mereka adalah bahwa ketika sebagian orang tidak mengikuti penda-pat ini, akibat yang paling tidak menguntungkan telah diperoleh. “Anda menyebutkan bahwa orang muda kita lebih dari terkejut oleh apapun yang mereka akan lihat sehubungan dengan pesta bere-nang. Saya percaya bahwa ini berlaku untuk semuanya. Salah satu pertanyaan besar saya adalah apakah kita sebagai pemimpin-pemim-pin gereja harus mensponsori perkara-perkara yang hanya berfungsi untuk mendukung kecenderungan menjadi bebas keterkejutan. Kita harus mengakui bahwa pemajanan(ekspose) berulang-ulang kepa- da pengaruh-pengaruh yang mematikan hati nurani telah memba-wa orang-orang muda kita kepada keadaan mereka saat ini. Bu- kankah menjadi tanggung jawab kita untuk melakukan yang terbaik untuk menghindarkan dari apapun yang akan meneruskan pengaruh-pengaruh ini? Gantinya memberikan lebih banyak alasan pada saat ini untuk meneruskan mandi campur dibandingkan dengan di masa lalu, tampaknya dengan bertambahnya kebebasan berteman dan ham- pir tidak adanya kehati-hatian pada orang muda, alasan-alasan un- tuk menghindarkan dari kebebasan yang lebih banyak menjadi sema-kin berlipat-lipat. “Sejauh alasan yang diberikan bahwa orang-orang telah begitu terbiasa dengan melihat ketidaksopanan sehingga pakaian mandi yang tidak sopan tidak berarti apa-apa bagi mereka, saya percaya 41 bahwa ini adalah sepenuhnya salah. Tuntunan Alkitab adalah bahwa ORANG-ORANG KRISTEN HARUSLAH BERPAKAIAN SOPAN APAPUN YANG DILAKUKAN OLEH ORANG LAIN. Kenyataan bah- wa banyak hati nurani menjadi dikeraskan tidak menghapuskan prin-sip-prinsip dasar. Dibutuhkan orang-orang yang lebih berbakat untuk mencari alasan-alasan untuk membuktikan bahwa versi modern dari pakaian mandi adalah “pakaian yang sopan.”Sementara banyak orang menolak untuk mengakuinya, bagi pemuda dan pria dewasa berhu- bungan dekat dengan gadis dan wanita dalam keadaan hampir telanjang yang didorongkan oleh pakaian mandi saat ini adalah sumber pencobaan yang nyata. Yang perlu dilakukan orang adalah melihat sekilas kepada IKLAN PAKAIAN MANDI WANITA, untuk me- nemukan bahwa tujuan utama pembuatnya adalah memusatkan per-hatian pria kepada bentuk wanita. Jikalau gereja mendorong persa- habatan atas dasar ini, maka ini bukanlah usaha memenangkan jiwa. “Sementara memang benar bahwa banyak orang muda, khusus- nya remaja,menganggap kita tidak realistis dalam pendekatan kepada masalah seperti ini, ini bukanlah suatu sikap yang baru. Sejarah telah memberikan pelajaran kepada saya bahwa setiap generasi orang muda selalu menganggap orang-orang yang lebih tua sebagai sa-ngat ketinggalan zaman. SEBAGAI ORANGTUA DAN PEMIMPIN KRISTEN, TUHAN TELAH MELETAKKAN DI TANGAN KITA TANGGUNG JAWAB UNTUK MENGAJAR ORANG MUDA SEDE- MIKIAN SEHINGGA, SEMENTARA MEREKA MUNGKIN TIDAK SEPENUHNYA SETUJU DENGAN KITA PADA SAAT INI, SAAT- NYA AKAN TIBA KETIKA MEREKA AKAN MELIHAT HIKMAT DA- RIPADANYA. Saya telah mengetahui banyak orang muda bertahun kemudian berterima kasih kepada saya karena larangan-larangan yang menyebabkan mereka dongkol ketika pertama kali mereka men-dengarkannya. “Anda menyebutkan bahwa mereka yang tertarik dengan pesta berenang tidak mendukung kegiatan-kegiatan sosial lainnya di dalam gereja. Namun, jikalau anda hendak mengesahkan berenang dengan dukungan gereja, sebagian besar dari orang-orang ini masih akan te-tap tidak mendukung apapun kecuali berenang. Mereka tidak akan se-gera berminat dengan kegiatan-kegiatan lainnya hanya karena anda telah menyerah kepada desakan mereka dalam hal ini. “Semuanya ini mungkin kedengaran seolah-olah saya adalah salah satu dari orang yang “paling tidak realistis” yang disebutkan oleh orang muda. Saya meyakinkan anda bahwa ini tidaklah benar. Hanya karena saya hidup dengan orang muda setiap hari selama bertahun-tahun maka saya menjadi amat waspada dengan akibat-akibatnya ke- 42 tika kita menyerah kepada sebagian dari desakan-desakan mereka yang tidak bijaksana. Pada saat ini kita perlu meletakkan di hadapan orang muda kita setiap insentif karena berpikir dan bertindak benar. Mandi campur bukanlan insentif seperti itu. “Berenang adalah salah satu dari gerak badan yang terbaik, dan tentulah ini adalah kegiatan fisik yang baik bagi orang-orang Kristen ketika dilakukan dengan secukupnya dan di dalam keadaan yang pan-tas. Jikalau keuntungan fisik yang dikehendaki, tujuan ini dapat diper-oleh dengan mendukung berenang bagi orang muda pria dan wanita secara terpisah di tempat-tempat yang pantas. Saya sangat kehilang-an kesempatan berenang sesering yang saya inginkan, karena kesu-litan untuk menemukan tempat-tempat yang pantas untuk rekreasi ini. Saya tahu banyak orang merasakan yang sama, namun orang muda kita harus belajar untuk memiliki sikap yang benar terhadap penolak-an kesenangan-kesenangan saat ini demi keuntungan di masa de- pan. “Saya bersimpati dengan anda dalam masalah anda ini. Ini ada-lah masalah terus menerus di sekolah-sekolah kita, dan saya telah mencoba untuk mengatasinya selama belasan tahun. Tampaknya ini adalah sesuatu yang harus menjadi keputusan keluarga. Jikalau orangtua yang kudus hendak menemani anak-anak mereka sebagai keluarga atau kelompok keluarga, tentulah kita tidak akan mengutuk mereka, namun jikalau gereja mendukung pesta berenang seperti ini, tentulah ini adalah masalah yang sama sekali berbeda.” 43 UNISEKS Setiap pembahasan tentang pakaian saat ini tidak akan lengkap tanpa pertimbangan tentang topik uniseks. Salah satu fenomena di zaman kita adalah pertumbuhan yang menjamur dari butik dan salon rambut yang semua tampak sama. Toko-toko dan tanda-tanda uniseks mun-cul di seluruh bagian negeri yang menawarkan pakaian dan tatanan rambut yang hampir sama baik untuk pria maupun wanita. Apa- kah arti penting dari perkembangan ini? Apakah ada bahaya-bahaya kerohanian yang melekat di dalam kecenderungan yang semakin me-ningkat ini? Pertama, kita perlu mencatat pertumbuhan tajam homosek- sualitas dalam beberapa tahun belakangan ini. Amerika telah di- banjiri oleh berita koran dan kisah dalam majalah tentang gerakan gay, dan bagaimana ini dengan bangga keluar dari persembunyian-nya untuk menuntut hak-haknya. Parade dan demonstrasi gay mena-rik perhatian banyak orang dan publikasi yang meluas. Forum-forum televisi secara terbuka telah membahas masalah ini di hadapan jutaan pemirsa, dengan baik lesbian maupun homoseksual ikut mengambil bagian. Psikiatri telah memberikan pengakuan formal kepada prak-tek ini sebagai perilaku seks yang NORMAL. Organisasi-ORGANI- SASI GEREJA PROTESTAN YANG BESAR tidak hanya membuka pintu bagi keanggotaan, melainkan juga mengurapi orang yang me- ngakui sebagai homoseksual untuk menjadi pelayan jemaat. Ge- reja-gereja telah didirikan secara eksklusif bagi perbaktian kaum ho- moseksual, dan sebagian perkawinan telah dilakukan dan dicatat secara terbuka antara dua orang berjenis kelamin sama. Banyak yang telah ditulis tentang penyebab-penyebab pening-katan yang spektakuler dari kecenderungan yang amat tua ini. Sangat sedikit tampaknya yang memahami secara pasti mengapa terjadi ke-munculan yang tiba-tiba, namun saya percaya kita dapat menemukan alasan-alasan dengan meneliti beberapa perkembangan sosial yang sejajar yang telah memberikan dorongan nyata kepada gerakan gay. Selalu ada penyebab dari suatu akibat, dan selama berabad-abad ke-adaan yang sama telah menghasilkan akibat yang sama. Semua pelajar Alkitab mengenal kutukan keras terhadap sodo- mi yang tercatat baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Tuhan menyebut ini sebagai salah satu kekejian yang terburuk, dosa yang amat merusak dan membinasakan. Dunia kafir kuno berte-ka-teki dengan perbuatan buruk. Nama ini diambil dari kota Sodom yang menjadi pelabuhan bagi homoseksual militan. Paulus berbi- 44 cara dalam Roma 1:26 dan 27 tentang “hawa nafsu yang memalu- kan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wa-jar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu me-reka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kese-satan mereka.” Pikiran-pikiran bangsat yang “melakukan hal-hal demi- kian, PATUT DIHUKUM MATI, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukan-nya.” Kata Paulus dalam ayat 32. Tanah Kanaan,yang harus dikuasai oleh bangsa Israel, dipenuhi dengan kejahatan sodomi atau homoseksualitas. Ini adalah salah satu alasan Tuhan memberikan petunjuk-petunjuk tersurat kepa-da mereka untuk tidak kawin campur atau berbaur dengan pen-duduk negeri itu. Mereka harus menghindarkan setiap kontak yang memberi pengaruh kepada bangsa Israel untuk bergabung dalam praktek-praktek bejat mereka. Selanjutnya, mereka diberikan perintah-perintah khusus terhadap gaya berpakaian yang dapat menciptakan iklim melakukan dosa ini. "Seorang perempuan janganlah memakai pakaian laki-laki dan seorang laki-laki janganlah mengenakan pa-kaian perempuan, sebab setiap orang yang melakukan hal ini adalah KEKEJIAN BAGI TUHAN, ALLAHMU.” Ulangan 22:5. Karena sodomi meliputi perubahan peran seks yang biasanya diikuti dengan suatu pola tindakan dan gaya berpakaian seperti lawan jenis, Tuhan memperingatkan umatNya agar tidak membuka pintu ba-gi pencobaan dalam masalah ini.Mereka harus menjaga garis batas yang jelas antara pakaian pria dan wanita. Perjanjian Baru mene- gaskan prinsip pemisahan dalam penampilan.Paulus menulis, “Bukan- kah alam sendiri menyatakan kepadamu,bahwa adalah kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut panjang, tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung.” 1 Korintus 11:14, 15. Sekarang kita siap untuk melakukan pengamatan terhadap pe-mandangan sosial modern yang dapat menjelaskan mengapa kita me-lihat peningkatan yang mengejutkan tentang homoseksualitas. Jikalau Tuhan melihat bahwa identitas seksual yang kabur dapat menye- babkan masalah, maka kita harus mengakui sedang memiliki sebuah masalah besar. Kita sedang melihat tiga faktor yang sedang bekerja saat ini yang belum pernah bekerja sebelumnya dalam sejarah manu-sia pada saat yang sama. Secara terpisah, tidak satupun dari faktor ini akan begitu berkesan. Namun ketika kita melihat akibat gabungan dari 45 pengaruhnya, ini menjadi menakutkan bahkan untuk dipikirkan saja. Ketiga keadaan masa kini tersebut adalah: 1. Gerakan Kebebasan Perempuan, yang tujuan utamanya adalah pergantian peran antara pria dan wanita dalam banyak kehidupan sosial, ekonomi dan keagamaan. 2. Revolusi gaya busana celana panjang, yang telah menyebabkan mayoritas perempuan menolak gaya berpakaian feminin yang tradi- sional. 3. Kecenderungan yang semakin berkembang pada pria untuk berpakaian berjumbai-jumbai, dengan gaya rambut feminin, dan demaskulinisasi yang mengikutinya. Kombinasi dari keadaan-keadaan yang saling berhubungan ini barangkali telah bertanggung jawab mendorong ribuan homoseksual di perbatasan melintasi batas menuju perbuatan yang tidak wajar. Ba-nyak di antara mereka hanya memerlukan sedikit kebingungan psiko-tis agar ketiga gerakan populer ini menusuk mereka. Dr. Charles Winck, profesor Sosiologi di Universitas Kota New York, adalah salah satu tokoh utama yang merasakan bahwa mode masa kini dalam berpakaian yang saling bertukar membawa kita kepada bahaya besar. Dalam bukunya yang provokatif, The New People, ia menggabungkan berbagai cara bahwa uniseks menye-babkan deseksualisasi pada orang Amerika.Ia percaya bahwa bah- kan kelompok di atas usia 30-an dapat dipengaruhi secara kritis oleh perubahan-perubahan radikal di sekeliling mereka, meskipun mereka tidak sepenuhnya menyadari bagaimana itu terjadi. Dr. Winick menunjukkan bahwa bahkan pria pebisnis yang te-nang sekalipun masuk ke dalam kemeja dan celana panjang berpola dan bercorak pastel. Toko pakaian pria melakukan bisnis cepat dalam perhiasan, alat-alat dandan beraroma, tata tambut, perawatan kuku, krim wajah,dan pengharum badan. Jaring rambut dan gelombang per-manen secara diam-diam diberi nama seperti “pelatih” dan ”perawatan rambut.” Dalam bukunya Dr. Winick mendaftar beberapa ratus halaman barang-barang di dalam kebudayaan kita yang telah menjadi netral, lunak dan sebagai akibatnya membosankan. Sebagai contoh: Orang-tua memberikan semakin banyak nama yang dapat saling bertukar kepada anak-anaknya seperti Kim, Chris, Leslie, Gene,Lee dan Dana. Ia percaya bahwa kekaburan dalam perbedaan antara laki-laki dan perempuan sedang menggiring masyarakat kita kepada kesulitan be-sar, karena orang tidak dapat mengatasi situasi-situasi kehidupan yang kritis hingga mereka menjadi pasti tentang identitas seksual mereka. Pakaian uniseks adalah membingungkan mereka dan men-ciptakan krisis emosional yang serius bagi banyak orang. Ahli sosiolo- 46 gi Winick tidak mempermasalahkan bagaimana definisi maskulinitas dan femininitas sepanjang definisi itu jelas. “Setiap kombinasi dalam hubungan peran lelaki dan perempuan dapat menjadi sehat dan efek-tif kecuali jikalau peran-peran tersebut dikaburkan.” Tulisnya didalam Medical Opinion and Review, sebuah majalah kedokteran. Dengan baik para penulis Alkitab maupun ahli sosial memusat-kan kepada pakaian uniseks sebagai sebuah faktor dalam mencipta-kan kebingungan seksual, bagaimanakah seharusnya sikap pribadi kita terhadap mode yang semakin menyebar ini? Sebagai anggota da-ri gereja yang sisa kita tidak dibiarkan tanpa tuntunan dalam masalah ini. E.G. White memberikan komentar tentang kedudukan Alkitab da-lam perkataan berikut ini: “Saya ditunjukkan kepada Ulangan 22:5: "Seorang perem- puan janganlah memakai pakaian laki-laki dan seorang laki-laki janganlah mengenakan pakaian perempuan, sebab setiap orang yang melakukan hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu.” ADA KECENDERUNGAN YANG SEMAKIN MENINGKAT DALAM PENAMPILAN DAN PAKAIAN WANITA MENJADI SEMAKIN SE- RUPA DENGAN JENIS LAINNYA, DAN MENATA PAKAIAN MERE- KA SANGAT SERUPA DENGAN PAKAIAN PRIA, NAMUN TUHAN MENYATAKAN ITU SEBAGAI KEKEJIAN.” Testimonies for the Church, Vol. 1, hlm. 457. Perhatikanlah bahwa ia menyebut KEKEJIAN BAGI WANITA mengenakan pakaian mereka serupa dengan pakaian pria. Maka masalahnya bagi kita adalah bukan lagi apakah pakaian itu sesung-guhnya pakaian lawan jenis. Pakaian itu barangkali dibuat hanya un-tuk satu jenis saja, namun dirancang seperti lawan jenis. Maka penga-ruhnya barangkali adalah mendorong biseksual atau homoseksual melintasi batas ke dalam satu tenda yang pasti. Sekarang pertanyaannya muncul: Di manakah harus ditarik ga-ris pembatas antara gaya berpakaian pria dan wanita? Tampaknya ti-dak ada perbedaan pendapat tentang mengenakan pakaian yang se-sungguhnya bagi jenis kelamin lain. Ini jelas dilarang. Tampaknya ada banyak perbedaan pendapat tentang tingkat keserupaan yang ada tanpa menjadi kekejian. Banyak orang yakin bahwa setelan celana panjang adalah di- ciptakan sesuai dengan celana panjang pria. Namun jikalau tidak, berapa banyak perubahan kecil yang harus dilakukan untuk menjadi-kan kategori ini dirancang demikian? Tentang ini Nyonya White me-ngatakan ini adalah kekejian. Sementara setelan celana panjang se-makin lebar dan gaya jas berubah menjadi semakin maskulin, apakah masih memungkinkan untuk melacak titik perubahan dari gaya menu-ju kekejian? 47 Setiap bulan ketika setelan celana panjang semakin disesuai- kan ke arah uniseks, wanita-wanita MAHK terus membelinya dari gaya-gaya yang ada. Pada akhirnya, satu perubahan kecil dapat me-nempatkan mereka dalam kategori “dirancang sangat serupa seper- ti pakaian pria.” Selaras dengan strategi akhir zamannya yang perla-han-lahan, Setan dapat menggiring gereja yang sisa ke dalam ten-da uniseks sama seperti ia telah menggiring begitu banyak orang dalam skandal rok mini. Dan ini akan dilakukan dengan cara sede-mikian sehingga hanya sedikit yang akan mengetahui ke mana lang-kah-langkah kecil ini menuju. Ingatlah gelung-gelung kecil dari Sau-dari A? Dengan cara tersamar yang sama setelan celana panjang wanita dan gaya feminin pria dapat membawa kelemahan dan kemaluan kepada GEREJA YANG SISA. Banyak umat MAHK yang tulus percaya bahwa Roh Nubuat me-maafkan gaya celana panjang.Kebenarannya adalah bahwa NYONYA WHITA MENGAMBIL POSISI YANG BERLAWANAN. IA MENGU- TUKNYA. Kostum populer Amerika pada zaman Nyonya White di-gambarkannya dalam perkataan ini: “Itu terdiri atas rompi, celana panjang, dan pakaian yang menyerupai jaket dan mencapai te-ngah-tengah antara paha dan lutut. Pakaian ini saya tentang, dari apa yang telah ditunjukkan kepada saya, sebagai yang tidak se-laras dengan Firman Tuhan.” Testimonies for the Church, Vol. 1, hlm. 465. Dalam hal apakah pakaian ini berbeda dengan setelan celana panjang modern? Ia menggambarkan hampir sama persis dengan apa yang kita lihat sekarang sedang dikenakan oleh sebagian besar wanita masa kini, kecuali bahwa pakaian atasnya adalah lebih pendek pada masa kini. Kemudian, Nyonya White menggambarkan keberat-an-keberatan terhadap pakaian tertentu yang menjadikannya tidak dapat diterima. Ia melihat dalam khayal tiga kelompok wanita melin-tasinya. Kelompok kedua mengenakan pakaian yang disebutnya se-bagai Busana Amerika. Berikut ini komentarnya: “Pakaian dari ke- lompok yang kedua yang lewat di depan saya dalam banyak hal sudah seharusnya. Lengannya tertutup dengan baik. Mereka be-bas dari beban yang telah ditekankan oleh Gaya Busana, si lalim itu, kepada kelompok wanita yang pertama; namun telah menjadi ekstrim dalam baju pendek yang menyebabkan kejijikan dan pra-sangka bagi orang baik-baik, dan menghancurkan pengaruh me-reka dalam jumlah yang besar. Inilah gaya dan pengaruh dari “Busana Amerika” yang diajarkan dan dikenakan oleh banyak orang di “Our Home” di Dansville, New York. Pakaian itu tidak mencapai lutut. Saya tidak perlu mengatakan bahwa gaya pakai- 48 an yang ditunjukkan kepada saya ini terlalu pendek.” Present Truth and Review and Herald Articles, Vol. 1, hlm. 73. Sekarang gambarannya memperoleh fokus yang jelas. Pakaian yang digambarkan sebagai “Itu terdiri atas rompi (blus), celana panjang, dan pakaian atas yang menyerupai jaket dan mencapai tengah-tengah antara paha dan lutut” tidak dapat diterima karena tidak mencapai lutut. Dengan kata lain, celana panjang tampaknya tidak ditolak jikalau ditutupi dengan pakaian atas yang setidak-nya mencapai lutut. Ini tentu saja tidak terdapat pada pakaian se- telan celana panjang. Maka tidak beralasan jikalau kita menyimpul-kan bahwa Nyonya White setuju dengan versi Busana Amerika masa kini, setelan celana panjang. Ia dengan jelas mengatakan “Saya me- lihat bahwa aturan Tuhan telah dibalik, dan petunjuk-petunjuk khususNya diabaikan, oleh orang-orang yang mengenakan Busa-na Amerika. Saya ditunjukkan Ulangan 22:5.” Testimonies for the Church, Vol. 1, hlm. 457. Memang benar bahwa beberapa pakaian atas untuk setelan ce-lana panjang sangat feminin dalam gaya dan potongannya, sementa-ra yang lain amat maskulin. Banyak wanita Kristen yang baik membe-la pemakaian jenis yang feminin, dan yang lain yang sama salehnya tidak melihat bahaya mengenakan yang lebih maskulin. Bukanlah tu-juan dalam pelajaran ini untuk menentukan garis pembatas antara kedua gaya tersebut yang memisahkan antara yang benar dan salah. Sepanjang yang saya ketahui, tidak seorangpun akan mengeta-hui di mana garis pembatasnya dapat ditarik. Setiap saudari MAHK harus mempertimbangkan bahaya-bahaya yang terlibat dalam meng-ambil langkah pertama yang akan mendorong trend uniseks. Lang- kah-langkah kecil itu yang digunakan oleh Setan untuk menggi-ring ke arah perangkapnya seringkali begitu tidak berbahaya se-hingga dapat dibela dengan semangat yang benar. Memang sulit untuk mendebat pendapat bahwa setelan celana panjang adalah lebih sopan dibandingkan dengan banyak gaya gaun masa kini. Namun dengan mempertimbangkan pengetahuan kita ten-tang “modus operandi” Setan dan pelajaran tentang biji gandum yang baik dan burung puyuh, kita harus bertanya, Kemanakah ini akan menggiring kita? Akankah itu menjadi selangkah lebih dekat dengan kekejian yang disebutkan oleh Nyonya White? Dan apakah ini akan mendorong Saudari B untuk menjadikan setelah celana panjangnya sedikit lebih kelaki-lakian? Dan bagaimana dengan Saudari C, yang akan melangkah lebih jauh lagi?—dan mereka, bersama dengan se- tiap wanita lainnya yang mengenakannya, semuanya memprotes bah-wa mereka sama sekali tidak mengenakan pakaian pria. 49 KOSMETIK DAN PERHIASAN ANEKA WARNA Salah satu keluhan yang paling sering dan salah yang disampaikan orang terhadap agama adalah bahwa agama itu terlalu ketat. Di za-man yang serba boleh ini ketika segala penekanan tampaknya adalah “melakukan kesenanganmu sendiri,” suatu sikap yang tidak masuk akal dari kehendak diri pribadi telah berkembang. Sikap ini bahkan menyerbu masuk ke dalam agama. Anggota-anggota gereja dan bu-kan anggota tampaknya mencari sesuatu yang sama: suatu agama yang tidak mencampuri hak dan kebebasan pribadi. Kecurigaan di-bangkitkan secara langsung terhadap setiap doktrin yang menuntut agar “meninggalkan” sesuatu. Sementara semangat liberal ini bertumbuh semakin kuat, banyak anggota gereja yang telah berbalik menjadi semakin kritis terhadap standar kerohanian tinggi yang dipegang oleh gereja. Karena secara jelas malu dengan jurang yang semakin lebar anta- ra gereja dan dunia, dan tidak rela menghadapi stigma sosial se-bagai satu kelompok “minoritas yang lain”, anggota-anggota ini telah berusaha membenarkan kompromi mereka di wilayah stan-dar-standar Kristen. Mereka sering berpendapat bahwa gereja sem- pit dan legalistik dan banyak orang baik tidak terdorong untuk berga-bung dengan gereja karena “penekanan atas aturan-aturan yang se- wenang-wenang.” Jikalau keluhan-keluhan ini adalah sah, maka beberapa peru-bahan mendasar tentulah perlu dilakukan dalam doktrin gereja. Jika-lau tidak sah, maka kita sangat perlu untuk mengetahui bagaimana menyampaikan standar-standar perilaku Kristen di dalam konteks Alkitabiah yang benar. Dengan perkataan lain, kita harus menetapkan secara pasti apakah aturan-aturan itu dibuat oleh Tuhan atau oleh ge-reja. Kita juga harus menemukan apakah ada larangan-larangan se-wenang-wenang atau peraturan Tuhan yang penuh kasih demi keba-hagiaan kita sendiri. Berlawanan dengan perlawanan populer terhadap hukum abso-lut dalam perilaku individu, kita harus mempertimbangkan fakta-fakta Alkitab tentang kehidupan Kristen secara umum, dan kehidupan moral secara khusus. Seberapa cocokkah tuntutan-tuntutan modern bagi ke-bebasan pribadi ini dengan standar Firman Tuhan? Marilah kita meng-anggap bahwa kedudukan Alkitab yang benar dapat dinyatakan dengan segala kasih dan bujukan dari malaikat dari Surga. Apakah kebenaran akan menjadi mudah diterima oleh setiap orang? Marilah kita pikirkan. Jalan menuju kehidupan kekal tidak lunak, dan berbunga-bunga dan mudah. Yesus memberikan penekanan ter- 50 hadap ini dalam berbagai ayat sehingga kita tidak bisa menutup mata terhadapnya. Ia berkata, “Karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapati-nya." Matius 7:14. Salah satu prinsip pertama menjadi orang Kris-ten adalah PENYANGKALAN DIRI. Kristus berkata, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salib-nya setiap hari dan mengikut Aku.”Lukas 9:23. MENJADI SEORANG KRISTEN MELIBATKAN PENYERAHAN SEPENUHNYA. Perumpa- maan Tuhan kita tentang mutiara dan pedagang menyatakan bahwa kita harus mau menginvestasikan setiap hal yang kita miliki untuk memperoleh upah hidup kekal yang tak ternilai. Jikalau kita membiar-kan satu hal atau seseorang menghalangi kita dan melakukan kehen-dak Kristus, kita tidak akan dapat diselamatkan. Apakah kita telah bersalah mengurangi harga sebagai murid Tuhan sehingga orang tidak akan merasakan bahwa jalan itu terlalu sempit dan terbatas? Yesus berkata,“Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, ti-dak dapat menjadi murid-Ku.” Lukas 14:33. Penguasa muda yang kaya raya diberitahukan oleh Yesus bahwa ia hanya kekurangan satu hal di dalam persiapannya demi Surga, namun satu hal itu ia tidak akan mau lakukan. Ia harus menyerahkan segala kekayaannya untuk dapat selamat, namun ia tidak rela menyerahkannya. Ia mengasihi sesuatu lebih daripada ia mengasihi Tuhannya, dan ia berlalu dengan penuh kesedihan dan hilang. Posisi Kristus begitu keras pada perkara ini sehingga Ia bahkan berkata: “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.” Matius 10:37. Sekarang, saya percaya bahwa kita harus mencari cara yang paling baik, menyentuh dan penuh kasih untuk menyampaikan tun-tutan-tuntutan Kristus kepada pria dan wanita. Namun saya juga per-caya bahwa hanya akan ada sedikit perubahan karena cara penyam-paiannya, jikalau pribadi-pribadi tidak memiliki kasih kepada Tuhan Yesus. Kesalahan tidak terletak pada pekabarannya; beberapa ke-salahan terdapat pada jurukabarnya dalam cara mereka menyam-paikannya, namun banyak kesalahan terletak pada sikap orang Kris-ten yang mengeluh yang merasa memberontak terhadap kebenaran karena itu menuntut tingkatan penyangkalan diri. Biarlah saya mengilustrasikan bagaimana perasaan-perasaan dan sikap pribadi dapat membawa perubahan di dalam dunia. Perni- kahan adalah pengalaman yang paling membatasi yang setiap makhluk manusia dapat dengan sukarela lakukan di dalam dunia ini, selain komitmen kerohaniannya kepada Kristus. Sang pengan- 51 tin pria berjanji untuk menyerahkan banyak ikatan dan praktek sebe-lumnya. Ia menyerahkan kebebasannya untuk berkencan dengan ga-dis-gadis lain, dan dengan khidmat mengikatkan dirinya kepada satu orang saja sepanjang sisa hidupnya.Pengantin perempuan juga mem-buat janji pembatasan yang serupa, dan bersedia untuk meninggalkan semua yang lain dalam kesetiaannya kepada pria yang ada di sisinya. Janji pernikahan tidak diragukan lagi adalah komitmen yang paling sempit dan ketat yang dapat dibuat manusia dalam kehidupannya. Jikalau pembatasan dan aturan adalah penyebab dari begitu banyak penderitaan, lalu perkawinan seharusnya menjadi pengalaman yang paling menyedihkan dan tidak menyenangkan bagi semua orang yang terlibat di dalamnya. Namun tidak demikian! Itu adalah peristiwa yang membahagiakan. Mengapa? Mengapa pengantin wanita begitu berse-ri-seri ketika ia berdiri untuk menyerahkan kehidupannya kepada pe-ngantin laki-laki? Bagaimana mungkin si pria begitu bahagia membuat janji yang akan membatasi aktivitasnya sepanjang sisa hidupnya? Ja-wabannya sederhana. Mereka mengasihi satu sama lain. Sikap dan perasaan mereka terhadap satu sama lain inilah yang menjadikan pembatasan-pembatasan itu diterima dengan sukacita. Pernahkah anda mendengar seorang pengantin wanita menge-luh setelah upacara perkawinan? Barangkali tidak seorangpun pernah mendengar dia berkata dengan pahit, “Sekarang saya tidak dapat ber- kencan lagi dengan Jim dan Andy. Ini tidak adil. Negara memaksa sa-ya agar setia kepada suami saya. Urusan perkawinan ini terlalu mem-batasi.” Tidak, anda tidak pernah mendengar seperti itu, juga anda ti- dak pernah mendengar si pengantin baru pria mengeluh bahwa ia se-karang terpaksa harus memberikan sebagian dari gajinya untuk mem-biayai istrinya. Memang benar, hukum menuntut bahwa itu harus di-taati dengan tuntutan penjara, namun ia bahkan tidak menyadari hu-kum tersebut. Hukum negara siap menuntut si pengantin perempuan jikalau ia melakukan perzinahan, namun ia bahkan tidak memikirkan hukum seperti itu. Mereka saling mencintai, dan cinta mengubah segalanya. Mereka setia bukan karena takut hukuman. Mereka setia karena mereka ingin menyenangkan orang yang sangat me-reka cintai. Pria dan wanita yang paling menderita di dunia ini adalah orang-orang yang telah menikah dan tidak lagi mencintai satu sama lain. Di sini bisa dikatakan neraka di atas bumi. Mereka menggerutu dan me-ngeluh tentang batasan-batasn dan tekanan-tekanan terhadap mere-ka. Serupa dengan itu, anggota gereja yang paling tidak berbaha- gia di seluruh dunia adalah orang-orang yang dinikahkan dengan Kristus melalui baptisan, namun tidak mencintai Dia. Mereka se-ringkali dengan pahit menyalahkan gereja dan pengajar mereka 52 karena memaksakan kepada mereka agama yang sempit dan pe-nuh pembatasan. Namun apakah agamanya atau pendetanya yang salah? Kenya-taan yang menyedihkan adalah bahwa orang-orang itu tidak pernah masuk ke dalam hubungan kasih secara pribadi yang merupakan batu penjuru dari seluruh agama yang benar. Banyak dari antara mereka yang telah belajar teks-teks yang benar bagi kursus belajar Alkitab dan sangat mampu untuk menjelaskan urutan peristiwa akhir zaman, namun mereka TIDAK MEMILIKI HUBUNGAN PRIBADI DENGAN YESUS KRISTUS. Di suatu tempat, dan barangkali di berbagai tem-pat, sepanjang jalur indoktrinasi mereka tidak diajarkan, atau tidak memilih untuk menerima, dasar yang sesungguhnya dari agama hati. Agama bukanlah seperangkat aturan atau daftar ajaran, melain-kan suatu keterlibatan pribadi yang mendalam di dalam suatu ki-sah kasih dengan manusia Yesus Kristus. Kesulitan pada jutaan orang Kristen adalah motif mereka menja-di anggota gereja. Mereka memiliki agama pelarian dari bencana api neraka.Mereka melakukan hal-hal tertentu hanya karena mereka takut pada api pada ujung jalan. Mereka melayani Tuhan dengan perasaan takut karena mereka gemetar ketika memikirkan dilemparkan ke da-lam danau api. Tidaklah mengherankan bahwa mereka muram dan menderita! Betapa suatu pembelokan dari kebenaran! ORANG- ORANG KRISTEN SEHARUSNYA MENJADI ORANG-ORANG YANG PALING BERBAHAGIA DI DUNIA—LEBIH BAHAGIA DARI- PADA PENGANTIN BARU KETIKA MEREKA MENINGGALKAN GEREJA TEMPAT UPACARA PERNIKAHAN! ORANG KRISTEN SEHARUSNYA MENGASIHI TUHAN BAHKAN LEBIH DARIPADA SUAMI ATAU ISTRI. Apakah anda menganggap suatu rumah tangga dapat berbaha-gia jikalau si istri mempersiapkan makanan kesukaan suaminya setiap hari karena ia takut si suami akan menceraikannya? Hubungan dunia-wi akan hancur di bawah tekanan ini. Si istri mempersiapkan makanan itu karena ia mencintai suaminya dan ingin menyenangkan dia. Ketika ulang tahun si istri mendekat, seorang suami Kristen yang penuh ka-sih seringkali memperhatikan dan mendengarkan suatu tanda apa yang ingin dimiliki oleh istrinya. Dan biasanya ia tidak perlu mengata-kannya agar ia tahu! Si suami dengan senang hati membelikan untuk-nya hadiah karena ia mencintainya dan ingin menyenangkannya. De-ngan cara yang sama orang Kristen akan mencari di dalam Alkitab se-tiap hari untuk menemukan jalan untuk menyenangkan Tuhan.Ia akan terus menerus mencari tanda-tanda dan indikasi-indikasi bagaimana menyenangkan Dia yang dikasihinya mengatasi segalanya. Dalam terjemahan abad ke-20 dari Alkitab kita membaca perkataan ini, “Dan 53 ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.” Efesus 5:10. Betapa sebu- ah motto bagi setiap orang Kristen! Sesungguhnya inilah kerinduan tertinggi dari mereka yang mencintai Tuhan dengan sepenuh hati. Ti-dak heran Kristus menyimpulkan loh batu pertama hukum itu dalam perkataan ini: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hu-kum yang terutama dan yang pertama.” Matius 22:37, 38. Alasan sesungguhnya mengapa beberapa orang Kristen me-ngeluh dan jengkel dengan peraturan dan keketatan adalah karena mereka hanya memiliki agama yang cukup untuk membuat mereka menderita. Lingkup “pengalaman” Kristen mereka adalah didasarkan pada pergumulan terus menerus untuk menghidupkan peraturan ter-sebut—usaha untuk memelihara hukum. Tentulah tidak ada yang salah dengan menuruti hukum-hukum Tuhan lebih daripada suami menuruti hukum negara untuk membiayai istrinya. Namun jikalau tun-tutan hukum adalah satu-satunya alasan untuk menurutinya, maka se-suatu yang sangat salah dengan orang Kristen dan suami ini. Kasih mengangkat beban hukum dan menjadikan apa yang dapat menjadi beban dan tekanan sebagai kesenangan. Seorang ibu beranak tiga orang lelaki sedang mengalami pergu-mulan yang berat berusaha untuk menegakkan hukum kerapian dan kebersihan. Seperti sebagian besar anak-anak lelaki ketiga anak ini menolak aturan tentang membersihkan telinga, menyisir rambut, dan menyikat sepatu. Itu adalah pertempuran harian yang selalu dime-nangkan oleh sang Ibu hanya melalui tangan panjang otoritas dan pe-maksaan. Namun suatu hari si anak tertua, dalam usia awal remaja-nya, berjalan ke luar kamarnya tampak seperti model kerapian yang tak bercacat. Setiap helai rambut tampak berada di tempat yang se-mestinya, dan sepatu di bawah tampak mengkilap sempurna. Sang ibu hampir pingsan. Hampir tidak dapat menahan keterkejutannya, ia dengan bijaksana memutuskan untuk menunggu dan melihat jawaban dari perubahan peristiwa ini. Jawaban teka-teki ini muncul tidak lama. Keesokan harinya sang Ibu mengetahui bahwa sebuah keluarga baru telah pindah ke kompleks di bawah, dan ada seorang gadis di dalam keluarga itu. Barangkali gadis itu belum melihat Johny, namun ia telah melihat gadis itu dan tampaknya sangat mengesankan baginya. Kita tidak mengatakan bahwa cintalah yang mengubah sikapnya terhadap hukum-hukum kerapian, namun yang pasti ia tidak membersihkan diri karena takut akan paksaan ibunya lagi. Inti dari kehidupan Kristen bukanlah terdiri atas apa yang “boleh” dan “tidak boleh.” Ada batasan-batasan, hal ini tentu, di dalam perni-kahan rohani, sama seperti adanya di dalam pernikahan fisik. Namun batasan-batasan ini diberlakukan dengan kasih yang selalu berusaha 54 untuk menyenangkan sasaran kasih tersebut.ORANG-ORANG KRIS- TEN YANG MENCINTAI KRISTUS WAJAHNYA BERSERI-SERI, MEMANCARKAN KESAKSIAN BAHWA INILAH JALAN MENUJU KEBAHAGIAAN SEJATI. Sayangnya, ada SEJUMLAH BESAR ke- lompok anggota gereja yang mengalami secara menyedihkan apa yang seharusnya menjadi kesukaan yang penuh. Mereka merasakan kepahitan dan mengeluhkan tidak bisa makan apa yang mereka senangi dan mengenakan pakaian yang mereka inginkan. Mereka menyalahkan gereja karena mereka dipaksa untuk “meninggal- kan” begitu banyak hal. Agama mereka tampaknya sama seperti se- seorang yang kena sakit kepala. Ia tidak ingin memotong kepalanya namun itu menyakitkan jikalau dibiarkan. Sikap mereka yang tanpa sukacita tampaknya menyatakan bahwa agama mereka adalah pro-duk dari beberapa komite penginjil yang muram yang memaksakan termasuk peraturan-peraturan yang melarang yang dapat menjadikan pria, wanita dan orang muda menjadi tidak bahagia. Apakah ini benar? Bagaimanakah dengan prinsip-prinsip rohani yang membentuk doktrin yang kita sebut dengan standar-standar Kris-ten? Apakah itu suatu hukum gereja yang sewenang-wenang sehing-ga orang tidak boleh menonton teater?Apakah itu keputusan Tuhan atau keputusan manusia bahwa berdansa tidak pantas bagi orang Kristen? Dan bagaimana dengan penggunaan kosmetika yang ber- warna warni dan perhiasan—apakah itu menyenangkan Tuhan atau tidak menyenangkan? Kebenarannya adalah bahwa setiap butir iman dan doktrin kita seharusnya didasarkan secara masuk akal pada prin-sip melakukan kehendak Tuhan sebagaimana yang dinyatakan dalam Alkitab. Kasih kepada Dia akan selalu menimbulkan pertanyaan, ba-gaimana saya selalu dapat mencoba menemukan apa yang terbaik yang menyenangkan Tuhan? Jawaban dari pertanyaan itu terdapat dalam belasan ayat-ayat Alkitab yang memberikan indikasi dan tanda-tanda yang jelas tentang bagaimana menyenangkan Dia daripada diri kita sendiri. Inilah satu-satunya pertanyaan yang benar-benar relevan tentang setiap aktivitas atau praktek kegiatan kita. Apakah yang dipikirkan Tuhan tentang hal ini? Tidak penting apa yang dipikirkan oleh pengkhotbah ini atau itu tentang hal ini, atau apa yang diyakini oleh gereja ini atau itu. Perta-nyaan terbesar dan terpenting adalah ini: Apakah ini menyenangkan atau tidak menyenangkan Tuhan? Jikalau kita menemukan ayat- ayat yang menyatakan bahwa TUHAN TIDAK MENYETUJUINYA, seharusnya TIDAK ADA PERDEBATAN lagi bagi orang Kristen yang sejati. Kita mengasihi Dia telalu besar sehingga kita tidak mau beresiko tidak menyenangkan Dia. Kesukaan kita seharus- nya adalah untuk mencari dan melakukan perkara-perkara yang 55 menyenangkan Dia yang kita kasihi, dan mengurangi dari kehi-dupan kita perkara-perkara yang tidak menyenangkan Dia. Ketika seseorang sedang jatuh cinta mereka tidak perlu meng-ancam satu sama lain atau mengatakan suatu ultimatum. Mereka te-rus menerus mencari jalan untuk menunjukkan kasih mereka dan me-nyenangkan satu sama lain. Mereka yang memenuhi hukum agung Kristus yang pertama tidak akan merasakan terbebani untuk menurut. Tuhan sedang mencari orang-orang yang akan peka terhadap indikasi sekecil apapun dari kehendakNya. Ia tidak senang dengan mereka yang harus terus menerus ditarik ke dalam garis karena takut akan hukuman. Tuhan berkata, “Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasi-hat, mata-Ku tertuju kepadamu. Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau.” Mazmur 32:8,9. BANYAK ORANG KRISTEN adalah pengikut “tali les dan ke- kang.” Mereka hanya memberi tanggapan terhadap ancaman, dan menurut karena takut hukuman. Tuhan berkata, “Aku mengingin- kan agar kamu diperbaiki hanya dengan aku memandang kepadamu.” Hanya mereka yang mengasihi Dia mengatasi yang lain dan mencari tanda-tanda kesenanganNya akan mengetahui pandangan teguran yang penuh kasih. Dengan mencari di dalam Alkitab dengan satu tujuan—menemukan apa yang menyenangkan Dia—mereka akan segera menurut kepada pengungkapan terkecil sekalipun dari ke-hendakNya. Inilah intisari dari Kekristenan yang sejati—mengatur setiap tingkatan kehidupan selaras dengan kehendakNya yang dinyatakan, karena kasih. Dengan sedikit latar belakang tentang bagaimana menjadikan kasih sebagai faktor motivasi untuk menentapkan standar-standar Kristen, sekarang kita siap untuk mengilustrasikan bagaimana prinsip ini bekerja dalam praktek. Meskipun setiap standar “perilaku” gereja dapat digunakan, marilah kita memilih satu yang telah memicu keluh-an yang cukup besar—kosmetika warna warni dan perhiasan. Ba- nyak anggota yang tulus telah mengesampingkan penggunaan perhi-asan artifisial ini “karena gereja mengatakan demikian.” Ini adalah alasan yang buruk untuk melakukan apapun dalam kehidupan Kristen. Diharapkan bahwa bacaan dalam bab ini akan menyebabkan penje-lasan akan aturan-aturan gereja yang sewenang-wenang tentang per-kara ini menjadi keyakinan pribadi yang didasarkan atas kasih dan menyenangkan Tuhan. Secara berulang-ulang, para pendeta telah menghadapi perta-nyaan: “Apa yang salah dengan cincin kawin kecil saya ini? Apakah 56 menurut anda Tuhan akan meninggalkan saya di luar Surga hanya karena saya mengenakan perhiasan kecil ini?” Hati saya telah disu- sahkan dan dikecewakan dalam banyak kesempatan atas pendekatan negatif terhadap Kekristenan. Tolong perhatikan apa yang diisyarat-kan oleh pertanyaan ini. Si penanya jelas sekali ingin mengetahui be-rapa banyak yang boleh ia lakukan, dan masih ingin masuk Surga. Si-kapnya mencerminkan keinginan legalis untuk melakukkan hanya per-kara-perkara yang dinyatakan sebagai hukum-hukum “lakukanlah itu kalau tidak awas!” Namun pendekatan ini adalah salah, salah dan salah! Seorang Kristen sejati tidak akan bertanya, “Berapa banyakkah yang ha- rus saya lakukan untuk tetap menjadi anak Tuhan?” MELAINKAN “Berapa banyakkah yang harus saya lakukan untuk menyenang- kan Yesus yang saya kasihi?” ini adalah pendekatan positif yang di-dasarkan atas usaha mencari kehendak Tuhan tentang pertanyaan dan mengasihi Dia cukup besar sehingga kita menuruti Dia dengan senang hati sebagaimana yang dinyatakan di dalam Alkitab. Sekali pernyataan kasih dengan hati terbuka ini diterima, maka hanya diper-lukan mencari di dalam Alkitab tanda-tanda kehendak Tuhan tentang penggunaan kosmetik dan perhiasan warna-warni. Inilah yang hendak kita lakukan sekarang. Dalam Kejadian 35:1-4, Yakub diperintahkan oleh Tuhan untuk membawa keluarganya ke Betel di mana mereka harus dihadapkan ke altar Tuhan. Ini adalah tempat yang amat kudus bagi Yakub—tem- pat ia bertobat di hari-hari sebelumnya, setelah melihat tangga surga-wi di dalam mimpinya. Namun sebelum mereka dapat diasingkan ke tempat kudus ini, Yakub memerintahkan seisi rumahnya, “jauhkanlah dewa-dewa asing yang di tengah-tengah kamu.” Ayat 2. tampaknya keluarga ini telah membawa kebiasaan-kebiasaan kafir dalam perhen-tian mereka di negeri itu. Ada benda-benda yang harus dikesamping-kan sebelum mereka menuju ke altar, karena benda-benda itu adalah benda kafir. Perhatikanlah, dalam ayat 4, apakah benda-benda ter- sebut:”Mereka menyerahkan kepada Yakub segala dewa asing yang dipunyai mereka dan anting-anting yang ada pada telinga mereka, lalu Yakub menanamnya di bawah pohon besar yang dekat Sikhem.” Dalam Hakim 8:24 kita diyakinkan bahwa anting-anting dikenakan oleh orang-orang Ismail. Konteks ini dengan keras MENYIRATKAN BAHWA MEREKA MENGGUNAKAN PERHIASAN ITU SEBAGAI TANDA KEMURTADAN MEREKA DARI TUHAN YANG SEJATI. Bab 34 dari Kejadian menyatakan bahwa anak-anak Yakub telah me-lakukan dosa-dosa yang paling menyedihkan, dan Yakub datang ke hadapan Tuhan untuk mengadakan pendamaian yang khidmat bagi mereka dan bagi keluarganya. Itulah saat pencarian hati dan pertobat- 57 an. Segala sesuatu yang dilakukan untuk membuat yang salah menja-di benar dan membuka jalan bagi berkat Tuhan datang ke atas mere-ka. Kebiasaan mengenakan perhiasan kafir dihentikan, bersama dengan dewa-dewa asing. Anting-anting dikesampingkan. Dalam keadaan yang sama, suatu reformasi terjadi dalam Kelu- aran 33:1-6. suatu kemurtadan yang mengerikan telah berkembang di dalam bab sebelumnya sementara Musa berada di atas gunung untuk menerima Sepuluh Hukum. Sejumlah besar orang Israel telah me-nyembah patung anak lembu, yang menyebabkan bala dan kebinasa-an yang mengancam bangsa itu. Musa memanggil mereka untuk ber-tobat dalam perkataan berikut: "Baktikanlah dirimu mulai hari ini kepa-da TUHAN, masing-masing dengan membayarkan jiwa anaknya laki-laki dan saudaranya -- yakni supaya kamu diberi berkat pada hari ini." Keluaran 32:29. Dalam bab berikutnya, Musa pergi ke kemah suci untuk memo-hon kepada Tuhan bagi bangsa itu, yang masih dihiasi dengan pe- rangkap-perangkap kafir dari sejak hari mereka memanjakan diri dan berdosa. Perintah Tuhan bagi pemulihan bangsa Israel meliputi perubahan pakaian, sama seperti yang terjadi sebelumnya dalam ka-sus Yakub dan keluarganya. Tuhan berkata: "Katakanlah kepada orang Israel: Kamu ini bangsa yang tegar tengkuk. Jika Aku berjalan di tengah-tengahmu sesaat pun, tentulah Aku akan membinasakan kamu. Oleh sebab itu, tanggalkanlah perhiasanmu, maka Aku akan melihat, apa yang akan Kulakukan kepadamu." Demikianlah orang Israel tidak memakai perhiasan-perhiasan lagi sejak dari gunung Horeb.” Keluaran 33:5, 6. Kita tidak dibiarkan ragu tentang sikap Tuhan tentang menge- nakan perhiasan-perhiasan itu. Tuhan, yang tidak berubah, meme- rintahkan mereka untuk melepaskan benda-benda itu dan hadir untuk menerima penghakiman, menjawab bagi kemurtadan mereka. Amat menarik bahwa larangan ini ditetapkan sehubungan dengan perjalan-an mereka menuju ke tanah perjanjian. Tuhan berkata, “Aku akan mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu dan akan mengha-lau orang Kanaan, orang Amori, … Sebab Aku tidak akan berjalan di tengah-tengahmu, karena engkau ini bangsa yang tegar tengkuk." Ke- luaran 33:2,3. Adalah penting bahwa mereka diperintahkan untuk melepaskan perhiasan-perhiasan sebelum mereka dapat masuk ke tanah perjanjian. Apakah ini ada hubungannya dengan kita? Tentu saja. Paulus meyakinkan kita dalam 1 Korintus 10:11 bahwa “Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.” Ia membandingkan pengalaman Laut Merah dengan baptisan dalam ayat 2, dan dalam ayat 7 dan 8 ia mengacu 58 kepada pengalaman kemurtadan besar bangsa Israel dalam Keluar- an 32, ketika mereka membuat patung anak lembu. Kemudian sege-ra ia menjelaskan dalam ayat 11 bahwa semuanya ini yang telah me- nimpa mereka adalah menjadi “peringatan bagi kita.” Ini hanya dapat berarti bahwa cara Tuhan menangani mereka dalam kemurtadan mereka adalah untuk mengajarkan sesuatu kepada kita. Perintah-Nya agar mereka melepaskan perhiasan-perhiasan sebelum ma- suk ke dalam tanah Kanaan berlaku bagi kita SEBELUM MASUK KE DALAM KANAAN SURGAWI. Kesejajarannya adalah jelas da-lam konteks ini. Catatan paling awal yang ada tentang penggunaan kosmetika warna-warni terdapat dalam 2 Raja 9:30. banyak orang telah mem- pertanyakan asal usul dari ungkapan “bercalak mata seperti Izebel.” Jawabannya terdapat dalam ayat ini. “Sampailah Yehu ke Yizreel. Ke- tika Izebel mendengar itu, ia mencalak matanya, dihiasinyalah ke- palanya, lalu ia menjenguk dari jendela.” Kisah tentang ratu kafir yang terkenal itu, yang menyebabkan kematian ratusan nabi Tuhan, amat dikenal oleh para pelajar Alkitab. Melacak asal usul Alkitabiah dari ke-biasaan Izebel tentulah memberikan bayangan tidak kudus atau ce-mar dari praktek tersebut. Namun kita akan melihat bahwa PENGGU- NAAN KOSMETIKA WARNA-WARNI ADALAH SUATU TANDA YANG KONSISTEN DARI PEREMPUAN KAFIR DAN PEREMPUAN TIDAK SETIA DI SEPANJANG CATATAN ALKITAB. Melalui nabi Yesaya, Tuhan mengirimkan salah satu kutukan yang paling mengerikan tentang perhiasan yang dapat ditemukan di dalam Alkitab. Tidak ada pengungkapan lain yang lebih langsung dan terang-terangan tentang perasaan Tuhan terhadap penggunaan perhi-asan. Dalam Yesaya 3:16 Tuhan tidak menggeneralisir tentang perhi-asan, melaikan memberikan satu daftar panjang tentang benda-benda tertentu yang dikenakan oleh “wanita Sion.” Sekarang perhatikanlah apakah Tuhan, yang sama pada hari kemarin, hari ini dan selama-la-manya, menjadi senang dengan perhiasan-perhiasan tersebut. “TUHAN berfirman: Oleh karena wanita Sion telah menjadi sombong dan telah berjalan dengan jenjang leher dan dengan main mata, berjalan dengan dibuat-buat langkahnya dan gemerencing dengan giring-giring kakinya, maka Tuhan akan membuat batu kepala wa- nita Sion penuh kudis dan TUHAN akan mencukur rambut sebelah dahi mereka. PADA WAKTU ITU TUHAN AKAN MENJAUHKAN SE- GALA PERHIASAN MEREKA: gelang-gelang kaki, jamang-jamang dan bulan-bulanan; perhiasan-perhiasan telinga, pontoh-pontoh dan kerudung-kerudung; perhiasan-perhiasan kepala, gelang-gelang rantai kaki, tali-tali pinggang, tempat-tempat wewangian 59 dan jimat-jimat; cincin meterai dan anting-anting hidung.” Yesaya 3:16-21. Marilah kita berhenti sebentar dari pernyataan daftar ini dan me-ngajukan pertanyaan, Bagaimanakah Tuhan menjauhkan semua ini? Dalam bab selanjutnya, ayat 4, kita membaca: “Apabila TUHAN telah membersihkan kekotoran puteri Sion...dengan roh yang mengadili dan yang membakar.” Jangan meremehkan kenyataan bahwa Tuhan me- nyebut semua benda-benda perhiasan ini sebagai “kekotoran.” Ia selanjutnya menggambarkan secara paling grafis orang-orang yang bertahan dalam pembersihan dari perhiasan-perhiasan itu: “Pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan TUHAN akan menjadi kepermaian dan kemuliaan, dan hasil tanah menjadi kebanggaan dan kehormatan bagi orang-orang Israel yang terluput. Dan orang yang tertinggal di Sion dan yang tersisa di Yerusalem akan disebut kudus, yakni setiap orang di Yerusalem yang tercatat untuk beroleh hidup.? Yesaya 4:2,3. Dengan tulisan yang berani dan jelas nabi ini menyatakan keji- jikan Tuhan atas manifestasi kebanggaan dalam mengenakan perhiasan. Setelah pembersihan dari segala kekotoran artifisial ini, Tuhan menggambarkan perempuan sebagai “kehormatan, kudus, dan kepermaian.” Tampaknya Dia menghargai keindahan dengan cara yang tidak sama dengan kita. Perempuan-perempuan mengenakan seluruh perhiasannya untuk menjadikan diri mereka cantik, na-mun TUHAN MENGATAKAN ITU KOTOR. Ketika semuanya itu di- tanggalkan, Ia mengatakan bahwa mereka itu permai dan cantik. Jangan meremehkan arti penting yang ekstrim dari kebenaran ini, Tuhan menggunakan kata “kepermaian” untuk menggambarkan mem- pelai perempuannya, yaitu gereja.”I have likened the daughter of Zion to a comely and delicate woman” (Bahwa puteri Sion itu seperti taman yang permai dan seperti padang lezat), Yesaya 6:2. Seolah hendak menegakkan penilaianNya terhadap jenis ke-banggaan yang sedang dibahas, Tuhan membuat pengamatan berikut ini: “Air muka mereka menyatakan kejahatan mereka, dan seperti orang Sodom, mereka dengan terang-terangan menyebut-nyebut do-sanya, tidak lagi disembunyikannya.Celakalah orang-orang itu! Sebab mereka mendatangkan malapetaka kepada dirinya sendiri.” Yesaya 3:9. Tidak ada lagi ada ruang untuk pertanyaan tentang ketidakpan- tasan perhiasan lahiriah. Wajah yang dihiasi adalah kesia-siaan yang sedemikian sehingga Tuhan menggunakan MAKE-UP PE-REMPUAN sebagai contoh perasaan tanpa malu-malu yang besar. Perlu dicatat pada butir ini bahwa Tuhan menyebutkan cincin sebagai bagian dari “kekotoran wanita Sion.” Cincin jenis apakah yang dibicarakan ini?Murid SMA tingkat lanjut akan menjawab segera, “Cincin kelas saya adalah lambang dari saya sebagai murid senior. Ini 60 bukan dikenakan sebagai perhiasan. Tuhan berbicara tentang cincin jenis lain.” Kelompok Mason akan membela cincin Masonik dengan perkataan yang hampir serupa: “Tuhan tidak berbicara tentang cincin saya. Ini hanya menyatakan keanggotaan saya dalam Lodge itu.” Dan ada cincin tanda lahir, cincin pertunangan, dan cincin kawin—yang ke- semuanya memiliki arti simbolis. Betapa mudah mencari alasan bagi apa yang kebetulan kita pakai dan mengaku bahwa Tuhan tidak se-dang membicarakan barang yang sedang kita pakai. Namun bagai- manakah kita mengetahui bahwa Tuhan tidak sedang membicara-kan benda itu?Bukankah itu hanya anggapan kita mengira bahwa Tuhan membuat perkecualian bagi cincin yang kita kenakan, ha-nya karena kita TIDAK INGIN MELEPASKANNYA? Lagipula, mengapa kita mencari di dalam Alkitab tentang perka-ra ini? Apakah kita tidak sedang mencari apa yang terbaik yang me-nyenangkan Dia? Kita tidak sedang mencari cara-cara untuk meng-hindarkan apa yang menyenangkan Dia. TUJUAN UTAMA KITA ADALAH MENCARI KEHENDAKNYA DAN MELAKUKANNYA. KITA BEGITU MENGASIHINYA SEHINGGA KITA TIDAK AKAN MENGAMBIL RESIKO UNTUK TIDAK MENYENANGKANNYA. Inilah sebabnya mengapa seorang Kristen sejati TIDAK AKAN BERDALIH dengan urusan jenis cincin, atau MENCARI-CARI ALASAN ATAS TINDAKAN YANG BERLAWANAN DENGAN KE- HENDAK TUHAN. Singkirkanlah segala jenis cincin. Bukankah amat jelas bahwa jikalau satu cincin simbolis dapat dibela, maka se-gala jenis cincin simbolis dalam dibela? TIDAK ADA DI DALAM CA- TATAN ALKITAB suatu preseden untuk mengenakan tanda per- kawinan secara fisik. Sejarah cincin perkawinan adalah bertalian dengan penyembahan kafir terhadap matahari dan takhayul ke- pausan. Tidak ada satu pendapat pun yang dikemukakan yang men-dukung dibandingkan dengan satu fakta besar bahwa itu tidak me- nyenangkan Tuhan! Seorang Kristen daging dapat berdebat bahwa tidaklah jelas apakah seseorang akan hilang karena mengenakan sebuah cincin. Namun orang Kristen yang mengasihi Tuhan melebihi segalanya akan menjawab bahwa tidaklah cukup untuk mengetahui bahwa itu tidak menyenangkan Kekasih dan Sahabat kita. Secara tidak sengaja terdapat banyak bukti sejarah tentang asal usul kafir dari penggunaan cincin kawin. John Henry Newman, se- telah ia meninggalkan Anglikanisme dan kemudian menjadi seorang kardinal di dalam gereja Katolik Roma, menulis perkataan berikut: “Constantine, dalam usaha untuk mendorong agama baru itu ke- pada orang kafir, memindahkan ke dalamnya perhiasan lahiriah yang telah biasa mereka kenakan di dalam agama kafir mereka. Tidaklah perlu membahas perihal ini yang oleh penulis-penulis 61 Protestan yang tekun telah dibahas sehingga menjadi biasa bagi kita. Penggunaan kuil-kuil,dan ini dipersembahkan kepada orang-orang kudus tertentu ... pedupaan...lilin... air suci... prosesi upa-cara ... cincin dalam perkawinan...beralih ke timur, patung-patung di masa kemudian... kesemuanya berasal dari kekafiran, dan di-kuduskan melalui pemakaiannya di dalam Gereja.” An Essay On the Development of Christian Doctrine, hlm. 373. Nabi Yeremia, sebagaimana penulis lainnya dari Perjanjian La-ma, menambahkan nasihat tentang jenis umat yang menggunakan perhiasan artifisial. Tuhan menggerakkan orang-orang kudus untuk menggambarkan gereja secara nubuatan sebagai seorang perempu-an. Ketika umat Tuhan mundur, mereka digambarkan oleh nabi itu se- bagai seorang PELACUR atau seorang istri yang tidak setia. Ma- ka kita membaca ayat-ayat seperti yang berikut: “Dan engkau, yang dimusnahkan, apakah yang hendak kaulakukan, mengapa engkau mengenakan pakaian kirmizi, menghiasi dirimu dengan perhias- an emas, memalit matamu dengan celak? Sia-sia engkau memper- elok dirimu, pencinta-pencintamu menolak engkau, bahkan mereka ingin mencabut nyawamu.” Yeremia 4:30. Melalui Yehezkiel,Tuhan melambangkan umatNya yang murtad, Yehuda dan Israel, melalui dua pelacur yang bernama Aholah dan Aholibah. penggambaranNya tentang PERHIASAN mereka yang berani cocok dengan KECABULAN PERILAKU mereka. “Tambah- an lagi mereka meminta orang-orang datang dari tempat yang jauh dengan menyuruh suruhan memanggil mereka, dan sungguh, mereka datang. Demi kedatangan mereka engkau mandi bersih-bersih, MEN- CALAK ALISMU dan menghias dirimu dengan PERHIASAN-PER-HIASAN.” Yehezkiel 23:40. Hosea mengungkapkan pikiran yang sama ketika ia menggam-barkan kemunafikan bangsa Israel. Lagi-lagi, ketidaksetiaan digam- barkan secara bagus melalui seorang perempuan yang berhias. “Dan Aku akan menghukum dia karena hari-hari ketika dia membakar korban untuk para Baal, BERHIAS DENGAN ANTING-ANTINGNYA DAN KALUNGNYA, dan mengikuti para kekasihnya dan melupakan Aku," demikianlah firman TUHAN.” Hosea 2:12. Berulang-ulang, Alkitab menghubungkan antara pengguna- an kosmetika warna warni dan perhiasan dengan dosa, kemur- tadan dan kekafiran. Ketika mereka berpaling dari Tuhan mereka mengenakan perhiasan-perhiasan yang, seperti dikatakan oleh Yesaya, “menyatakan kejahatan mereka.” Tidak kurang ayat yang menyatakan kebenaran secara jelas dan tanpa tersamar—TUHAN SURGAWI YANG AGUNG tidak senang dengan benda-benda itu 62 dan menggunakannya untuk melambangkan tindakan menjauh dari kehendak Tuhan. Di dalam Perjanjian Baru, gambaran ini bahkan menjadi fokus yang semakin tajam. Yohanes, dalam kitab Wahyu, menggambarkan perempuan berdosa berpakaian ungu (melambangkan gereja yang palsu) sebagai berikut, “Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.” Wahyu 17:4. Sebaliknya, gereja yang benar digambarkan dalam Wahyu 12:1 sebagai seorang perempuan cantik yang berselubungkan mata-hari. Perempuan ini disebut sebagai pengantin perempuan Kristus da-lam Wahyu 21:9. perhatikanlah bahwa TIDAK ADA PERHIASAN YANG DIKENAKAN OLEH MEMPELAI PEREMPUAN KRISTUS. Kedua jenis sistem agama yang benar dan yang palsu ini menunjuk kepada pandangan Tuhan terhadap penggunaan perhiasan artifi- sial. Dua ayat terakhir dari tulisan Petrus dan Paulus akan menyata- kan pandangan-pandangan gereja mula-mula yang tetap dan konsis-ten tentang praktek ini. Kedua pendukung ini memiliki pengaruh di ka-langan para murid, dan surat-surat yang dipenuhi Roh Kudus meng-gambarkan pandangan yang pasti gereja zaman para rasul. Paulus menulis, “Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia ber-dandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambut-nya jangan berkepang-kepang, JANGAN MEMAKAI EMAS ATAU MUTIARA ATAUPUN PAKAIAN YANG MAHAL-MAHAL, tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah.” 1 Timotius 2:9, 10. Petrus menulis dengan cara yang serupa, kecuali bahwa ia se-cara khusus membahas tentang perempuan Kristen yang memiliki su-ami yang tidak beriman. “Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduk-lah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak ta-at kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan saleh-nya hidup isteri mereka itu. Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan MENGEPANG-NGEPANG RAMBUT, MEMAKAI PER- HIASAN EMAS ATAU DENGAN MENGENAKAN PAKAIAN YANG INDAH-INDAH, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang ter-sembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.” 1 Petrus 3:1-4. Perkataan Petrus ini berisikan nasihat bagi setiap istri Kristen di dalam gereja saat ini, dan nasihat itu berkenaan dengan salah satu 63 dari masalah yang paling membebani pikiran yang dihadapi oleh pe-rempuan Kristen yang suaminya tidak seiman dengan mereka. Sebe-rapa jauhkan istri yang beriman ini harus berusaha untuk menyenang-kan suaminya yang belum diperbaharui ini? Seberapa besarkah ia ha-rus berkompromi dengan kebenaran Tuhan dalam perkara-perkara kecil agar rumah tangganya tetap tenteram dan barangkali dapat me-nolong memenangkan suaminya? Nasihat Petrus adalah sederhana dan tegas. Jangan mengkompromikan kebenaran dan prinsip sa- ma sekali. Bahkan jikalau si istri tidak diizinkan untuk berbicara ten-tang imannya ia dapat memenangkan suaminya melalui KELAKU- AN HIDUPNYA. Kata “kelakuan” ini adalah lebih tepat daripada “per- cakapan” (dalam naskah berbahasa Inggris, conversation). Perhatikanlah bagaimana perilaku istri Kristen akan nyata. Petrus menekankan bahwa ia akan memenangkan suaminya lebih se-gera dengan melepaskan perhiasan lahiriah. Tentulah Roh Kudus mengantisipasi dilema istri yang merasa bahwa ia perlu mengenakan sebuah cincin kawin untuk menyenangkan suaminya, meskipun ia tahu itu tidak menyenangkan Tuhan. Ayat ini menjadikannya amat je-las bahwa Tuhan haruslah didahulukan, dan keputusan seperti itu ju-ga akan lebih bermanfaat untuk memenangkan suaminya daripada cara yang lain. Ratusan penginjil dan pendeta dapat memberikan ke-saksian bahwa ini adalah benar. Para perempuan yang pada akhir- nya membawa suaminya ke dalam iman adalah dia yang berpe-gang teguh kepada standar Firman Tuhan. Mereka yang tidak me- menangkan pasangan mereka adalah orang-orang yang akan meng-abaikan standar dalam perkara-perkara kecil agar lebih sesuai de-ngan suami-suami mereka yang tidak beriman. Ini barangkali kedengaran kontradiktif, namun hasil-hasilnya yang nyata adalah mudah dilihat. Sepanjang si istri tidak menghidup-kan seluruh butir keyakinannya, suaminya menganggap bahwa itu pasti tidaklah terlalu penting.Ia tidak dapat menjadi senang melakukan sesuatu yang bahkan tidak diturut oleh istri Kristennya yang cantik je-lita. Namun jikalau si istri benar-benar berdiri teguh untuk menyenang-kan Tuhan mengatasi segalanya, bahkan dengan resiko tidak menye-nangkan suaminya,maka si suami akan menjadi sangat terkesan bah-wa “bagian agama” ini pastilah penting. Ia barangkali tidak akan ber- kata apa-apa tentang perasaannya yang sesungguhnya. Sesungguh-nya, ia barangkali merasa jengkel, namun penghormatan dan keka-gumannya secara diam-diam akan didorong oleh pendirian yang te-guh dan sadar dari istrinya. Kita harus mengantisipasi di sini pendapat yang diajukan oleh para istri yang cenderung tidak mau berpisah dengan cincin kawinnya. Mereka berkata, “ Saya tidak mau melepaskan cincin saya karena ini 64 menunjukkan saya telah menikah. Saya bangga dengan suami saya. Saya ingin agar setiap orang mengetahui bahwa saya menikah. Saya menganggap pernikahan adalah sesuatu yang paling penting dan sa-kral.” Tidak seorangpun melihat kesalahan dengan perasaan yang tu-lus ini. Setiap istri haruslah mengasihi suaminya, dan bangga terha-dapnya. Perkawinan adalah penting, dan ia tentulah ingin agar setiap orang mengetahui bahwa ia telah menikah. Namun marilah kita aju-kan pertanyaan ini: Apakah ada sesuatu di dalam kehidupan seseo-rang yang lebih penting daripada pernikahan? Ya, hanya ada satu hal yang lebih penting daripada seorang istri yang menikah dengan seo-rang suami, atau sebaliknya, dan itu adalah pernikahan dengan Kristus. Pengakuan akan kasih Kristus adalah satu-satunya pe-ngakuan yang harus selalu menjadi prioritas mengatasi kasih ke-pada suami atau istri. Dengan begitu banyak bukti Alkitab, kita telah menemukan bahwa perhiasan adalah tidak menyenangkan Tuhan, Kekasih kita. Benar bahwa cincin kawin akan mengatakan kepada setiap orang bahwa istri ini telah menikah kepada suaminya, na-mun ini juga mengatakan sesuatu yang lain. Ini mengatakan bah-wa IA TELAH MEMILIH UNTUK MENYENANGKAN SUAMINYA DA- RIPADA MENYENANGKAN TUHAN YESUS. Ini akan menyatakan bahwa ia meletakkan kehendak seseorang lain di atas kehendak Tuhan yang dinyatakan di dalam Alkitab. Dengan demikian, ia mem- bawa kesaksian yang salah kepada dunia. Sebagian mungkin keberatan bahwa kesimpulan seperti itu ada-lah terlalu keras.Sebagian cenderung mengatakan,“Anda menghakimi dan menguji Kekristenan saya dengan perkara kecil seperti cincin atau perhiasan.”Bukan, bukan itu masalahnya.Kasih kepada Tuhan- lah yang sedang diuji, dan Alkitab secara jelas menunjukkan kri-teria ujian tersebut. Ujian itu bukan saja meliputi memelihara hu-kum-hukum Tuhan yang dinyatakan secara jelas, melainkan juga mengesampingkan segala sesuatu lainnya yang kita temukan ti-dak menyenangkan Dia. Inilah buktinya: “Dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena KITA MENU-RUTI SEGALA PERINTAH-NYA DAN BERBUAT APA YANG BER- KENAN KEPADA-NYA.” I Yohanes 3:22. Tolong jangan anggap remeh dua perkara yang selalu akan dila-kukan oleh orang-orang Kristen sejati. Mereka menuruti tuntutan-tun-tutan yang nyata dan langsung yang Tuhan letakkan di dalam hukum-Nya, namun mereka lebih lanjut juga mencari setiap perkara yang akan menyenangkan hatiNya. Dengan kata lain, mereka akan menu-ruti perintah untuk berbuat “apa yang berkenan kepada Tuhan.” Efe- sus 5:10. Yesus memberikan teladan dan menunjukkan prinsip ilahi ini di dalam kehidupan dan pengajaranNya. Ia berkata, “Dan Ia, yang 65 telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sen-diri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya." Yohanes 8:29. Perintah-perintah yang utama ini adalah jelas bahkan bagi seorang manusia daging sekalipun, namun perkara-per-kara kecil yang menyenangkan Tuhan hanya dinyatakan kepada hati seorang Kristen yang penuh kasih yang mencari di dalam Firman tan-da-tanda dari kehendakNya. Adalah suatu kenyataan yang khidmat bahwa mereka yang akan diselamatkan pada saat kedatangan Yesus dilambangkan dengan Henokh, yang “Karena iman Henokh terang- kat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, ka-rena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.” Ibrani 11:5. Paulus menggambarkan kedatangan Kristus yang penuh kemu-liaan dalam 1 Tesalonika 4:16. Dalam teks yang sama ia menggam- barkan kebangkitan orang benar yang telah mati, dan pengangkatan orang benar yang masih hidup. Namun berbicara tentang orang-orang kudus yang seharusnya siap untuk diubahkan, Paulus berkata, “Akhir- nya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: ...bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah.” 1 Tesalonika 4:1. Salah satu tanda dari mereka yang ditebus dari dunia ini adalah kerelaan mereka untuk menyenangkan Tuhan dalam segala perkara. Dengarkanlah, jikalau anda mengetahui sesuatu perkara yang menyenangkan Tuhan, namun menolak untuk melakukannya, apakah sesungguhnya yang sedang anda lakukan?Anda sedang menyenang-kan seseorang lain lebih daripada Tuhan. Anda mungkin berkata, “Te- tapi inikan hanya perkara yang sangat, sangat kecil.” Tentu saja itu adalah perkara kecil, namun kasih sesungguhnya diuji dan dibuktikan melalui perkara-perkara kecil yang kita lakukan satu sama lain.Tanya-kanlah setiap istri apakah tidak demikian.Suaminya mungkin membe-likan dia sebuah mesin cuci pada hari ulang tahunnya dan ia meng-hargainya. Namun jikalau ia membawa pulang bunga di pertengahan minggu dan berkata, “Sayang, biarlah saya mencuci piring-piring,” se- tiap istri akan berkata kepada anda bahwa itu lebih berarti daripada mesin cuci. Mengapa? Karena itu menyatakan lebih tentang perasa-annya yang sesungguhnya ketika melakukan perkara-perkara kecil di-bandingkan melakukan perkara-perkara besar yang kurang lebih telah terduga. Tuhan menjadi senang ketika kita memelihara Sepuluh HukumNya, namun kita benar-benar lebih menunjukkan kasih ki-ta dengan melakukan lebih dari hukum-hukum itu, menyenang-kan hatiNya di dalam perkara-perkara kecil yang dinyatakan di dalam Alkitab. 66 Benar dan salah tidak pernah, dan tidak boleh pernah diukur de-ngan jumlah. Kualitas dosalah, bukan jumlahnya, yang menjadi masa-lah yang lebih besar bagi orang Kristen. Alkitab menyatakan fakta bahwa kosmetika warna-warni, cincin, dll, adalah tidak menye-nangkan Tuhan. Firman Tuhan tidak menyatakan bahwa sejum-lah tertentu kosmetika warna-warni adalah salah, atau sejenis atau jumlah cincin tertentu adalah tidak menyenangkan Tuhan, bahkan pelanggaran terkecil yang disengaja dari kehendak Tuhan yang dinyatakan adalah serius. INI MENUNJUKKAN PEM-BERONTAKAN BATIN TERHADAP MENEMPATKAN TUHAN SE- BAGAI YANG UTAMA. Pendapat iblis yang paling favorit saat ini adalah, “Sedikit saja tidak apa-apa.” Ini adalah pendapat Lot yang bodoh ketika ia diperintahkan oleh malaikat-malaikat untuk melarikan diri ke pegunungan. Ia memohon izin untuk pergi ke kota lain yang de-kat dengan Sodom dan Gomora. Alasannya adalah, “Bukankah kota itu kecil?” Kejadian 19:20. Dapatkah anda memahami mengapa ia ingin pergi ke kota lain setelah kehilangan segalanya di Sodom? NA- MUN ALASAN YANG SAMA DIGUNAKAN OLEH BANYAK ORANG KRISTEN SAAT INI.MEREKA BERDEBAT DAN BERSUNGUT TEN- TANG UKURAN CINCIN MEREKA, ATAU JUMLAH KETIDAKSO- PANAN MEREKA. Setan bergembira mendengar orang berusaha untuk memutus-kan berapa banyak mereka boleh melanggar kehendak Tuhan. Ja-nganlah lupakan ini: bukanlah tingkatan pergeseran dari standar Al-kitab yang penting, melainkan kenyataan bahwa adanya suatu perge-seranlah yang menjadi masalah yang sesungguhnya. Ukuran langkah bukanlah yang terpenting, melainkan arah yang dituntun oleh langkah itu. Kadangkala pendeta dituduh membesar-besarkan masalah ten-tang cincin kawin, karena mereka menunggu calon baptisan mele-paskannya sebelum dibaptiskan. Sesungguhnya, pengalaman ini membuktikan bahwa cincin bukanlah masalah sama sekali. Cincin itu hanyalah gejala dari satu masalah yang jauh lebih serius—kurangnya penyerahan yang penuh. Ketika hati berserah, dan Tuhan dijadi-kan yang terutama di dalam kehidupan, tidak seorang beriman-pun yang akan mengizinkan sebuah cincin kecil menghalangi ja-lan persatuan dengan tubuh Kristus di dalam baptisan. Ketika ka-sih kepada Kristus lebih besar daripada kasih kepada diri sendiri atau suami atau istri, maka tidak ada sesuatupun yang akan menghalangi, meskipun itu adalah sebuah cincin logam yang kecil. Sekarang kita akan mempertimbangkan aspek lain dari bukti Alkitab tentang perkara ini yang dianggap oleh sebagian orang seba- 67 gai yang paling memaksa atau menekan. Ini menjawab keberatan yang diajukan oleh beberapa orang yang masih tidak diyakinkan bah-wa perhiasan adalah tidak menyenangkan Tuhan. Melalui cara yang paling eksplisit ini merubuhkan benteng pertahanan yang terakhir bah-kan bagi cincin kawin sekalipun. Sebelum masuk ke dalam pembahasan Paulus yang fasih ten-tang butir ini, marilah kita menetapkan sebuah fakta yang amat dike-nal oleh semua orang yang terlibat dalam pemenangan jiwa secara penuh waktu. Mereka yang tetap mengenakan perhiasan mereka, setelah menjadi anggota gereja, telah bertanggung jawab mele-takkan BATU SANDUNGAN bagi jiwa yang tertarik. Hampir setiap penginjil atau pendeta dapat menceritakan kisah yang menyedihkan hati tentang pria dan wanita yang berbalik hampir pada saat baptisan karena ketidakkonsistenan dari sebagian anggota gereja. Setelah diajarkan tentang seluruh kebenaran Alkitab tentang standar-standar Kekristenan,calon baptisan ini menjadi terkejut melihat anggota-ang- gota jemaat, dan kadangkali MAJELISNYA, mengenakan cincin atau perhiasan lainnya. BANYAK YANG MUNDUR DALAM KEKE- CEWAAN DAN MENOLAK UNTUK BERGABUNG DENGAN GE- REJA. Ada orang yang cenderung beralasan, “Baiklah, mereka tidak boleh terlalu melihat kepada orang-orangnya. Mereka harus meneri-ma kebenaran karena itu adalah kebenaran.” Ini adalah amat baik dan benar, namun ingatlah juga bahwa kita berurusan dengan jiwa-jiwa yang mencari lubang-lubang di sekitar pekabaran Injil yang tidak populer. Sudah menjadi tugas kitalah untuk menutup setiap lubang dengan sabar dan menghadapi setiap pendapat sehingga pada akhirnya mereka akan menyerah dalam penurutan yang penuh. Kenyataannya adalah bahwa orang-orang ini memiliki hak untuk mengharapkan gereja melaksanakan apa yang diajarkan. Sedikit ang-gota yang tidak konsisten dapat menjadi lawan bagi waktu berbulan-bulan yang dihabiskan dalam pelajaran yang penuh doa dan persiap-an bagi calon baptisan oleh pendeta. Tidaklah benar jikalau ada orang yang menjadi batu sandungan bagi orang lain. Paulus menuliskan peringatan yang khidmat ini kepada mereka yang mengecewakan satu jiwa di dalam pertumbuhan Kristen. “Kare- na itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!” Roma 14:13. Yesus berbicara tentang topik yang sama kecuali bahwa Ia menggambarkan akibat yang besar dari me-nyebabkan anak-anak tersandung. Barangkali perkataanNya akan memiliki arti yang lebih besar jikalau kita membacakannya dengan membayangkan guru-guru sekolah Sabat anak-anak. "Tetapi barang- 68 siapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.” Matius 18:6. Benar-benar perkataan yang serius! Namun tidak lebih serius daripa-da pelanggaran yang dinyatakannya—yaitu salah dalam menuntun anak-anak kecil yang melihat guru-guru mereka sebagai teladan. Be-tapa sering anak-anak perempuan bertanya tentang standar Alkitab tentang cincin setelah melihat sebuah cincin di jari guru favoritnya. Di sebuah gereja tertentu, seorang guru taman kanak-kanak yang mengenakan sebuah cincin kawin menjadi idola dari seorang anak kecil di kelasnya. Selama acara kebaktian gereja, anak perem-puan ini diizinkan duduk bersama guru dan suaminya. Karena mereka tidak mempunyai anak, pasangan ini dengan senang hati mengizinkan anak yang sopan ini duduk bersama mereka. Anak ini akan menyibuk-kan diri dengan benda-benda yang ada di dalam tas gurunya, namun karena sifatnya yang penuh perhatian, ia akan memegang tangan gu-runya sepanjang waktu. Pada suatu hari Sabat selama jam khotbah, wanita ini melirik ke arah anak perempuan ini dan memperhatikannya melepaskan cincin kawin itu dan memasangnya pada jarinya yang kecil. Karena terganggu, ia mengambil cincin itu dan memasangkan-nya kembali di jarinya. Minggu demi minggu berlalu, yang amat menyedihkan hatinya, ia memperhatikan betapa terobsesinya anak perempuan ini kepada cincin itu. Ia memandang dan mengelus cincin itu, dan seringkali ber-usaha untuk melepaskannya dengan perlahan-lahan, sehingga ia da-pat mengenakannya di jari kecilnya. Kekeguman yang semakin ber-tumbuh dari anak kecil ini terhadap cincin emas itu menjadi perhatian yang sungguh-sungguh dari wanita dewasa ini. Karena mengetahui ajaran Alkitab tentang perhiasan, hati nuraninya menjadi tidak nyaman dari sejak saat ia mengenakan cincin itu. Sekarang ia merasa tidak dapat menikmati acara kebaktian, karena ia berusaha mengalihkan perhatian anak kecil ini dari benda perhiasan tersebut. Pada akhirnya ia tidak tahan lagi. Dengan keyakinan bahwa ia telah meletakkan batu sandungan di jalan anak kecil ini, ia melepas- kan cincin yang mengganggu itu selama-lamanya. Kemudian, ia menceritakan pengalaman itu dengan pendeta, dan menggambarkan perasaan bersalahnya yang menderanya karena meletakkan penco-baan di hadapan seorang anak kecil yang tidak berdosa. “Tetapi saya tidak melihat apa yang salah dengan cincin. Me-ngapa saya harus menjadi seorang munafik dan melepaskannya ha-nya karena saya ingin mengesankan kepada seseorang?” Inilah per- tanyaan yang dijawab oleh Paulus dengan akibat yang menyedihkan dalam 1 Korintus 8:1-13. seluruh pasal ini berkenaan dengan masa- 69 lah makanan yang dipersembahkan kepada berhala. Gereja mula-mu-la amat terpecah karena masalah ini. Orang-orang Kristen yang bukan Yahudi yang berasal dari kekafiran percaya bahwa adalah salah me-makan makanan seperti itu. Mereka ingin mempersembahkan makan- an dalam persembahan kepada berhala. Meskipun mereka sekarang adalah orang-orang Kristen, mereka masih merasa bahwa itu adalah menyatakan kesetiaan kepada berhala jikalau makan makanan terse-but. Di lain pihak, orang-orang Kristen Yahudi yang masuk ke da-lam gereja dari Yudaisme merasa bahwa makanan itu adalah baik untuk dimakan. Karena daging itu tidaklah “haram” dan karena itu dijual bersama dengan daging yang ada di pasar, orang-orang Kristen Yahudi membelinya tanpa mempertanyakan hati nurani apapun. Pertentangan menjadi semakin sengit antara kedua kelompok tersebut sehingga Paulus pada akhirnya harus menanganinya dengan cukup panjang lebar dalam 1 Korintus 8. Perhatikanlah keputusan- nya tentang perkara ini: “Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: "TIDAK ADA BERHALA DI DUNIA dan TIDAK ADA ALLAH LAIN DARI PADA ALLAH YANG ESA." ... Tetapi bu- kan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala, makan daging itu se-bagai daging persembahan berhala. Dan oleh karena hati nurani me-reka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya. ... Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mere-ka yang lemah. Karena apabila orang melihat engkau yang mempu-nyai "pengetahuan", sedang duduk makan di dalam kuil berhala, bu-kankah orang yang lemah hati nuraninya itu dikuatkan untuk makan daging persembahan berhala? Dengan jalan demikian orang yang le-mah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi bi-nasa karena "pengetahuan"mu. Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus.” Ayat 4- 12. Ayat-ayat yang luar biasa ini, dengan fokus rohani kepada kasih bagi sesama, berlaku bahkan dengan kekuatan yang lebih besar ke-pada mereka yang merasa bebas untuk mengenakan cincin kawin di dalam gereja. Penerapan in lebih besar karena perhiasan adalah dikutuk oleh Tuhan, sementara daging yang dipersembahkan kepa-da berhala tidak dikutuk. Namun, Paulus berkata bahwa adalah ber-dosa memakan makanan itu karena itu menjadi batu sandungan, atau penghalang, bagi orang lain. Karena cincin telah menjadi batu san-dungan dengan cara yang sama, kepada sesama orang Kristen, kita tidak bisa membebaskan diri dari kesimpulan bahwa pelanggaran se-perti itu adalah juga “dosa terhadap Kristus.” 70 Ini membawa kita kembalil kepada tema utama dari buku kecil ini—kasih. Apakah kita sedang melihat kepada standar-standar Kris-ten dari sudut pandang kasih dan menyenangkan Tuhan, atau menga-sihi sesama kita, akibatnya adalah sama. Gagasan utamanya adalah menempatkan diri paling belakang. Sebuah agama yang didasarkan oleh kasih seperti ini tidak hanya akan menggenapi kata-kata da-lam Sepuluh Hukum melainkan akan mencari di dalam Firman Tuhan setiap hari akan tanda-tanda kehendakNya. Sebagaimana Yohanes mengingatkan kita, “kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” 1 Yohanes 3:22. Bolehkah saya mengajukan pertanyaan tentang apa yang telah anda baca hingga titik ini? Apakah ini telah menimbulkan keraguan tentang mengenakan perhiasan? Apakah bukti-bukti dari seluruh ayat di atas, yang tersebut di dalam Alkitab, menyatakan bahwa praktek ini meragukan? Satu pasangan berkata, “Kami belum diyakinkan bahwa Tuhan akan membiarkan kami di luar Surga karena mengenakan se-potong perhiasan.” Saya bertanya kepada mereka, “Meskipun anda ti- dak merasa bahwa anda akan hilang karena mengenakannya, apakah banyak ayat tersebut menimbulkan setidaknya beberapa pertanyaan tentang praktek memenuhi seluruh perkenan Tuhan?” “Oh ya, “ kata mereka, “Kita tidak bisa mengatakan bahwa masalah ini tidak begitu kabur.” Pertanyaan saya berikutnya adalah ini: “Apakah menurut anda ada kesempatan 10 % untuk tidak menyenangkan Tuhan?” Setelah berpikir sesaat, keduanya setuju bahwa ada setidaknya kemungkinan sebanyak itu bahwa itu dipertanyakan. Kemudian saya menanyakan lebih lanjut: “Karena anda berdiri di ujung baptisan dan penyerahan hi- dup anda sepenuhnya kepada Tuhan Yesus Kristus, apakah anda mau beresiko 10 % tidak menyenangkan Tuhan yang telah menyerah-kan hidupNya bagi anda?” Perlahan mereka terdiam dan mulai melepaskan cincin mereka. “Tidak,” kata si suami, “Kami tidak mau beresiko sekecil apapun untuk tidak menyenangkan Dia. Kami semua ingin berjalan sejalan dengan Yesus. Karena tidak ada keraguan, kami akan memberikan Dia man-faat dari keraguan.” Saya tidak akan berusaha berpura-pura bahwa penyerahan se-perti ini adalah mudah. Yesus berkata, “Setiap orang yang mau meng- ikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” Lukas 9:23. Mengatakan “Tidak” kepada diri sen- diri adalah apa yang dikatakan oleh Tuhan kita. Ia sedang mengata-kan bahwa setiap orang harus memerangi sesuatu yang diri sen-diri tidak ingin menyerahkannya. Orang yang datang kepada Kristus belajar jalan-jalanNya harus menyangkal dirinya, atau berkata, “Tidak” kepada sesuatu yang seluruh dirinya meng- 71 inginkan agar dipelihara. Inilah yang dimaksud dengan penyang-kalan diri.Sebagian orang gagal dalam ujian pada satu titik, dan yang lain gagal pada titik lainnya. Saya telah melihat beberapa orang yang tidak dapat menyangkal diri pada masalah uang. Menurut Tuhan mungkin membahayakan pekerjaannya atau mengurangi gajinya, dan mereka tidak mau mengatakan tidak kepada kecintaan mereka kepa-da uang. Yang lain harus meninggalkan teman-temannya untuk me-ngikut Kristus. Selera sering menghalangi banyak orang yang tidak mau untuk menyangkal dirinya tentang alkohol, tembakau, atau ma-kanan yang tidak halal sebagaimana dituntut oleh Alkitab. Sebagian kecil orang gagal dalam ujian tentang kesombongan dan kebanggaan. Mereka tidak mau menyangkal diri mereka dalam kebanggaan yang luar biasa akan pakaian. Selalu menarik melihat bagaimana kebenaran membersihkan banyak orang dari pengunjung acara penginjilan. Tidak satupun ber-henti hadir hingga kita menyampaikan tuntutan-tuntutan Tuhan yang menuntut pengubahan kehidupan dan praktek-praktek. Jikalau kita tidak menyampaikan seluruh nasihat Tuhan,sebagian pendengar akan dengan senang hati menanggapi undangan itu.Pergumulan terjadi ke-tika kebenaran menantang suatu pemanjaan diri yang disukai. Uji- an Sabat, persepuluhan, dan makanan kesemuanya ditujukan pada suatu unsur sifat alamiah kita. Banyak orang gagal pada salah satu dari butir ini. Namun yang cukup aneh, peperangan terbesar tampak-nya ketika kehendak Tuhan menyentuh wilayah kebanggaan pribadi. Kesombongan begitu mendalam dan meresap. Cinta diri memiliki ri- buan muka dan memamerkan dirinya dalam berbagai cara yang halus. Catatlah, di suatu bagian dari jiwa, iblis akan menggunakan diri untuk membuat usaha mati-matian yang terakhir melawan kehendak Tuhan. Hanya orang-orang yang mengasihi Kristus dengan sepenuh hati, jiwa dan pikirannya yang akan mampu atau rela membuat penye-rahan 100 persen kepada Dia seperti yang dituntutkan. Orang-orang yang paling berbahagia di dunia ada mereka yang tidak membiarkan apapun menghalangi jalan mereka menyenangkan Tuhan dalam se-gala perkara. Telah disebutkan bahwa orang-orang Kristen yang hidup untuk menyenangkan Tuhan adalah orang-orang yang paling berbahagia di dunia. Yesus berkata, “Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, su-paya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi pe- nuh.” Yohanes 15:10, 11. maka tidaklah mengherankan, bahwa orang-orang Kristen yang berserah sepenuhnya amat mudah di- 72 kenali. Ada cahaya kudus dan sukacita bersinar dari dalam dan bahkan menembus ke wajah mereka. Meskipun mereka telah me-lepaskan perhiasan-perhiasan dunia, mereka telah mengenakan perhiasan lain dari Roh, yang dapat menjadi pengenal mereka de-ngan cepat. Sebagian wanita merasa seperti hampir telanjang sete-lah melepaskan perhiasan mereka, namun segera mereka menyadari bahwa Tuhan telah menggantikan perhiasan yang artifisial dengan yang sesungguhnya. Daud menulis, “Tujukanlah pandanganmu kepa- da-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu.” Mazmur 34:6. “Penampilan baru” dari orang Kristen yang terlahir baru ini- lah yang telah menyebabkan DUNIA HERAN. Untuk setiap perkara jahat yang ditinggalkan, anak Tuhan menerima sebuah pengganti ro-hani. Seperti kata Paulus, “Sebab itu marilah kita menanggalkan per- buatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!” Roma 13:12. Dan cobalah perhatikan betapa dramatis peru-bahan ini terjadi ketika melibatkan pakaian dan perhiasan pribadi. Mempelai perempuan Kristus memperoleh perhatian istimewa. Yesa-ya membandingkan pakaian perkawinan umat Tuhan dengan pakaian dunia. “Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di da-lam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya.” Yesaya 61:10. Ketika kita dinikahkan kepada Kristus, dan mengambil namaNya, kita tidak boleh menghiasi diri kita sendiri sebagai pengantin pria dan wa-nita duniawi. Kita dengan sukacita dikenakan dengan “pakaian keselamatan” dan “jubah kebenaran.” Inilah apa yang menerangi wajah dan memberikan penampilan dengan cahaya baru yang mengherankan dunia. Butir yang vital harus diberikan pertimbangan yang seksama. Wajah dapat berkata banyak tentang tabiat dan pengalaman sese- orang. Kesaksian Kristen kita yang paling berkuasa barangkali adalah kesaksian wajah kita yang bercahaya. Dari pendapat yang paling meyakinkan yang pernah saya dengar melawan pemakaian kosmetika warna-warni didasarkan atas fakta berikut ini. Frances Parkinson Keyes, seorang penulis Katolik yang terkenal, menjelaskan mengapa ia tidak pernah “memulas” wajahnya atau rambutnya dengan perhias- an artifisial: “Hidup seperempat abad hendak memberikan banyak pa- da wajah seorang perempuan di samping beberapa kerut dan bebera-pa lipatan yang tidak dikehendaki di sekeliling dagunya. Sepanjang waktu itu ia menjadi sangat akrab dengan penderitaan dan kesenang-an, sukacita dan kesedihan, kehidupan dan kematian. Ia telah meng- 73 alami pergumulan dan bertahan, gagal, dan berhasil.Ia telah kehilang-an dan memperoleh kembali iman. Dan sebagai hasilnya ia seharus-nya menjadi lebih bijaksana, lembut, sabar dan lebih tenggang rasa daripada ketika ia lebih muda.Selera humornya seharusnya lebih lem-but, dan wawasannya menjadi lebih luas, simpatinya lebih mendalam. Semuanya ini seharusnya tampak. Jikalau ia berusaha menghapus-kan coretan usia, pada saat yang sama, ia akan beresiko kehilangan coretan pengalaman dan tabiat.” Words of Inspiration, hlm. 198. Betapa suatu kebenaran yang luar biasa yang terdapat di dalam pernyataan ini! Wanita Kristen memiliki kesaksian yang disampai-kan melalui wajah-wajah mereka. Kebenaran, kehormatan, ke-murnian, dan iman yang tenang di dalam Tuhan—semuanya ini SERINGKALI SECARA NYATA DIUNGKAPKAN MELALUI WAJAH SEMATA. Barangkali inilah apa yang dimaksudkan oleh Yesus ketika Ia berkata, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memulia-kan Bapamu yang di sorga." Matius 5:16. Terang dan cahaya rohani dari wajah yang tidak berhias dapat menarik lebih banyak perha-tian kepada agama Yesus Kristus dibandingkan dengan lusinan khotbah atau pelajaran Alkitab. Kita telah menggunakan banyak waktu untuk membahas perhi-asan artifisial untuk menunjukkan bagaimana kasih membawa kepada Alkitab, mencari apa yang menyenangkan hati Tuhan. Kita dapat juga menerapkannya kepada contoh-contoh lain dalam standar Kristen. Prinsip-prinsip yang sama memberikan motivasi untuk mencari dan selalu berusaha untuk menyenangkan Tuhan dalam apapun yang kita lakukan tentang berdansa, bioskop, judi, makanan dan pakaian. Da-pat ditunjukkan dengan cara yang sama jelasnya bahwa standar-stan-dar gereja yang tinggi ini tidak didasarkan atas tindakan-tindakan ko-mite manusia, melainkan dari kehendak Tuhan yang dinyatakan di da-lam FirmanNya. 74 PERANGKAP TELEVISI Telah banyak dituliskan tentang masuknya peralatan televisi yang tampaknya tidak berbahaya ke dalam rumah tangga. Karena ada be-berapa acara-acara yang lulus dalam ujian Alkitab dalam hal kebenar-an, kesucian, dll, maka kita dengan mudah terserap ke dalam penda-pat yang mengatakan bahwa peralatan ini akan digunakan sebagai sarana pendidikan bagi keluarga. Keputusan khidmat seringkali dibuat tentang kualitas yang tinggi dari acara yang akan disetujui untuk diton-ton.Namun marilah kita jujur dan berkata benar.Berapa lamakah pera-turan-peraturan yang membatasi ini berlangsung untuk mengatur tele-visi? Mengawasi hampir tidaklah mungkin karena sifat perbatasan dari banyak acara. Ketidakpastian tentang di mana harus menarik garis batas, apakah beberapa kata yang kasar merusak program do-kumenter sepanjang satu jam, dan keputusan-keputusan lain yang menekan segera menjadi tidak dapat ditoleransi lagi. Pintu telah ter-buka lebih lebar dan dan semakin lebar, dan indra pembeda menye-suaikan dengan aliran gambar dan pemandangan yang semakin turun dari standar. Adalah mudah membenarkan bahasa yang agak longgar karena penggunaan kata-kata seru di mana-mana oleh pembawa be-rita televisi yang populer. Banyak iklan juga dihiasi dengan naik tu- run yang merendahkan standar moral Kristen. Menjadi semakin sulit untuk dipercaya bahwa bahkan tontonan yang dipilih secara paling berhati-hati sekalipun tidak akan menghasil-kan ketidak-pekaan rohani. Perkataan-perkataan dan gambar-gam- bar pendek dari percakapan pasaran secara perlahan masuk ke da-lam pertunjukan pendidikan yang sangat dipuji-puji. Banyak yang ber-pendapat bahwa kita harus belajar hidup dengan bahasa seperti ini karena itu ada di sekitar kita setiap saat. Memang benar bahwa kita sering mendengar kekasaran dunia di sekeliling kita, namun apakah kita harus dengan sengaja memajankan (exposed) diri kita kepada se- suatu yang seharusnya dapat kita hindarkan? Kebenarannya adalah bahwa sebagian besar dari kita mengha-dapi pergumulan yang berat untuk berpaling dari pemandangan-pe-mandangan kejahatan yang memikat yang tidak dapat kita hindarkan ketika kita berada di jalanan. Ada cukup banyak pencobaan yang me-menuhi seluruh waktu dan usaha kita, tanpa perlu secara sengaja membawa masuk sumber pencobaan ke dalam ruang keluarga. Apa yang gagal dipahami oleh banyak orang adalah bahwa ada dosa di dalam pemandangan. Jikalau seseorang ada di belakang Ibu Hawa di Taman Eden dan bertanya kepadanya apakah yang dilaku-kannya di depan pohon larangan itu, ia barangkali akan menjawab, 75 “Saya hanya melihat-lihat.” Namun apa yang dilihat-lihat oleh Hawa membawa kepada penderitaan berlipat ganda dan pada akhirnya ke-matian dari milyaran umat manusia selama lebih dari enam ribu tahun yang tragis. Raja Daud bangun dari tidur sore, dan dengan diam-diam, dan tidak sengaja, melihat istri tetangganya yang cantik sedang mandi di taman di atas atap rumah Mediterania-nya. Tampaknya, jikalau sese-orang bertanya kepada Daud apa yang sedang dilakukannya, ia akan menjawab, “Cuma melihat-lihat saja.” Namun apa yang dilihatnya membawa kepada perzinahan dan pembunuhan, dosa yang mempe-ngaruhi suatu bangsa untuk melupakan Tuhan. Akibat ketidakbermo-ralannya dengan Batseba berbekas tajam di dalam keluarga Daud se-hingga empat dari anak-anaknya sendiri diambil daripadanya melalui tragedi atau kemurtadan. Betapa pahitnya ia kemudian meratapi aki-bat-akibat yang mengerikan dari “melihat-lihat” yang tampaknya ti- dak berbahaya. Pengaruh yang tetap melekat dari pola-pola mental adalah perlu diperhatikan. Dengan melihat kita diubahkan. Pikiran-pikiran dihasil-kan dari apa yang dilihat oleh seseorang. “ Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia." Amsal 23:7. Ini membawa kita kepada salah satu argumentasi yang paling khidmat bahwa televisi dapat merusak kehidupan Kristen. Ini dida- sarkan atas prinsip partisipasi mental atau dari pengalaman orang lain di dalam dosa. Yesus menyatakan, “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah de-ngan dia di dalam hatinya.” Matius 5:27, 28. Tolonglah perhatikan bahwa pikiran dapat menciptakan suatu gambar mental yang realistis bahwa orang sesungguhnya menjadi be-gitu terlibat dalam gambar-gambar imajinasi.Partisipasi menjadi begitu nyata sehingga Yesus mengatakan bahwa kita bertanggung jawab atas apa yang kita izinkan masuk ke dalam pikiran kita, seolah kita melakukannya melalui tindakan fisik itu sendiri. Karena otak adalah pusat keputusan bagi seluruh tubuh, setiap tindakan yang dilakukan haruslah pertama-tama terbentuk di dalam pikiran sebelum diterje-mahkan ke dalam tindakan. Otak, melalui sistem komunikasi syaraf yang luas, mengirimkan pesan ke tangan, kaki dan organ tubuh lain-nya untuk melakukan tindakan. Namun, ini adalah titik persis penco-baan terberat. Menyimpan gambar mental hingga mengirimkan perin-tah untuk dilakukan oleh tubuh adalah sangat congkak dan melemah-kan bagi kehendak sehingga sedikit orang yang mampu berbalik dari menuruti perintah itu. 76 Satu-satunya perlindungan yang pasti dari dosa bagi orang Kristen adalah menolak imajinasi atau pikiran jahat yang berusa-ha dimasukkan oleh Setan ke dalam pikiran. Sekali perbuatan ja-hat telah diterima dan direnungkan, meskipun hanya sebagai pi-kiran, hubungan akrab yang luar biasa antara pikiran dan tubuh mulai menghasilkan reaksi-reaksi fisik. Dengan kecepatan listrik otak mengirimkan pesan yang memperingatkan seluruh tubuh terhadap tindakan yang dipikirkan. Sekarang pikiran dan tubuh bersatu menekan seseorang untuk melakukan tindakan itu. Namun marilah kita menganggap bahwa tidaklah mungkin bagi seseorang untuk melakukan pemanjaan fisik yang dipicu oleh pi-kiran. Barangkali suatu sikap penuh hawa nafsu telah dihasilkan di dalam pikiran, namun tidak seorangpun yang diajak berpartisipasi di dalam tindakan dosa. Atau jikalau dia adalah seorang Kristen, ia mungkin memiliki kecenderungan keras melawan tindakan yang di-pikirkan itu sehingga ia menolak melakukan dorongan pikiran itu. Da-lam hal ini, dosa ada hanya di dalam imajinasinya. Namun demikian-lah kuasa pikiran, sehingga di mata Tuhan, pelaksanaan dosa secara mental tanpa partisipasi nyata dianggap serius sebagai pemanjaan fisik itu sendiri. Sekarang marilah kita menerapkan prinsip ini kepada menon- ton televisi. Tidak ada penggambaran lain yang lebih hidup dari parti-sipasi dengan melihat. Meskipun penonton mungkin cukup dewasa untuk mengetahui bahwa pemandangan itu hanyalah situasi pura-pu-ra yang dikarang saja, namun ia menjadi begitu terlibat secara emosi-onal dengan gambaran seolah-olah ia benar-benar menghidupkan pe-ngalaman itu. Jantung berdegup karena takut, mata dipenuhi air mata, dan penonton secara mental memproyeksikan dirinya ke dalam pe-mandangan itu. Apakah berperang atau melemparkan dirinya dari si-tuasi yang menyedihkan itu, penderitaan trauma dari penyakit yang ti-dak dapat disembuhkan, atau menyerah kepada kesenangan akan pemandangan tempat tidur yang provokatif, penonton terperangkap di dalam alur cerita, berpartisipasi secara perwakilan dalam penjelajahan si pahlawan. Yesus berkata bahwa partisipasi seperti ini adalah sama salahnya dengan keterlibatan fisik yang nyata. Cobalah bayangkan strategi fantastis Setan dalam penggunaan media televisi. Menegangkan pikiran bahkan jikalau kita memikirkan-nya. Inilah suatu keadaan yang dinspirasikan oleh iblis menjadi satu tindakan dari dosa yang disimulasikan; misalnya, gambaran perzinah-an yang pura-pura dan artifisial. Namun melalui manipulasi emosi, Setan dapat mengubah satu dosa yang dilakukan itu menjadi jutaan dosa perzinahan yang sesungguhnya, karena jutaan orang akan memproyeksikan dirinya ke dalam gambar itu. Dan di dalam pikiran 77 mereka itu bukanlah pura-pura. Itu begitu nyata bahkan tubuh mereka ikut bereaksi. Emosi hawa nafsu dan ketakutan begitu penuh terobse-si si penonton sehingga meskipun mereka tidak dapat mengambil ba-gian secara fisik di dalam dosa itu, pikiran dan kehendak dipengaruhi melalui cara yang sama seolah mereka mengambil bagian. Dan yang lebih serius lagi, Tuhan menuntut mereka sama bersalahnya seolah mereka sendiri telah melakukannya. Betapa suatu cara yang cerdik dan penuh muslihat untuk meng-ubah orang menjadi pencuri, pembunuh dan pezinah! Setan hanya perlu bekerja dengan penulis naskah dan aktor untuk menghasil-kan alur-alur cerita yang yang paling emosional, realistis, dan memikat. Dari titik itu, hukum alam pikiran mengambil alih, dan penonton menjadi terperangkap secara emosional dari apa yang mereka izinkan untuk dilihat. Suatu hari mereka akan menghidup-kan pengalaman sebagai pencuri toko, keesokan harinya sebagai pembunuh, dan kemudian pelaku amoral atau perzinahan. Bagi si aktor di layar, itu adalah kepura-puraan yang tidak masuk akal, namun bagi si penonton, itu setidaknya untuk sesaat adalah suatu kesempat-an untuk melakukan perkara-perkara yang menyenangkan yang dila-rang oleh Tuhan dan masyarakat, tanpa harus menghadapi akibat-aki-bat dari melakukannya. Namun apakah kita harus menghadapi akibat-akibatnya? Barangkali bukan secara fisik, melainkan tanggung jawab moral karena perbuatan-perbuatan tanpa partisipasi yang harus diha-dapi setiap orang dalam penghakiman. Bagi mereka yang tidak me- ngakui dan meninggalkan dosa-dosa itu, betapa suatu tanggung jawab yang mengerikan yang harus ditanggung karena pelacuran terhadap kuasa-kuasa kudus dari pikiran dan kehendak. Tentulah prinsip dosa ini dapat menjelaskan mengapa Alkitab berbicara begitu keras tentang perkara lima panca indra kita. Yesus menjelaskan bahwa tidak boleh ada usaha setengah-setengah un- tuk melindungi jalan-jalan masuk ke dalam pikiran. Segera setelah perkataanNya tentang memandang seorang perempuan dengan hawa nafsu, Ia berkata: “Maka jika matamu yang kanan menyesatkan eng- kau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicam-pakkan ke dalam neraka.” Matius 5:29. Ayat ini sering disalahmengertikan. Yesus tidak sedang berbi- cara tentang mata jasmani. Seseorang bisa saja kehilangan satu mata dan masih jahat dan bengkok. Yesus sedang berbicara tentang perkara-perkara yang difokuskan oleh mata. Jikalau mata melihat ke-pada sesuatu yang dapat menggiring pikiran untuk memikirkan dosa, Yesus berkata bahwa tindakan yang paling dramatis harus dilakukan untuk menghapuskan pemandangan ini dari pandangan. Dengan per- 78 kataan lain, “Janganlah melanjutkan melihat sesuatu yang bersifat menyinggung atau melanggar dan provokatif secara rohani.” Melaku- kan itu dapat membawa ke dalam dosa dan menyebabkan seseorang “dicampakkan ke dalam neraka.” Perintah Kristus adalah “cungkillah,” yaitu berpalinglah dari apa yang sedang dilihat oleh mata. Pilihannya ada pada kita. Satu- satunya cara untuk memiliki pikiran yang murni adalah melihat, men-dengarkan, dan berbicara hanya tentang perkara-perkara yang murni. Paulus berkata, “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Filipi 4:8. Rahasia untuk menjadi suci, jujur, penuh kebajikan adalah berpikir dengan cara itu, dan cara kita berpikir adalah ditentukan oleh apa yang kita lihat, de-ngar dan katakan. Daud berkata, “Tiada kutaruh di depan mataku per- kara dursila; perbuatan murtad aku benci, itu takkan melekat padaku.” Mazmur 101:3. Tentang faktor-faktor rohani ini kita dapat menambahkan berha-laman-halaman statistik yang mengejutkan tentang efek kekerasan televisi terhadap pikiran dan moral, terhadap dorongan kejahat-an, dan prestasi skolastik. Ini sangat dikenal dan seringkali diulang. Tak seorangpun akan pernah mengetahui secara pasti berapa banyak cetak biru kejahatan telah diceritakan secara rinci di dalam sebuah ki- sah dalam televisi, dan kemudian dilaksanakan melalui berbagai-bagai perampokan, pencurian, dan pemerkosaan. Masyarakat saat ini berada di ujung kepuasan yang semakin berkembang menuju kekerasan dan penderitaan manusia. Melalui televisi secara terus menerus melihat kejahatan dan ketidakma-nusiawian telah menciptakan suatu iklim ketidakperdulian yang luar biasa terhadap sesama manusia. Orang tidak mau terlibat. Bia- sanya mereka melintasi korban penyerangan. Reaksi umum terhadap bencana alam seperti gempa bumi,banjir,atau kelaparan hampir kelu. Gambar-gambar ribuan orang mati di Amerika Selatan atau Turki da-lam berita jam 6 sore bahkan memberi semakin sedikit kesan diban-dingkan pemandangan dalam film larut malam semalam. Penggam-baran kartun yang aneh yang telah dipersiapkan secara komersial untuk mengesankan tanggapan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kisah yang sesungguhnya tentang penderitaan dan kematian. Kepekaan yang halus terhadap perasaan iba hati telah ditumpul-kan dan hampir dihancurkan oleh serangan emosi terus menerus oleh para ahli “ketegangan dan kengerian” Hollywood. Dampak kematian dikecilkan oleh pemajanan yang berlebihan. Bahkan laporan gambar dan berita tentang pembunuhan dan kemati- 79 an ditunjukkan berulang-ulang dalam acara berturut-turut. Seolah-olah korban pembunuhan itu hidup kembali untuk dibunuh dan dibangkit-kan berulang-ulang. Layar yang berkepanjangan tentang pembunuh-an oleh Lee Harvey Oswald adalah contoh dari kekerasan televisi se-perti ini.Pikiran pada akhirnya hampir menolak kenyataan tentang apa yang sedang ditonton. Efek apakah yang pada akhirnya terdapat pada hati nurani dan tabiat manusia? Tidak diragukan lagi, terdapat keinginan yang ti-dak wajar untuk menyaksikan kekerasan tanpa perasaan bersa-lah. Sebagai penonton yang tidak berdosa, penonton TV bukanlah pe-nyerang juga bukan korban.Dengan hanya menonton, dan tidak mam-pu turut campur, ia secara perlahan-lahan menyesuaikan diri kepada suatu mentalitas tidak bertindak yang memikat. Di bawah serangan te-rus menerus, pikiran sesungguhnya mengaburkan antara fantasi dan realitas. Inilah mengapa begitu banyak orang yang bisa ber-tahan dan menonton kebrutalan dan kekerasan di dalam kehidup-an nyata tanpa mengangkat satu jari pun. Seorang mempelai pria beberapa waktu yang lalu berkata,“Kami memulai hanya dengan kebutuhan-kebutuhan hidup yang seadanya; sebuah tempat tidur, sebuah kompor, dan sebuah televisi.” Dengan 98 persen rumah tangga Amerika memiliki satu pesawat televisi, cobalah menggambarkan efek menyalanya selama 6? jam. Anak-anak menghabiskan sepertiga dari waktu terjaga mereka di bawah pengaruh gagasan dan falsafah yang mendera dan artifisial ini yang tidak dimulai oleh orangtua mereka dan seringkali mereka bahkan tidak menyadarinya. Telah ditemukan bahwa seperempat dari jumlah anak-anak antara 5-20 tahun menonton televisi lebih dari 5 jam setiap hari dalam hari sekolah mereka. Ini bahkan lebih panjang dari-pada ketika mereka dibawah pengawasan langsung oleh guru kelas mereka; lebih panjang daripada waktu mereka bermain setiap hari, ataupun waktu makan. Hanya waktu tidur yang lebih panjang daripada waktu menonton televisi mereka. Jenis pesan apakah yang secara harafiah dimasukkan ke dalam pikiran-pikiran terbuka dari anak-anak ini? Dari seluruh acara televi- si, 83 persen berisikan KEKERASAN, dan 98 persen kartun me-nunjukkan TINDAKAN KEKERASAN. Sesungguhnya, ketika anak- anak anda menonton kartun, mereka disuguhi dengan rata-rata 30 tin-dak kekerasan dalam setiap dua menit. Drama-drama Barat dan de-tektif tidak lebih baik, karena 97 persen berisikan kekerasan. Namun bagaimanakah dengan anak-anak yang belum cukup umur untuk bersekolah? Terdapat hampir 12 juta anak usia antara 3 hingga 5 tahun. Menurut Indeks Televisi Nielsen, anak-anak usia pra-sekolah ini duduk di depan televisi selama rata-rata 54,1 jam setiap 80 minggu. Pikirkanlah kekuatan yang dimasukkan ke dalam pikiran dan emosi yang masih labil dari anak-anak yang masih bayi ini. Selama hampir 64 persen dari jam-jam terjaga mereka, mereka menyerap ke- tegangan, kekerasan, dan kekosongan yang menegangkan saraf dari televisi komersial. Apakah kita heran mengapa generasi anak muda yang lebih tua tampaknya menghadapi kesulitan menyesuaikan diri dengan kehidupan nyata dan dengan orang banyak? Dr. Victor B. Cline dari Universitas Utah telah memperkirakan bahwa antara usia taman kanak-kanak dan 14 tahun, seorang anak menyaksikan kematian dengan kekerasan dari lebih 13.000 manusia di layar televisi. Karena anak-anak di bawah usia pra-taman kanak-kanak menonton televisi dalam 64 persen waktu siang mereka, coba-lah bayangkan berapa banyak pembunuhan yang mereka saksikan melampaui 13.000 tersebut. Tidak ada seorang veteran perang yang berperang setiap hari sekalipun yang mencapai kengerian dan pem-bunuhan seperti dalam televisi setiap hari. Barangkali penelitian yang paling lengkap tentang serangan te-levisi didokumentasikan oleh Alfred Bandura and Associates, dan diterbitkan dalam Journal of Abnormal and Social Psychology. Ke- simpulan-kesimpulan mereka diambil dari pengamatan nyata terhadap anak-anak normal, diukur melalui reaksi-reaksi kelompok perlakuan, ketika ditontonkan kekerasan di layar televisi. Kesimpulan mereka yang mengesankan adalah bahwa serangan yang difilmkan mening- katkan sikap agresif pada anak-anak. Mereka secara pasti meniru perilaku kekerasan yang mereka tonton dalam acara televisi. Di tahun 1969 Komisi Nasional bagi Penyebab dan Pencegahan Kekerasan menyampaikan laporan penelitian mereka yang menda-lam. Beginilah intisari kesimpulan mereka: “Sejumlah besar bukti-bukti penelitian yang ada secara keras menunjukkan...bahwa kekerasan dalam acara-acara televisi dapat dan memang memiliki akibat buruk terhadap penonton khususnya penonton anak-anak.” Salah satu akibat yang nyata dan menyedihkan dari kecanduan televisi pada anak adalah putusnya hubungan komunikasi yang tragis dengan orangtua. Selama lima jam terpenting setiap hari mut-lak tidak terjadi interaksi dengan siapapun. Dr. D.M. Azimi, Ketua Ju- rusan Sosiologi dan Antropologi di Universitas Pennsylvania di India-na, Pennsylvania, percaya bahwa anak-anak dapat “berhalusinasi” dengan pertunjukan-pertunjukkan dan diisi dengan kekerasan, seks, dan serangan. “Cobalah sela seseorang yang sedang menon- ton televisi dan perhatikanlah kerasukan yang mendalam yang se-dang dialaminya. Ia akan menjadi jengkel kepada anda karena me-nyerobot masuk ke dalam lamunannya seperti sedang kecanduan, 81 namun jikalau anda menanyakan apa yang baru saja dikatakan dalam acara itu, ia tidak akan dapat mengatakannya. “Para orangtua menjadi “pendorong” televisi kepada anak-anak mereka. Sebagian besar anak-anak, pada usia yang amat dini, ingin memiliki hubungan yang akrab dan hangat dengan orangtua mereka. Namun orangtua mereka berkata, „Pergilah menonton televisi saja. Saya sibuk.? “Segera saja kebiasaan menguasai mereka dan mereka mulai duduk dengan mata menatap ke layar, dalam keadaan kelenger, „ter- paku? oleh TV. Dan sekali mereka memperoleh kebiasaan itu, sa-ngatlah sulit menjauh daripadanya sebagaimana sulitnya men-jauh dari obat-obatan.” Jikalau orangtua tidak melindungi anak-anak mereka sendiri dari serangan emosional televisi yang terus menerus, siapakah yang akan melakukannya?Perusahaan ini tidak memikirkan anak-anak siapapun. Mereka hanya menginginkan satu hal—komsumsi. Tidak diperlukan seorang ahli untuk melihat bahwa seruan utama mereka adalah kesia-siaan manusia, nafsu dan keserakahan. Ahli psikologi pemasaran me-ngarahkan iklan-iklan mereka kepada anak-anak yang tidak berdosa yang matanya terbelalak yang tidak memiliki pertahanan. Namun, pe-ngakuan-pengakuan munafik dan spektakuler mereka segera tidak terbuktikan, dan kepalsuannya terbuka. Akibat sesudahnya yang me-nyedihkan adalah sikap sinisme yang merusak dan ketidakpercayaan anak-anak muda. Apakah anda pernah melihat apakah stereotipe yang digambar-kan pada rata-rata acara televisi? Guru-guru biasanya digambarkan orang-orang salah tempat yang tidak berkemampuan dan penuh balas dendam. Kebahagiaan adalah menjadi muda dan seksi. Perkawinan digambarkan sebagai jerat dungu, atau sesuatu yang dipamerkan de-ngan ketidaksetiaan yang menyenangkan. Orangtua seringkali dipro-yeksikan sebagai pasangan yang ketinggalan zaman, cerewet, tanpa memiliki wewenang ataupun kemampuan untuk membuat keputusan yang masuk akal. Landasan rumah tangga dan masyarakat diru- sak secara halus oleh sebagian terbesar pertunjukan-pertunjuk-an televisi, termasuk beberapa acara-acara yang paling populer. Maka tidaklah mengherankan bahwa masalah sosial terbesar kita saat ini adalah bagaimana memelihara keluarga dari kemusnahan sebagai unit terkecil masyarakat. 82 DIPERSATUKAN SECARA HUKUM Cobalah menggambarkan dua jenis pemandangan keluarga sebagai perbandingan. Di dalam rumah tangga yang pertama ada tiga istri, se-mua menikah dengan satu pria yang sama, masing-masing memiliki satu anak atau lebih. Keluarga ini hidup bersama dan suami dan ayah dari ketiga keluarga ini selalu ada untuk memberikan otoritas disiplin dan keamanan bagi seluruh rumah tangga. Sekarang gambarkan situasi yang kedua. Seorang pria menikah dengan tiga wanita secara berurutan. Ketiga wanita ini telah melahir-kan anak-anak dan telah berpisah melalui perceraian demi percerai-an. Keluarga ini hidup terpisah, dan anak-anak bertumbuh di bawah trauma ketidak-amanan secara emosional dan keuangan tanpa se-orang ayah. Yang manakah dari situasi karangan ini yang anda anggap ter-buruk? Hukum negeri itu melarang yang satu dan mengakomodasi yang lain. Barangkali jikalau kita dapat melihat kepada seluruh aspek murni dari sudut pandang humanitarian dan sosial, kita akan menga-takan bahwa pemandangan yang kedua adalah lebih buruk daripada yang pertama. Dipandang dari posisi Kristen-Yahudi tradisional, kita barangkali akan mengutuk keluarga pertama karena secara jelas da-lam kedudukan yang salah. Dilihat semata-mata dari perspektif Alkitabiah, apakah benar-benar ada perbedaan moral antara kedua situasi tersebut? Menurut Alkitab, perkawinan adalah sebuah komitmen seumur hidup.Men-ceraikan pasangan yang tidak bersalah dan kemudian menikahi seseorang yang lain adalah bahkan sangat dikutuk dibandingkan poligami populer yang dipraktekkan di zaman Perjanjian Lama. Keduanya mengecewakan rencana dan tujuan Tuhan. Anak-anak barangkali menderita lebih besar dalam prosedur perceraian di-bandingkan dengan dalam rencana poligami, namun keduanya tidak dapat dipertahankan ataupun ditoleransi di bawah terang pencarian wahyu. Apakah beberapa istri dinikahi dalam waktu yang sama, ataupun secara berurutan, kehendak Tuhan telah di-langgar. Bagaimanakah kita menjelaskan kontradiksi antara praktek Kris-ten dan prinsip Alkitab pada butir ini? SEMAKIN BANYAK ANGGO- TA GEREJA YANG BERTINDAK SEOLAH-OLAH TIDAK ADA BA- TASAN DALAM JUMLAH PERNIKAHAN YANG MEREKA DAPAT LAKUKAN. Kesadaran moral seluruh denominasi telah beralih dan disesuaikan dengan sejumlah besar kejadian-kejadian perceraian di dalam gereja. 83 Meskipun mayoritas lembaga-lembaga Kristen telah memberi-kan persetujuan resmi tentang apa yang diajarkan Alkitab tentang per-ceraian, tampaknya sangat sedikit yang dilakukan dalam mempublika-sikan posisi mereka. Pejabat-pejabat dan pendeta-pendeta gereja te-lah ditekan dalam pernyataan yang amat jelas tentang kedudukan ajaran secara resmi. Alasannya barangkali disebabkan karena sejum-lah yang memalukan dari orang-orang yang menjadi pemimpin gereja yang telah bercerai dengan persetujuan yang nyata, setidaknya di dalam jemaat. Sayangnya, jikalau masalah perceraian tidak ditangani pada sa-at kemunculannya, tidaklah mungkin menyelesaikan masalah itu sela-manya dan berbuat sesuatu tindakan kemudian.Karena banyak kasus melibatkan tuduhan dan tuduhan balasan, seringkali tidak didukung dengan bukti-bukti,para pendeta menjadi segan untuk ditarik ke dalam kekacaubalauan yang meledak.Majelis gereja juga menjauh dari tugas yang tidak menyenangkan untuk bersikap melawan salah satu anggo-ta mereka yang, barangkali, sebelumnya adalah pemimpin yang dihor-mati di dalam gereja. Sebagai akibatnya, masalah ini dibiarkan kabur. Lebih mudah memberikan keuntungan dari keraguan dan banyak pa-sangan yang bersalah dibiarkan di dalam keadaan persekutuan tanpa syarat bahkan setelah menikah kembali. Diakui, ada banyak kerumitan yang sulit yang tampaknya meng-halangi penyelesaian manusiawi.Setiap kasus pribadi ditandai dengan keadaan-keadaan yang membingungkan. Barangkali tidak ada jawab-an yang memuaskan yang akan sepenuhnya adil dan wajar bagi seti-ap pihak yang terlibat. Namun apapun tindakan yang diambil gereja, itu seharusnya dilakukan dalam keselarasan sepenuhnya dengan na-sihat Alkitab tentang perceraian, dan nasihat itu tidak kabur atau ber-makna ganda. Yesus menyatakan dalam bahasa yang paling posi- tif bahwa hanya satu keadaan yang dapat membenarkan tindakan perceraian dan perkawinan kembali, dan itu adalah perzinahan. “Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah." Matius 19:9. Perhatikanlah bahwa Kristus menuduhkan perzinahan terha- dap seorang suami atau istri yang menceraikan seorang pasang-an dan menikahi orang lain, kecuali jikalau pasangan itu tidak se-tia. Jikalau pasangan telah bersalah karena percabulan (porneia, bhs Yunani, ketidaksucian seksual) menjadi perkecualian bahwa pihak yang tidak bersalah dapat menceraikan pasangannya dan menikah kembali tanpa bersalah. Pandangan keras Yesus tentang pokok permasalahan percerai-an telah menjadi topik perdebatan yang tidak pernah selesai. Bahkan 84 para muridNya sendiri keheranan dengan watak tanpa kompromi sikap Yesus. Mereka berkata, “Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin." Matius 19:10. Tidak ada makna ganda di dalam pi- kiran para murid itu tentang apa yang dimaksudkan oleh Yesus. Mereka memahami bahwa Ia melarang semua perceraian dan per- nikahan kembali kecuali atas dasar perzinahan. Tanggapan Kristus terhadap keheranan mereka menegaskan bahwa mereka memiliki pe-ngertian yang tepat atas pernyataanNya.Hingga akhir-akhir ini,banyak atas jasa mereka, dapat dikatakan bahwa sebagian besar tubuh gere-ja Katolik dan Protestan telah mengartikan perkataan Yesus sama se-perti para murid yang mendengarkan itu.Sayangnya, dengan tingkat perceraian yang semakin menjamur, doktrin alkitabiah telah tam-pak semakin menekan dan tidak dapat disetujui oleh sejumlah besar perceraian di dalam gereja. Usaha-usaha telah dilakukan un- tuk menafsirkan ulang posisi doktrin dari beberapa gereja tentang pe-rihal ini, termasuk MAHK. Pada titik ini, akan tepatlah mempertimbangkan satu sampling dari nasihat Roh Nubuat yang menuntun gereja MAHK awal dalam kedudukan alkitabiah yang tegas yang diambil gereja tentang masalah perceraian. “Seorang perempuan dapat diceraikan secara sah dari sua-minya dengan hukum negara namun demikian tidak diceraikan dalam pandangan Tuhan dan menurut hukum yang lebih tinggi. Hanya ada satu dosa, yaitu perzinahan, yang dapat menempat-kan suami atau istri dalam posisi di mana mereka dapat bebas dari sumpah perkawinan di mata Tuhan. Meskipun hukum negara mungkin mengizinkan perceraian, namun mereka adalah suami dan istri di dalam terang Alkitab, menurut hukum-hukum Tuhan.” The Adventist Home, hlm. 344. “Gagasan anda tentang hubungan perkawinan telah salah. Tidak ada selain pelanggaran pelaminan perkawinan yang dapat mematahkan atau menghapuskan sumpah perkawinan ... Pria ti-dak bebas membuat sebuah standar hukum bagi dirinya sendiri, menghindari hukum Tuhan dan standar kebenaran... Tuhan mem-berikan hanya satu penyebab mengapa seorang istri harus me-ninggalkan suaminya atau suami meninggalkan istrinya, yaitu perzinahan. Biarlah landasan ini dipertimbangkan dalam doa.” The Adventist Home, hlm. 341, 342. “Ada banyak perkawinan yang tidak bahagia karena begitu banyak ketergesa-gesaan. Dua orang menyatukan minat mereka di altar perkawinan, tanpa sebelumnya menimbang permasalah-an, dan menyediakan waktu untuk perenungan yang waras dan 85 doa yang sungguh-sungguh. Banyak yang digerakkan oleh do-rongan emosi. Mereka tidak memiliki pengetahuan yang menda-lam dengan sifat-sifat satu sama lain. Mereka tidak menyadari bahwa kebahagiaan dalam kehidupan mereka secara keseluruh-an sedang dalam bahaya. Jikalau mereka bertindak salah dalam perkara ini, dan kehidupan rumah tangga mereka terbukti tidak bahagia, itu tidak dapat diambil kembali. Jikalau mereka menda-pati bahwa mereka tidak mampu membuat satu sama lain baha-gia, mereka harus menanggungnya sebaik mungkin.” Spiritual Gifts, Vol. III, hlm. 120. Dalam satu kesempatan Nyonya White menasihatkan bahwa PELANGGAR MORAL haruslah dikeluarkan secara permanen da-ri keanggotaan gereja. Rincian dari kejatuhan moral tidak dijelaskan dalam surat tersebut (kemudian dicantumkan dalam Vol. 1 dari Testi- monies). Tindakan yang dianjurkan menunjukkan bahwa beberapa pelanggar hukum Tuhan haruslah percaya akan keselamatan di luar gereja. “Tidaklah mungkin bagi E untuk dipersekutukan dengan gereja Tuhan. Ia telah menempatkan dirinya di mana ia tidak dapat ditolong oleh gereja, di mana ia tidak dapat memiliki persekutuan dengan gere-ja atupun memiliki suara di dalam gereja. Ia telah menempatkan diri-nya di sana di hadapan terang dan kebenaran. Ia dengan keras kepa-la telah memilih jalannya sendiri, dan menolak untuk mendengarkan teguran. Ia telah menuruti kecenderungan hatinya yang korup, telah melanggar hukum Tuhan yang kudus, dan telah menghinakan peker-jaan kebenaran masa kini. Jikalau ia bertobat dengan sepenuh ha- tinya, gereja harus membiarkan kasusnya ini sendiri. Jikalau ia pergi ke surga, itu harus sendiri, tanpa persekutuan dengan gere-ja. Suatu teguran yang keras dari Tuhan harus selalu tinggal padanya, bahwa standar moralitas tidak boleh direndahkan hingga ke tanah.” Testimonies for the Church, Vol. 1, hlm. 215. Berdasarkan pernyataan-pernyataan seperti itu dari Roh Nubuat dan pernyataan-pernyataan Kristus yang tak terbantahkan tentang perkara ini, kedudukan diambil dan dipegang sepanjang masa bahwa seseorang yang secara sengaja mengabaikan pasangannya yang ti- dak bersalah demi memasuki suatu hubungan perkawinan dengan orang lain adalah melakukan perzinahan. Mereka hendaklah dikeluar-kan dari persekutuan gereja, dan selanjutnya,sepanjang mereka tetap hidup di dalam hubungan dosa tersebut dengan seseorang yang se-cara Alkitabiah adalah terlarang baginya, mereka tidak dapat diterima kembali ke dalam keanggotaan gereja. Ini adalah selaras sempurna dengan tuntutan-tuntutan Alkitab tentang bertobat dan meninggalkan dosa. “Siapa menyembunyikan 86 pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.” Amsal 28:13. Selama bertahun-tahun gereja bekerja di dalam prinsip rohani yang masuk akal dengan suatu kontroversi dan ketidaksesuaian mini-mal. Namun setelah perceraian menjadi biasa di dunia, kebiasaan berpisah mulai masuk ke dalam jemaat yang sisa. Mengikuti cara menyerang yang menjadi kesukaannya, Setan masuk sedikit demi se-dikit ke dalam keluarga Allah dengan kompromi perlahan-lahan yang merusak. Perceraian karena alasan-alasan yang tidak Alkitabiah menjadi semakin sering. Kemudian, pasangan-pasangan yang ber- salah dan menikah lagi membawa pasangan baru mereka dan men-daftar untuk menjadi anggota kembali di dalam gereja. Seringkali pen-daftar ini adalah orang-orang yang bertalenta yang pernah melayani sebagai pemimpin-pemimpin dan pejabat-pejabat gereja yang dihor-mati. Simpati dibangkitkan, dan perasaan-perasaan emosional yang mendalam mulai mengusahakan untuk menemukan suatu cara agar orang-orang yang dipecat dari gereja kembali ke dalam gereja. Hampir setiap orang dapat berempati dengan orang-orang yang berbakat dan sopan yang meminta dibaptis, khususnya ketika mereka tampak sangat tulus dan sepenuh hati. Adalah mudah mengambil po-sisi atas dorongan hati bahwa para pendaftar ini haruslah diterima dan diberi tanggung jawab gereja sesuai dengan kemampuan mereka. Na-mun apakah keputusan seperti itu dibuat atas dasar perasaan-perasa-an kita,atau haruskah itu dibuat atas dasar Firman Tuhan? Sekalipun kita ingin mengabaikannya atau menyangkalnya, orang-orang ini telah melakukan perzinahan, dan terus hidup di dalam suatu hu-bungan yang oleh Alkitab disebut dengan dosa. Jikalau Tuhan mengutuk keadaan seperti ini, dapatkah gereja berani memberi-kan persetujuannya? Dengan membaptis dan menerima mereka di dalam tubuh Kris-tus, kita menjamin para calon ini bahwa mereka adalah anak-anak Tuhan dan diterima olehNya. Namun bagaimanakah kita menghibur orang-orang ini dengan jaminan jikalau mereka masih hidup tidak se-laras dengan hukum Tuhan, dan bahwa Tuhan tidak setuju dengan mereka? Bukankah itu akan menawarkan penghiburan yang berbaha-ya yang mungkin akan membuai mereka ke dalam penerimaan yang fatal tentang keamanan yang sesungguhnya tidak ada? Sebagian orang mungkin keberatan terhadap cara ini atas dasar bahwa meninggalkan dosa dalam hal ini akan melibatkan memecah pernikahan yang lain, dan dua kesalahan tidak pernah menjadi satu kebenaran. Jawaban bagi keberatan ini adalah bahwa kita tidak boleh memaksakan kepada mereka apa yang harus dilakukan tentang hu-bungan mereka. Kita dapat dan harus mengatakan kepada mereka 87 apa persisnya yang dikatakan Alkitab tentang perkara ini. Sesungguh-nya orang-orang ini mengetahui kebenaran itu jauh sebelum mereka dengan sengaja melibatkan diri mereka di dalam perkawinan perzi-nahan ini. Inilah apa yang menjadikan situasi mereka begitu serius. Gereja seharusnya menjelaskan bahwa gereja tidak dapat memberi-kan penghiburan dan persetujuan kepada mereka lebih dari apa yang diberikan oleh Alkitab. Tidak ada seorang pendetapun yang berhak membuat suatu perkecualian kepada apa yang diajarkan Firman dan Tuhan tentang perzinahan. Gereja dan para pendetanya haruslah membiarkan pa-sangan ini mengetahui bahwa tidak ada wewenang duniawi yang me-miliki hak untuk melampaui nasihat Tuhan; oleh karenanya mereka ti-dak layak secara Alkitabiah untuk masuk ke dalam tubuh Kristus. Ini bukanlah berarti bahwa mereka tidak dapat diselamatkan. Tuhan memiliki wewenang untuk membuat setiap perkecualian yang dike-hendakiNya pada hari penghakiman. Dalam kemaha-tahuanNya, Ia memahami motif dan keadaan-keadaan yang tersembunyi,namun Ia tidak memberikan gerejaNya hak untuk membuat perkecualian, demikian juga syarat-syarat bagi perkecualian tersebut. Garis te-gas harus ditarik di mana mereka ditarik ke dalam Alkitab, dan simpati-simpati emosional pribadi tidak boleh dibiarkan mele-mahkan keputusan itu. Sekalipun seorang pendeta jemaat ada yang menerima sebuah pasangan ke dalam keanggotaan gereja, meskipun mereka hidup di dalam hubungan perzinahan, ini tidak akan mempercepat kesempatan bagi mereka untuk diselamatkan. Ketidaksetujuan Tuhan atas dosa perceraian dan perzinahan haruslah dicatas untuk memberikan kesan kepada orang-orang yang bersalah tentang betapa mengerikan sifat pelanggaran ini.Di bawah tuntunan Roh Kudus mereka harus membu-at keputusan apa yang harus dilakukan tentang perkawinan mereka yang melanggar hukum tersebut. TIDAK SEORANGPUN BOLEH MENDESAK MEREKA UNTUK MEMUTUSKAN PERKAWINAN ME- REKA SAAT INI.Mereka harus memutuskan apa yang harus mere-ka lakukan demi keselamatan mereka sendiri. Apapun keputusan mereka, gereja kemudian harus mendorong mereka untuk setia, datang ke gereja dan percaya kepada kasih kemurahan Tuhan. Namun untuk menerima mereka kembali ke dalam gereja berarti menahan Firman Tuhan demi menuruti kehendak kita sebagai gantinya syarat-syarat Tuhan. 88 MUSIK DAN SUASANA HATI Tidak ada pelajaran tentang standar-standar Kristen yang lengkap tanpa mempertimbangkan pengaruh musik. Jutaan orang muda di se-luruh dunia telah dibawa di bawah pengaruh mantra hipnotis rock- and-roll. Seperti sebuah sebutan persamaan, musik telah menye-berangi batasan bahasa, budaya dan agama untuk mempenga-ruhi lebih banyak kehidupan dibandingkan kekuatan sosial apa-pun. Bahkan gereja Kristen telah diserbu dengan apa yang disebut dengan “gospel rock” yang telah menjadi sarana penginjilan orang muda gereja dalam berkomunikasi dengan orang muda lainnya. Na-mun pesan apakah yang dikomunikasikan oleh tempo dan ritme da-lam musik “saat ini”? Bagaimanakah kita menjelaskan penyembahan yang obsesif dari jutaan orang kepada jenis bunyi-bunyian yang sama ini? Sangat sedikit orang yang memahami kuasa luar biasa dari musik terhadap sifat sadar dan tidak sadar dari orang-orang yang mendengarkannya. Telah lama diketahui bahwa musik perang, musik band, dan musik keagamaan dapat menimbulkan tanggap-an emosional yang dapat diduga. Suasana hati para pendengarnya telah diprogram oleh jenis musik tertentu. Segmen yang luas dari orang-orang telah bereaksi dalam kebersamaan yang hampir sama dengan musik pengontrol yang sama. Mereka telah dilumpuhkan ke dalam nostalgia atau kelemahan oleh melodi-melodi yang menenang-kan, atau mereka telah didorong ke dalam kekerasan nyata oleh ritme sinkopatik yang “liar”. Bagaimanakah musik menghasilkan suasana hati? Telah dite-tapkan secara ilmiah bahwa suasana hati memiliki suatu dasar bio- logis. Mereka dihasilkan oleh suatu kombinasi aktivitas otak, sir-kulasi darah dan kimia tubuh. Segala fungsi ini dipengaruhi dalam suatu tingkat musik yang luar biasa. Penelitian kedokteran telah me-nunjukkan bahwa syaraf telinga memiliki hubungan-hubungan yang lebih luas dibandingkan syaraf-syaraf di bagian tubuh lain-nya. Sesungguhnya, hampir tidak ada fungsi di dalam sistem manusia yang tidak dapat dipengaruhi oleh nada musik. Tes-tes nyata telah membuktikan bahwa musik telah memiliki pengaruh secara lang- sung terhadap tingkat denyut jantung, tekanan darah, sistem syaraf, pencernaan, otot, dan kelenjar-kelenjar tubuh. Dr. Schoen membuat pernyataan yang luar biasa ini di dalam bukunya, The Psychology of Music: “Musik dibuat dari unsur-unsur yang di dalamnya dan pada dirinya sendiri adalah perangsang 89 yang paling kuat yang dikenal di dalam proses-proses persepsi ... Musik beroperasi pada bidang emosional kita dengan pene-kanan dan kecepatan yang lebih besar dibandingkan dengan pro-duk tindakan apapun.” Hlm. 39. Fakta yang paling mengherankan dari semuanya adalah bagai-mana organ-organ tubuh bereaksi terhadap musik. Karena tubuh ha-nya berfungsi ketika otak memerintahkannya, kita mengetahui bahwa musik, dalam beberapa hal, harus mencapai otak terlebih dahulu. Na-mun bagian manakah dari otak yang menerima musik? Salah satu pe-nemuan yang terpenting yang pernah dilakukan di wilayah ini telah menentukan bahwa musik “didengar” di dalam bagian otak yang menerima rangsangan-rangsangan emosi, sensasi, dan perasa-an. Sesungguhnya, musik sepenuhnya melompati pusat-pusat otak yang melibatkan penalaran dan kecerdasan. Musik tidak ber-gantung kepada otak utama untuk masuk ke dalam tubuh. Musik masuk melalui thalamus,yang merupakan sebuah stasiun peman- car dari segala emosi, sensasi,dan perasan.Schullian dan Schoen menggambarkannya demikian: “Sekali suatu stimulus mampu menca- pai thalamus, otak besar secara otomatis telah diserbu, dan jikalau sti-mulus berlanjut terus untuk beberapa waktu, suatu kontak yang lebih dekat antara otak besar dan dunia realitas dapat ditetapkan.” Music and Medicine, hlm. 270, 271. Perhatikan bahwa musik haruslah “berlanjut terus untuk be- berapa waktu” agar menghasilkan reaksi tubuh melalui otak be- sar yang sadar. Penguatan bunyi perkusi yang berulang-ulang mela-lui alat-alat elektronik dari musik rock-and-roll menghasilkan suatu fe-nomena yang lebih baik digambarkan daripada dipahami. Majalah Time menggambarkannya dalam perkataan berikut: “Ketukan-ketuk- an hipnotis melakukan suatu daya magis yang aneh. Banyak orang-orang yang BERJOGET MENJADI TIDAK SADAR kepada orang-orang yang ada di sekitar mereka. Mereka hanyut menjauh dari pasangan mereka. Rintangan-rintangan hancur berkeping-keping, mata membelalak, hingga tiba-tiba mereka tampak seper-ti berenang hanyut di lautan bunyi.” Hal yang paling menakutkan tentang perkara ini adalah serang-an musik yang tidak terbendung terhadap emosi dan kemudian terha-dap tindakan. Karena serangan dilakukan melalui thalamus, pribadi-pribadi yang mendengarkan akan menjadi terpengaruh oleh musik bahkan tanpa membuat suatu keputusan secara sadar tentang hal itu. Inilah sebabnya mengapa dokter-dokter telah menggunakan musik sebagai satu cara baru untuk menjangkau pikiran orang-orang yang terkebelakang dan sakit mental. Telah dibuka pintu bagi musik un- tuk digunakan secara terapi untuk berkomunikasi dengan pasien yang 90 terganggu secara emosional. Bahkan anak-anak autis secara luar bia-sa dirangsang untuk bereaksi karena mereka tidak perlu membuat su-atu keputusan secara sengaja—musik mencapai pusat otak untuk di- terima sebagai bunyi, melalui thalamus. Perkataan bisa tidak memiliki makna apapun bagi anak-anak, namun tingkat sensorik terbuka oleh musik, yang memberi akses menuju otak sadar. Sekarang tentang fakta yang mengherankan tentang musik, meskipun menguntungkan untuk menjangkau orang-orang yang mengalami gangguan mental, juga telah memberikan jalan bagi Setan untuk membuat serangan cepat kepada hampir setiap orang yang mendengarkan musik jenis yang salah. Bahkan tanpa menyadari- nya, pikiran pendengarnya akan didorong ke arah apapun sikap emo-sional yang ingin dimasukkan oleh iblis ke dalam ketukan musik terse-but. Van de Wall menyimpulkan dalam pernyataan berikut, “Banyak dari apa yang kita sebut dengan musik yang tidak terbendung adalah demikian karena kita bereaksi pada tingkatan fungsi motor sensorik.” Music in Hospitals, hlm. 15. Selanjutnya di dalam bukunya, Van de Wall menggambarkan bagaimana syaraf menyampaikan pesan musik ke berbagai bagian tubuh: “Getaran-getaran musik yang bertindak dan melalui sistem syaraf memberikan kejutan-kejutan dalam urutan-urutan ritmis terhadap otot, yang menyebabkannya bereaksi dan menyebab-kan lengan dan tangan, kaki bergerak. Terhadap reaksi otak oto-matis ini, banyak orang melakukan gerakan-gerakan ketika men-dengarkan musik; agar mereka tetap tidak bergerak, mereka ha-rus berusaha menahan gerakan otot yang sadar.” Hlm. 106. Dengan kesimpulan ini tentang akibat psikologis yang halus dari musik terhadap otak dan tubuh, kita lebih baik memahami bagaimana ritme dan ketukan musik rock moderen telah menciptakan begitu BA- NYAK KEKACAUAN MORAL di kalangan orang muda. Tema-tema terus menerus tentang seks yang tidak sah, obat-obatan, dan pemberontakan telah dimasukkan ke dalam otak, menciptakan suatu sikap emosional penerimaan melalui penyimpangan-pe-nyimpangan perilaku. Dengan beroperasi melalui thalamus, Setan melompati barikade rohani dan mental dari penalaran yang cerdas, dan masuk ke dalam benteng pikiran—pusat pengawasan besar terhadap segala keputus-an dan tindakan manusia. Di sana, di dalam pikiran, Setan memiliki sarana untuk menerjemahkan kesan-kesan musik yang sensual ke dalam tindakan fisik. Melalui jaringan telegrafis syaraf mencapai setiap bagian tubuh, ia dapat menyampakan perintah-perintah yang tepat untuk bertindak sesuai dengan rangsangan-rangsangan emo-sional musik. 91 Bukan rahasia lagi bahwa sebagian pemusik rock-and-roll popu-ler bukan saja terikat dengan obat-obatan melainkan juga dengan spiritisme. Bob Larson telah mendokumentasikan pengakuan seba- gian dari artis panggung tersebut bahwa keberhasilan mereka telah dijamin oleh suatu perjanjian dengan Setan. Ini berarti bahwa Setan sedang mengontrol pembuatan musik itu dan juga cara menyampai-kannya dengan pendengarnya. Maka tidaklah mengherankan bahwa banyak konser rock-and roll telah berubah menjadi pesta pora keca- bulan, di mana baik penyanyi maupun pendengarnya sesungguhnya berada dalam cengkeraman kekuasaan Setan. Banyak yang membela musik ritmis atas dasar bahwa musik berhubungan dengan ritme tubuh alamiah dalam menghasilkan kegi-atan dan hasil yang lebih terkoordinasi. Tentulah benar bahwa musik yang dipilih secara khusus dapat meningkatkan kapasitas kerja otot. Dalam artikelnya, U.S.S.R.: Music and Medicine, Leonid Melnikov memperjelas fakta yang luar biasa ini. “Pada saat yang sama dengan tempo, gerakan pekerja berubah sejalan dengan perubahan tempo musik. Seolah-olah musik menentukan ritme gerakan cepat yang baik. Serangkaian percobaan lain terhadap pelajar membuktikan bahwa bu-kan saja kemampuan kerja berubah di bawah pengaruh musik, mela-inkan juga denyut dan tekanan darah.” Music Journal XXVII: 18 (Nov. 1970). Apakah tanggapan tubuh terhadap pilihan-pilihan musik yang secara khusus diprogram berarti bahwa semua nada musik ritmis ber-manfaat bagi tubuh? Sebaliknya, meskipun manusia memiliki kecen-derungan alamiah terhadap ritme tertentu, ada beberapa meter patah, ketidakselarasan harmoni dalam garis melodi yang sepenuhnya tidak selaras dengan ritme tubuh alamiah. Demikianlah tempo musik rock-and-roll yang terus menerus. Alice English Monsarrat dalam sebuah artikel berjudul Music-Soothing, Sedative or Savage, menulis, “Meter patah dalam treble, dimainkan dalam ketukan teratur terus menerus di tangan kiri dengan kecepatan yang semakin meningkat hampir men-capai titik kegilaan... dapat menghasilkan efek memecah identik dan hampir histeris pada suatu makhluk hidup; seolah-olah seseorang hendak mencoba menyerbu dengan gila ke dua arah pada saat yang sama. Setiap psikiatri mengetahui bahwa tarikan ke dua arah dari do-rongan emosi yang saling bertentangan yang menolong memenuhi ru-mah sakit-rumah sakit kita dengan puing-puing kehancuran kemanu-siaan.” Apa yang sesungguhnya dikatakan Monsarrat adalah bahwa untuk memelihara rasa kewarasan dan keutuhan, orang tidak bo-leh terlalu banyak dikuasai oleh ritme yang tidak sesuai dengan ritme tubuhnya yang alami. Jikalau kebenaran ini sepenuhnya dike- 92 tahui, sejumlah besar pemberontakan anak-anak muda yang geli-sah dapat dilacak kembali kepada pemajanan (exposure) terus menerus kepada ritme yang tidak selaras. Strategi memanfaatkan selera sensual bukanlah pendekatan baru bagi Setan. Ia telah melakukan percobaan dengan emosi orang muda hampir selama 6000 tahun dan sangat akrab dengan keringkih-an mereka. Ia telah menikmati memanipulasi kehidupan orang-orang muda yang tidak bertobat melalui musik rock, namun ia bahkan lebih senang ketika ia dapat memasukkan musik hipnotis yang membelok-kan pikiran ke dalam gereja. Dengan program gradualisme (seta- hap-demi setahap) yang seumur zaman ini, ia telah berhasil menghancurkan kemampuan yang halus untuk membedakan dan menghasilkan kembali ketukan musik erotis yang sama di dalam beberapa gereja MAHK. Betapa suatu kemenangan bagi iblis ketika ia berhasil mengkompromikan standar-standar yang tinggi dari gereja akhir zaman! Setiap percampuran antara perkara rohani dan daging membawa celaan bagi orang-orang yang dipilih untuk menyampaikan pekabaran peringatan Tuhan yang terakhir. SATU-SATUNYA SIKAP YANG BENAR BAGI MEREKA YANG DIPANGGIL KELUAR DARI BABEL DAN DUNIA ADALAH MENUTUP SETIAP PINTU MENUJU PERANGKAP MUSIK YANG PENUH TIPU DAYA DARI MUSUH ROHANI YANG BESAR ITU. TI-DAK BOLEH ADA KOMPROMI DENGAN BENTUK-BENTUK MU- SIK YANG MERENDAHKAN MARTABAT YANG TELAH MENJADI SARANA-SARANA SETAN UNTUK MERUSAK DAN MEMBINASA- KAN. Kita diingatkan oleh perkataan Kristus, "Kamu membenarkan di-ri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.” Lukas 16:15. Sehubungan de- ngan pernyataan ini, kita bahkan harus lebih berjaga-jaga terhadap musik yang telah menjadi sangat populer dengan dunia. Hanya pe-ngalaman kasih kepada Kristus yang sepenuh hati akan memberi kua-sa bagi orang muda kita untuk mengambil posisi tanpa ragu melawan sarana Setan yang penuh tipu daya dan “sangat terhormat” ini. 93 DAGING ATAU BUKAN DAGING Selama lebih dari seratus tahun umat MAHK telah menikmati manfaat, DARI SISI KESEHATAN, karena memiliki nasihat ilahi khusus tentang MASALAH NUTRISI DAN MAKANAN. Hasil-hasil yang bermanfaat telah didokumentasikan oleh belasan peneliti dan penulis.Kita memiliki usia lima tahun lebih panjang dibandingkan umat bukan MAHK di negara bagian Kalifornia. Hampir setiap kategori penyakit degeneratif kurang berkem- bang di kalangan umat kita dibandingkan dengan penduduk secara umum. Keadaannya demikian kendati MAYORITAS KEANGGOTA- AN KITA HANYA BERMULUT MANIS dengan kekayaan informasi ilham tentang perkara ini. Saya telah berusaha membayangkan be- tapa pekabaran yang dapat disampaikan oleh gereja ini jikalau SETI- AP UMAT MAHK ADALAH SEORANG PENGANUT REFORMASI KESEHATAN YANG SEJATI. Salah satu sumbangan yang terbesar dan paling unik dari tulis-an-tulisan Roh Nubuat adalah di bidang makanan dan penyakit. Sela-ma bertahun-tahun, Nyonya White menekankan bahwa memakan da- ging adalah penyebab utama penyakit, termasuk kanker. Ia menu- liskan: “Orang-orang terus menerus makan daging yang dipenuhi dengan kuman-kuman tuberkulosis dan kanker. Tuberkulosis, kanker dan penyakit-penyakit mematikan lainnya disebarkan de-ngan cara itu.” The Ministry of Healing, hlm. 313. “Jikalau memakan daging adalah sebelumnya sehat, seka- rang tidaklah aman lagi. Kanker, tumor, dan penyakit-penyakit pernafasan sebagian besar disebabkan oleh makan daging.” Counsels on Health, hlm. 133. Selama hidupnya, Nyonya White memiliki sangat sedikit kesem-patan untuk melihat kedudukan ilhamnya diakui. Pernyataannya bah-wa KANKER DISEBABKAN OLEH SUATU KUMAN, ATAU VIRUS, SEPENUHNYA BERLAWANAN DENGAN SEMUA PENDAPAT KE- SEHATAN YANG DITERIMA SAAT ITU. Sejak kematiannya di tahun 1915,penelitian kedokteran intensif telah membuktikan,satu demi satu, prinsip-prinsip yang diperkenalkannya. Orang-orang seperti Dr. Clive McKay, ahli nutrisi terkenal sedunia di Universitas Cornel, mengakui bahwa IA (ELLEN WHITE) TELAH LEBIH MAJU BERTAHUN-TA- HUN LEBIH AWAL DARI MASANYA DALAM PEMAHAMAN TEN- TANG MASALAH MAKANAN. IA SERING MENGGAMBARKAN TENTANG BAHAYA-BAHAYA KESEHATAN, SEPERTI KOLESTE- ROL, JAUH SEBELUM PENEMUANNYA TELAH DILAKUKAN DI LABORATORIUM-LABORATORIUM ILMU PENGETAHUAN. 94 Salah satu perkembangan terkini yang mendukung kedudukan sejarah kita, berasal dari Institut Kanker Nasional (NCI). Di bawah dorongan subkomite nutrisi Senat, institut ini mengeluarkan sebuah pernyataan yang menjanjikan suatu arah yang sama sekali baru da-lam penelitian dasar mereka. Berikut ini adalah cara Science News tanggal 13 Oktober 1979 melaporkan pernyataan tersebut: “Rekomendasi-rekomendasi NCI didasarkan atas temuan-temu-an penelitian yang semakin meningkat bahwa makanan dapat men- jadi suatu pengaruh bagi atau melawan kanker. Sebagai contoh, kanker kerongkongan dan pangkal tenggorokan telah dihubung- kan dengan penyalahgunaan alkohol dipadukan dengan mero-kok. Makanan yang berlemak tinggi telah berhubungan dengan kanker payudara, ovarium, prostat, usus halus dan dubur. Ma-kanan yang kaya dengan lemak tidak jenuh adalah bahkan lebih bersifat co-karsinogenik, setidaknya pada tikus, dibandingkan de-ngan makanan berlemak jenuh.Sebaliknya, UMAT MAHK, YANG ME- MAKAN MAKANAN RENDAH LEMAK, hanya memiliki 70 % resiko terkena berbagai jenis kanker. Serat makanan telah berhubungan dengan rendahnya tingkatan kanker usus besar. Makanan vege-tarian telah dihubungkan dengan daya tahan terhadap kanker pa-yudara.” Betapa sayangnya bahwa BANYAK UMAT MAHK MENUNG- GU HINGGA PENELITI-PENELITI DUNIA MENGUMUMKAN BUKTI-BUKTI ILMIAH SEBELUM MEREKA PERCAYA DENGAN APA YANG DIBERIKAN MELALUI ILHAM. Sebagai akibatnya, catatan ke- sehatan kita tidak terlalu berkesan sebagaimana yang seharusnya. Sementara bukti semakin bertambah yang menyatakan bahwa daging adalah satu faktor dalam kanker dan penyakit, SEMAKIN BANYAK ORANG BUKAN MAHK yang berubah kepada makanan vegetarian. Yang luar biasa adalah SEJUMLAH BESAR UMAT MAHK PE- MAKAN DAGING TAMPAKNYA YANG PALING SULIT DIYAKIN- KAN. Kendati banyak buku dan halaman berisikan peringatan ilahi, seruan dan dorongan, RIBUAN ORANG AWAM DAN PEN-DETA terus memakan daging binatang. Apakah ada sesuatu yang bermakna ganda dalam nasihat Tuhan tentang masalah ini? Tidak ada. Tampaknya bahwa mereka yang mabuk kendati terdapat nasihat itu telah mengalami KRISIS KREDIBILITAS YANG SERIUS TENTANG ROH NUBUAT. Jikalau terdapat keraguan di bidang teologia yang diramalkan di dalam buku-buku merah (atau buku panduan), tidak ada satupun yang berkenaan dengan perkara makan daging. Perhatikanlah pernyataan-pernyataan seperti berikut ini yang mewakili ratusan pernyataan lainnya: 95 “Kemungkinan terkena suatu penyakit meningkat sepuluh kali lipat dengan makan daging. Kuasa-kuasa intelek, moral dan fisik semakin menurun dengan kebiasaan penggunaan makanan daging. Makan daging merusakkan sistem, menyuramkan kecer-dasan, dan menumpulkan kepekaan-kepekaan moral.” Counsels on Health, hlm. 70. “Tidak satu ons dagingpun harus masuk ke dalam perut ki- ta. Daging bukanlah makanan alami kita.Kita harus kembali kepa-da tujuan asal Tuhan dalam menciptakan manusia.” Counsels on Diet and Foods, hlm. 380. “Berulang kali saya ditunjukkan bahwa Tuhan sedang beru- saha untuk menuntun kita kembali, langkah demi langkah, kepa-da rancangan awalNya—bahwa manusia haruslah makan dari produk-produk alami bumi.Di kalangan orang-orang yang sedang menunggu kedatangan Tuhan, makan daging pada akhirnya akan ditinggalkan; daging tidak lagi akan menjadi bagian dari makan-an mereka. Kita harus selalu memelihara ini di dalam pandangan kita, dan berusaha untuk bekerja secara teratur ke arah itu.” Ibid, hlm. 450. “ Mereka yang berada dalam kedudukan di mana mereka mungkin memelihara makanan vegetarian, namun yang memilih untuk mengikuti pilihan-pilihan mereka sendiri dalam masalah ini, makan dan minum sekehendak hati mereka sendiri, secara perlahan-lahan akan mengabaikan petunjuk yang telah diberikan oleh Tuhan tentang tahap-tahap kebenaran masa kini dan akan kehilangan pemahaman mereka tentang apakah kebenaran itu.” Testimonies for the Church, Vol. 9, hlm. 156, 157. “Saya telah ditunjukkan satu permasalahan di dalam aspek- aspek yang berbeda. Kematian yang disebabkan oleh makan da-ging tidak diperhatikan; seandainya diperhatikan, kita tidak akan lagi mendengarkan pendapat-pendapat dan alasan-alasan yang yang mendukung pemanjaan selera daging yang telah mati.” Medical Ministry, hlm. 278. Satu kenyataan yang mengherankan tentang nasihat ini adalah bagaimana nasihat ini DITOLAK OLEH PARA PENDETA DAN PE-MIMPIN DI DALAM GEREJA MAHK.Dengan masa kesukaran yang segera dan umat menderita kelaparan kerohanian, PARA PENDE-TA masih berpesta dengan periuk-periuk daging Mesir dan me-nyebabkan umat membuat kesalahan melalui teladan-teladan me-reka yang bengkok. Meskipun makan daging itu sendiri tidak pernah disebutkan sebagai dosa oleh gereja ini, bagaimanakah dengan para pengkhotbah yang tidak menanggapi kepada nasihat khusus seperti berikut ini? 96 “Janganlah ada seorangpun dari PENDETA kita memberi- kan suatu TELADAN JAHAT DENGAN MAKAN MAKANAN DA- GING. Biarlah mereka dan keluarga mereka menghidupkan te-rang reformasi kesehatan.” Counsels on Diet and Food, hlm. 399. “Mungkinkah kita dapat mempercayai PENDETA-PENDETA yang berada di meja di mana daging disajikan dan bergabung bersama dengan orang-orang lain untuk memakannya?” Ibid., hlm. 402. “Akankah siapapun yang menjadi pelayan-pelayan Injil, yang mengumandangkan kebenaran yang paling khidmat yang pernah disampaikan kepada manusia fana ini, memberikan suatu teladan dengan kembali kepada periuk-periuk daging Mesir? Akankah mereka yang didukung dengan PERSEPULUHAN dari perbendaharaan Tuhan mengizinkan diri mereka sendiri melalui PEMANJAAN DIRI meracuni arus kehidupan yang mengalir mela-lui pembuluh darah mereka? Akankah mereka meremehkan te-rang dan peringatan yang telah diberikan oleh Tuhan kepada me-reka?” Ibid., hlm. 404, 405. Kedudukan umat MAHK yang makan daging bahkan menjadi lebih tidak dapat dipertahankan ketika kita mempertimbangkan bukti-bukti fisik yang begitu banyak yang menunjuk kepada sumber-sumber makanan daging yang telah berpenyakit dan terkontaminasi. Ini lebih dari menyebabkan kita mual ketika membaca laporan-laporan terakhir dari inspeksi-inspeksi tempat-tempat pengepakan daging yang telah menyingkapkan pelanggaran-pelanggaran besar dari standar kesehat-an minimal. Consumers Union (Lembaga Konsumen) telah menguji ratusan contoh hamburger dari penyuplai retail di berbagai wilayah. Pengujian ini secara khusus telah mengidentifikasi kontaminasi kotor-an, yang seringkali mengindikasikan adanya suatu organisme penye-bab penyakit. Hasil yang mengejutkan dari peneliltian ini telah diterbit-kan dalam majalah Consumer Reports bulan Agustus 1971. Kesim- pulan obyektif dari pengujian ini menunjukkan bahwa 73 % dari sam-pel mengandung bakteri coliform yang cukup tinggi untuk menyebab- kan sakit ringan. Kenyataan bahwa hamburger merupakan konsumsi lebih dari setengah daging sapi Amerika, kita harus percaya bahwa suatu bahaya kesehatan yang besar telah dimulai, bahkan jikalau kita menanggap hanya penanganan luar terhadap daging. Lembaga Kon-sumen memperkirakan bahwa hampir seperempat sampel telah mulai membusuk pada toko retail. Suatu pemeriksaan independen terhadap 68 tempat pengolahan unggas oleh Government Accounting Office (GAO) di tahun 1971 menemukan masalah-masalah kebersihan “tidak layak” di sebagian besar tempat tersebut. Lebih dari setengah produk-produknya telah 97 terkontaminasi dengan bahan-bahan kotoran, kandungan isi usus, empedu dan bulu-bulu. Namun bagaimanakah dengan keadaan internal dari berbagai sumber daging? Jutaan bangkai yang berpenyakit diperoses di dalam tempat-tempat pengepakan, dan dijual kepada para konsumen Ameri-ka. Setidaknya 80 jenis penyakit adalah umum pada binatang, yang dapat ditularkan kepada binatang lain, dan sangat mungkin kepada manusia juga. Bahkan pemeriksaan daging secara tepat tidak mengu-rangi bahaya penyakit, karena pengujian mikroskopis tidak mungkin dilakukan dalam prosedur inspeksi. Luka-luka kanker terbuka sering-kali dipotong dari bangkai dan sisanya dijual sebagai makanan. Jelas-lah, virus kanker menyebar melalui daging binatang itu. Dalam unggas sendiri telah diidentifikasi 26 jenis penyakit yang umum terdapat pada manusia maupun binatang. Sesungguhnya se- mua ayam membawa virus leukosis, dan peternak-peternak ayam memiliki enam kali lebih besar beresiko meninggal karena leuke-mia dibandingkan dengan bukan peternak. Daging adalah media sempurna untuk pertumbuhan bakteria. Penguraian oleh bakteri dimulai hampir segera setelah seekor bina-tang yang disembelih dan berkembang secara pesat. Tidak ada cara untuk mencegah pembusukan. Ketika efek perusakan menjadi nya- ta melalui perubahan warna, bau dan rasa, sejumlah besar bahan ki-mia disemprotkan ke dalam daging yang telah rusak untuk mengem-balikan penampakannya. Bayangkanlah akibat ganda dari bahan dari binatang yang telah rusak itu, yang telah terperangkap di dalam da-gingnya, ditambah dengan bahan-bahan tambahan kimia ke dalam persediaan makanan cepat saji, ditambah faktor luar kekotoran dari tempat pengepakan, ditambah dengan berbagai suntikan bahan pe-ngawet. Apakah yang kita dapatkan? Suatu sumber protein yang sama sekali tidak sehat. Namun apakah yang dapat kita katakan untuk mengesankan ke-pada umat MAHK yang tidak pernah terkesan oleh pernyataan-per-nyataan ilham yang jelas? Mereka yang diatur oleh selera DARIPA- DA PRINSIP tidak akan lebih tergerak lagi oleh fakta ilmiah diban-dingkan dengan nasihat ilahi. Kendati terdapat bukti yang tidak ter- bantahkan, sebagian orang masih makan hot dogs yang mengandung bagian dari telinga, kaki, moncong, ambing (kelenjar susu), otak, kan-dung kemih, mata, lidah, dan darah binatang itu. Akhirnya, apakah yang akan kita lakukan tentang hukum Perjan-jian Baru tentang makan darah? Pemimpin-pemimpin yang mempero-leh ilham pada masa gereja mula-mula menghabiskan waktu berjam-jam membahas syarat-syarat pokok anggota jemaat yang bukan Ya-hudi. Kesimpulan mereka dicatat di dalam Kisah 15: 19, 20, di mana 98 Yakobus berbicara kepada seluruh Komite: “Sebab itu aku berpenda- pat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah, tetapi kita harus me-nulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari ma-kanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah.” Bagaimanakah seseorang dapat menghindarkan dari makan da-rah ketika ia makan dari berbagai binatang yang disembelih yang diju-al di pasar? Daging berisikan darah yang seringkali secara senga-ja disuntikkan untuk memberikan warna sehat kepada daging yang mulai membusuk. Mengikuti HUKUM ALKITABIAH yang ter-tulis agar membersihkan seluruh darah dari binatang akan me-nyebabkan daging itu tidak berasa. HANYA SEDIKIT yang mau menyangkal kesukaan mereka akan darah binatang demi menu-ruti tuntutan Firman Tuhan. Berbagai manipulasi semantik telah di-usahakan untuk membenarkan makan darah, namun orang Kristen yang paling pemakan daging secara tidak nyaman melewatkan Kisah 15. mereka menganggap bahwa hukum Perjanjian Baru tentulah me-ngacu kepada minum darah, bukan makan darah di dalam daging bi-natang. Namun itu bukanlah dasar untuk melarang darah dalam Per-janjian Lama. Mengapa harus berbeda dalam Kitab Kisah? Ini tentu- lah sesuatu yang harus dipertimbangkan oleh UMAT MAHK seca-ra seksama, khususnya dalam hubungannya dengan nasihat tambahan. Saya dengan tulus berharap bahwa tidak satupun umat MAHK yang membaca tulisan ini akan mengejek kedudukan yang diambil di sini. Sebagian pendeta telah mengatakan kepada saya TENTANG PENGHINAAN DAN EJEKAN OLEH SESAMA PENDETA KARENA MEREKA TIDAK MAU MAKAN DAGING BERSAMA MEREKA. Adalah sesuatu yang cukup serius jikalau kita tidak menurut na-sihat Tuhan, namun mengejek amaran nasihat dan berusaha membuat orang lain tidak menurut tentulah mendekati ke arah PENGHUJATAN. Terang yang kita miliki tentang perkara ini adalah jauh melampaui apa yang dinyatakan kepada gereja mula-mula di masa lalu. Menolak terang itu adalah berarti menolak pekerjaan Roh Kudus,yang mengilhami tulisan-tulisan itu.Dan meskipun kita tidak dapat mengukur tingkatan kesalahan di dalam orang yang tidak memi-liki terang di dalam perkara itu, kita tidak bisa tidak bersalah jikalau kita melanggar pekabaran yang dikirimkan oleh Tuhan untuk membu- at kita umat yang kudus dan sehat. Para PENDETA, pejabat gere- ja, dan anggota-anggota jemaat seharusnya bertobat di hadapan Tuhan karena mengabaikan kehendakNya yang telah dinyatakan. 99 Dosa adalah pelanggaran SECARA SENGAJA terhadap kebenar-an yang telah diketahui dan ini menjadikan umat MAHK, DENGAN TERANG MEREKA YANG LEBIH MAJU, MENJADI LEBIH BER-TANGGUNG JAWAB DI HADAPAN TUHAN. Dengan hidup dan berbagi terang itu, kita bukan saja menuai manfaat kerohanian dan fisik bagi diri kita sendiri, melainkan juga menjadi garam kehidupan bagi orang lain. 100 MAKAN SIANG BERSAMA (POTLUCK) DAN PRINSIP-PRINSIP GEREJA MAHK BUKANLAH SEKEDAR SATU DENOMINASI. Ge- reja ini adalah sebuah gerakan yang dibangkitkan sebagai tang-gapan terhadap nubuatan untuk MENYELESAIKAN REFORMASI. Namun apakah yang telah terjadi dengan rencana “reformasi” yang pernah menyentuh hampir setiap fase dalam kehidupan Kristen? Re- formasi makanan telah menjadi sebuah “trademark” dari gereja yang sisa dari sejak awal mulanya, namun tangan kanan itu telah dilumpuhkan secara perlahan-lahan melalui KOMPROMI SECARA BERTAHAP DENGAN SELERA DAGING. Dalam begitu banyak kasus prinsip-prinsip pengatur yang agung, yang didasarkan atas kerjasama dengan hukum alam, secara perlahan telah diguyur dan disapu bersih. Acara makan siang bersa- ma (potluck) umat MAHK telah menjadi HAMPIR SERUPA dengan pemanjaan yang berlebihan. Kecuali tanpa kehadiran daging karena KELUHAN MAJELIS, acara persekutuan setelah kebaktian telah menampilkan segunung makanan berbumbu dan kue-kue yang ti-dak sehat yang sama yang telah memikat dunia ke dalam kegelo-johan. Penguasaan selera adalah kemenangan mendasar yang ha-rus diperoleh, melalui kuasa Kristus, untuk menebus pemanjaan yang tragis dari orangtua pertama kita. Tuhan kita menghadapi ma- salah ini dengan tegas di padang belantara. Melalui berdoa dan ber-sandar kepada Firman, Ia mengalahkan si pencoba pada titik yang sa-ma di mana Adam pertama telah gagal secara menyedihkan. Inilah kemenangan yang HARUS DITUNTUT oleh setiap anak Adam agar bisa selamat. Bagaimanakah konsep reformasi kesehatan mula-mula TE-LAH MENJADI BEGITU BERBELOK sehingga umat non-MAHK hanya bisa mengingat bahwa kita tidak makan daging? Apakah yang telah terjadi dengan prinsip gerak badan, kombinasi yang benar, makanan bukan olahan, sedikit gula dan garam, tidak makan di antara jam makan (ngemil),biji-bijian utuh,tanpa obat-obatan, banyak air, dan tidak makan terlalu banyak? Ratusan ribu orang percaya dan memeli- hara Sabat, namun mereka sesungguhnya sedang menggali kuburan mereka sendiri dengan gigi-gigi mereka. HAMPIR TIDAK DAPAT DILIHAT, SUATU PERUBAHAN TE- LAH TERJADI DI ANTARA UMAT KITA TENTANG PEMELIHARA- AN TUBUH. Tidak, kita tidak melupakan buku-buku tentang bait Allah. Kita masih membanggakan diri kita karena tidak makan babi dan ma- 101 kanan laut, dan barangkali 50 % dari umat MAHK telah berhenti ma-kan daging sepenuhnya. Namun ini bukanlah pekabaran reformasi kesehatan secara keseluruhan. Tidak ada argumentasi Setan yang lebih efektif daripada tentang perkara-perkara kecil. Dengan membe-narkan diri terhadap pelanggaran-pelanggaran kecil, selera telah me- nguatkan cengkeramannya terhadap tubuh-tubuh umat MAHK. Obesitas adalah sama meluasnya di kalangan kita sebagaimana di dalam dunia. Tentulah menarik jikalau kita melakukan suatu survei yang akan memberikan gambaran yang benar tentang penyangkalan diri. Bera- pa banyakkah anggota gereja kita yang benar-benar mengatakan “Tidak” terhadap selera mereka? Apakah akan ditemukan bahwa sebagian besar dari mereka makan sebagaimana yang didiktekan oleh selera mereka, tanpa pembatasan ataupun penahanan? Ba- rangkali anda harus berhenti membaca ini untuk sesaat dan menja-wab pertanyaan ini sendiri. Apakah ada secara sengaja melawan dan menahan keinginan anda untuk makan lebih banyak daripa-da yang anda butuhkan? Apakah anda melewati meja makanan penutup yang penuh dengan kue-kue panggang bergula? Sebe-rapa seringkah anda menyerah kepada pencobaan untuk makan di antara jam makan? Terlalu BANYAK ORANG telah meremehkan masalah ini dan menganggapnya tidak penting,namun ini adalah bagian yang cukup penting dari satu nasihat ilham yang agung yang telah di-percayakan oleh Tuhan kepada gereja ini. Banyak buku, dengan ratusan halamannya, telah mendramatisir mendesaknya penurutan akan hukum-hukum tubuh kita sama dengan hukum-hukum Tuhan. PELANGGARAN SECARA SENGAJA AKAN HUKUM-HUKUM DA- SAR KESEHATAN KITA MENJADIKAN KITA TIDAK LAYAK BAGI KERAJAAN TUHAN. Apakah ini adalah sebuah pernyataan yang ter-lalu keras? Marilah kita melihat lebih dekat. Mengapa kita menganggap suatu dosa jikalau menggunakan tembakau dan alkohol?Karena itu membahayakan tubuh,dan dapat memperpendek kehidupan. Alkitab berkata TUHAN AKAN MEMBI- NASAKAN MEREKA YANG MEMBINASAKAN TUBUH MEREKA (1 Korintus 3:16, 17). Pertanyaan: Dapatkah anda memperpendek kehi-dupan anda dengan tidak cukup bergerak badan? Sesungguhnya, telah ditunjukkan melalui data ilmiah bahwa ribuan orang telah me-ninggal dini karena serangan jantung yang seharusnya dapat dice-gah. Merokok bukanlah satu-satunya penyebab serangan jantung dan akhirnya kematian. Apakah ini berarti bahwa menolak melaku-kan gerak badan yang cukup adalah sama salahnya dengan meng- gunakan tembakau? Tidak diragukan lagi, ya.Hingga umat MAHK ber- 102 henti beralasan terhadap prinsip-prinsip yang telah dinyatakan secara jelas, kita tidak bisa berharap untuk bebas dari akibat-akibat yang me-lumpuhkan dari pelanggaran kita. Haruslah dipahami bahwa kita sedang membahas masalah-ma-salah kerohanian ketika kita berbicara tentang karunia umur panjang. Kita cenderung tersenyum mengabaikan nasihat ilham seperti “Ja- nganlah ada sepotong makanan pun masuk mulut di antara jam makan” (Counsels on Health, hlm. 118), namun ini adalah prinsip vital dalam kesehatan yang baik. Kecuali kita menarik garis pembatas un-tuk melindungi organ pencernaan yang halus, kita akan terus me- ngalami kesehatan dan gangguan yang buruk yang sama dengan yang telah melanda umat manusia yang telah jatuh ini. Penurutan se-dikit di sana sini tidaklah cukup. Kuasa membuat keputusan haruslah disiapkan. Peperangan sengit dengan kehendak diri sendiri pasti akan terjadi, namun kebiasaan kompromi terhadap cetak biru ilahi akan memberikan upahnya. Dengan begitu banyak nasihat tentang perkara ini, bagaimana-kah kita dapat menerangkan mengapa hampir setengah dari umat kita masih makan daging-daging binatang yang telah mati? Nyonya White menuliskan di dalam Counsels on Diet and Foods: “Tidak satu ons pun makanan daging boleh masuk ke dalam perut kita.” Hlm. 380. “Mereka yang menggunakan makanan daging adalah meng- abaikan seluruh peringatan yang telah diberikan Tuhan kepada kita tentang perkara ini. Mereka tidak memiliki bukti bahwa mere-ka berjalan di jalan yang aman.” Ibid., hlm. 383. “Dari antara mereka yang sedang menunggu kedatangan Tuhan, makanan daging pada akhirnya akan ditinggalkan; daging tidak lagi akan menjadi bagian dari makanan mereka.” Ibid., hlm. 380-381. Dengan peningkatan polusi dan racun kimia yang semakin menjamur, kita hampir tidak memerlukan halaman-halaman petunjuk yang khusus seperti ini untuk menghentikan kita dari makanan daging. Sebagian dari daging yang populer telah diuji dan ditolak karena gagal memenuhi standar kesehatan minimal. Majalah Consumer Reports telah melakukan penelitian yang mendalam tentang hamburger dan memberikan hasilnya pda bulan Agustus 1971. “Sebahagian besar hamburger yang kita beli secara mengejutkan adalah sedang menuju pembusukan.” Ralph Nader, yang organisasinya melakukan penelitian jangka panjang tentang tempat-tempat pengepakan daging, menyimpulkan penemuan mereka tentang hamburger dan hot dogs dalam majalah Florida tanggal 7 November 1971: 103 “Seluruh daging olahan ini mengandung inovasi makanan imaji- natif; bahan ini seringkali digunakan sebagai sebagai tempat sampah yang menguntungkan dan mudah yang memungkinkan pengepaknya menyingkirkan potongan-potongan sisa, daging yang tidak memenuhi standar ataupun berpenyakit, dan potongan-potongan yang kurang di-kehendaki. Yang mereka lakukan adalah memberikan semua bagian sisa yang bermutu rendah ini dengan bahan pewarna dan penguat rasa, dan memasarkannya kepada masyarakat yang tidak curiga. Bukti pengadilan menunjukkan bahwa daging yang terkontaminasi, daging kuda, dan daging dari binatang berpenyakit yang pada awal-nya diberikan untuk anjing dan kucing, sekarang dikemas sebagai hamburger dan sosis; sementara bagian paru-paru, mata, darah babi dan bagaian potongan kulit dicampurkan menjadi hot dogs dan bahan makan siang. “Untuk mengurangi bau busuk dan rasa basi, daging itu sering-kali diberi sulfit, suatu zat terlarang yang memberikan warna segar ke-pada daging lama yang membusuk. Karena daging yang digunakan seringkali kotor, maka deterjen seringkali digunakan untuk member- sihkan kotoran dan, untuk menambahkan keuntungan, apa yang dise-but dengan “bahan pengikat” ditambahkan untuk menyatukan daging yang terpotong-potong tersebut—biasanya dari bahan sereal, namun seringkali adalah bubuk gergaji.” Barangkali sebuah perkataan harus disampaikan tentang kon-sumsi gula oleh MAHK. Penemuan-penemuan kedokteran akhir- akhir ini telah meneguhkan PERNYATAAN ROH NUBUAT tentang efek merusak dari gula terhadap tubuh manusia. Namun sebagai satu umat, apakah kita makan lebih sedikit dari rata-rata 102 pon gula per tahun? DARI PEMANDANGAN DI SEKELILING MEJA POT- LUCK PADA HARI SABAT, TAMPAKNYA KITA TIDAK BERBEDA. Konsumsi harian rata-rata adalah 32 sendok teh. Sepotong kue pia apel mengandung 8 sendok teh dan sebotol teh root beer mengan-dung 10 sendok teh. Itu sudah lebih dari setengah dari konsumsi rata-rata harian. Satu “banana split” mengandung 25 sendok teh gula, an- da percaya atau tidak. Tidak kita barangkali menyumbat tubuh kita SECARA LEBIH EFEKTIF DAN LEBIH SENGAJA, dibandingkan dengan orang-orang non-MAHK. Gula yang berlebihan di dalam berbagai jenis kue-kue seringkali berhubungan dengan obesitas, diabetes, hypoglicemia, penyakit jantung koroner dan artritis. Tampaknya tidaklah perlu menasihati umat MAHK tentang kesa-lahan dalam penggunaan minuman berkafein, NAMUN KITA HIDUP DI ZAMAN KOMPROMI PERLAHAN-LAHAN. Mungkin tampak aneh, namun sepupu nikotin ini secara perlahan telah menjangkiti ba-nyak makanan panggang MAHK. Filsafat si Lot tua, “Bukankah kota 104 itu kecil” telah membenarkan penggunaan sedikit dan sedikit lebih. Di- mulai dengan variasi 3 persen, selera dan kecanduan terhadap kafein telah dimanjakan hingga kebiasaan itu menjadi tetap. Apakah nasihat Tuhan tentang perkara ini? “Minuman teh dan kopi adalah sebuah dosa, dan pemanjaan yang berbahaya, yang, seperti kejahatan lainnya, membahayakan jiwa.” Counsels in Diet and Foods, hlm. 425. Dari pernyataan in kita mungkin dapat menyim-pulkan bahwa kopi “decaffeinated” hanyalah dosa 3 persen, namun mungkin lebih dari itu. Kenyataannya adalah jikalau seluruh kafein di-hilangkan, minuman itu masih sangat berbahaya. Selain kafein, kopi mengandung caffeol, zat minyak yang mudah menguap yang mem- beri rasa dan aroma khas. Caffeol inilah yang menyebabkan lebih ba- nyak kerusakan bagi perut dibandingkan dengan kafein. Dalam sua- tu wawancara yang diterbitkan dalam U.S. News & World Report, Dr. Joseph F. Montague, seorang ahli terkemuka dalam gangguan da-lam, membuat pernyataan ini tentang caffeol: “Jikalau anda minum se- cangkir kopi sebelum anda menambahkan susu atau gula, biarkanlah selama semenit, anda akan melihat minyak mengambang di permuka-an dan berputar. Minyak ini adalah amat merusak perut dan usus halus, dan menurut saya adalah menghasilkan lebih banyak kerusak-an, lebih banyak luka dibandingkan dengan apapun yang dimakan orang. Ketika seseorang minum kopi ini di pagi hari, ia bersemangat. Namun pada kenyataannya ia sesungguhnya hanyalah mengencang-kan sekrup yang mengikat ketegangan benang-benang syarat.” U.S. News & World Report, 26 Februari 1968. Minuman cola secara hukum mengandung caffein namun tidak lebih dari 50 miligram per botol 10 ons. Coca-Cola memperoleh aro-manya dari daun coca, sementara minuman coca lainnya dibuat dari biji coca. Tolong perhatikan bahwa daun coca adalah sumber pokok kokain, salah satu obat-obatan yang berbahaya, yang pengguna-annya secara medis sangat terbatas dan diawasi secara ketat. Perusahan mengaku bahwa seluruh kokain telah dibersihkan, namun usaha-usaha berulangkali untuk mengetahui keefektifan proses itu te-lah sia-sia. Banyak orang tidak mengerti bahwa Dr. Pepper (merek minum- an ringan dalam kaleng) adalah juga minuman berkafein, yang me- ngandung sedikit lebih banyak kafein dibandingkan dengan Coca-Cola. Bukan saja sumber-sumber dewan FDA (lembaga pengawasan makanan dan obat-obatan AS) yang menyatakan ini, melainkan sirup Dr. Pepper secara jelas mencantumkan dalam label mengandung ka-fein. SEJUMLAH BESAR UMAT MAHK, sebagiannya telah menge-tahui dan sebagian tidak, terus minum Dr. Pepper yang membuat 105 kecanduan, yang barangkali lebih berbahaya daripada minuman kola yang terburuk. Tentulah saatnya telah tiba untuk menanggalkan jubah kompro-mi dan mengikuti secara konsisten pola kebenaran agung yang telah diberikan kepada gereja ini. Kebangunan dan hujan akhir sedang menunggu mereka yang berdiri teguh di sisi penurutan yang tak tergoyahkan—suatu penurutan yang berakar dalam pada komit-men kerohanian pribadi kepada Yesus Kristus. 106 MENGHANCURKAN KESAKSIAN KITA Seandainya sebuah komputer raksasa dapat membuat suatu catatan secara teliti tentang segala pikiran dan perkataan kita. Akankah kita menjadi senang melihat hasil-hasilnya dibentangkan di hadapan kita? Barangkali ini akan menjadi suatu pengalaman yang mengejutkan ke-tika kita melihat bukti nyata dari apa yang kita anggap masalah yang paling penting dalam kehidupan. Apakah yang terutama kita pikirkan? Perkara apakah yang begitu penting bagi kita, begitu berharga bagi hati kita,sehingga kita membicarakannya lebih daripada topik apapun? Sebagian dari kita, sebagai orang Kristen, ingin percaya bahwa hasil cetak komputer itu akan menunjukkan pikiran-pikiran dan perkataan tentang Yesus dan kebenaranNya yang mulia, di atas segala perkara. Tentulah komitmen kerohanian kita harus menjadi yang teruta-ma mengatasi segala perkara duniawi yang menyita waktu dan perha-tian kita, termasuk keluarga dan pekerjaan. Hubungan pribadi de- ngan Yesus Kristus haruslah diberikan pengakuan yang mutlak dan tak tertandingi sebagai masalah terutama dalam kehidupan setiap orang Kristen. Yesus mengajarkan bahwa kita harus menga- sihi Dia lebih dari ayah dan ibu, suami ataupun istri, anak lelaki atau-pun perempuan. Ia juga berkata, “Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, ti-dak dapat menjadi murid-Ku.” Lukas 14:33. berbicara tentang prio- ritas! SEGALA SESUATU YANG MENGHALANGI JALAN UNTUK MELAYANI KRISTUS HARUSLAH SEGERA DIKESAMPINGKAN. Setiap orang yang mulai bertarung dengan Tuhan untuk mem-peroleh tempat tertinggi di dalam perhatian kita haruslah segera disangkal dari kedudukan itu. Maka jelaslah, fokus dari setiap orang Kristen haruslah kepada perkara-perkara rohani. Setiap aspek kehidupannya haruslah ber-putar di sekitar satu pusat besar melayani Tuhan dan mencerita-kan tentang Dia dengan orang lain. Ini bukan berarti bahwa sebagi- an besar dari waktu kita akan dihabiskan di dalam gereja. Ini juga bu-kan berarti bahwa kita menghabiskan hampir seluruh waktu berlutut sepanjang hari. Kenyataannya adalah bahwa keluarga, pekerjaan, dan sahabat akan menyita sebagian besar waktu terjaga kita da-lam setiap minggu. Namun menjadikan Kristus sebagai pusat dalam kehidupan berarti bahwa segala kegiatan yang berhubungan dengan mencari penghidupan, berekreasi dengan keluarga, dan berhubungan dengan sahabat akan diserapi oleh Roh indah dari Juruselamat yang selalu hadir berdiam di dalam hati kita. 107 Tidak banyak orang Kristen yang mampu memberikan khotbah-khotbah atau pelajaran Alkitab, namun SEMUA ORANG DAPAT ME- NYAMPAIKAN KHOTBAH YANG PENUH KUASA DENGAN MENG- HIDUPKAN PRINSIP-PRINSIP KEBENARAN ALKITAB YANG IN-DAH. Apapun talenta, pendidikan, atau pekerjaannya, setiap umat MAHK haruslah menjadi seorang pemenang jiwa melalui kehi-dupan yang penuh penurutan. Kita tidak sekedar memiliki pekabaran yang biasa. Ajaran-ajar- an kita adalah prinsip-prinsip yang mengubah kehidupan secara menggetarkan yang berasal langsung dari Alkitab. Kita dapat me- ngutip teladan Yesus dan para rasul bagi setiap standar yang di-pegang oleh gereja ini. Kita adalah “umat yang sisa,” atau bagian terakhir, dari Gereja Perjanjian Baru. INILAH SEBABNYA MENGA- PA KITA MEMELIHARA SABAT SAMA SEPERTI YANG MEREKA LAKUKAN. KITA MAKAN DAN MINUM DEMI KEMULIAAN TUHAN DENGAN MENGHINDARI MAKANAN-MAKANAN YANG BERBA- HAYA. DEMIKIANLAH JUGA YANG DILAKUKAN OLEH PARA RASUL. Dengan dipenuhi oleh kasih dan keinginan untuk tidak mengam-bil resiko tidak menyenangkan Juruselamat kita, kita menuruti segala perintah Alkitab tentang perhiasan dan pakaian duniawi yang sia-sia. Pelayanan basuh kaki adalah khas dalam perbaktian kita,namun ini dilakukan dengan teladan Yesus Sendiri. GAYA HIDUP KITA YANG BERBEDA MENYENTUH SETIAP TAHAP PERILAKU SETI-AP HARI. Ini semuanya terkait dengan agama dan komitmen keroha-nian kita. KRISTUS AKAN DATANG AMAT SEGERA.SAAT-SAAT PEN- COBAAN TERAKHIR INI ADALAH BAGI PERSIAPAN UNTUK BERTEMU DENGAN DIA. Orang lain mungkin tidak percaya per- kara ini, namun kita mengetahui bahwa ini benar. TIDAK ADA WAKTU YANG DISIA-SIAKAN DENGAN KETOLOLAN TELEVISI, DANSA-DANSI, TEATER, DAN KEPELESIRAN DUNIAWI. Dengan kuasa kehidupan yang KONSISTEN kita harus menarik orang lain menjauh dari kekosongan materialisme. Setan hampir memenang- kan jalannya di sekeliling planet yang telah terpolusi ini. Setiap agama populer telah dimasuki dan dimanipulasi olehnya. Satu paket perlawanan yang keras kepala berdiri melawan yang jahat, dan itu adalah GEREJA YANG SISA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH. Tidak ada tanggung jawab yang lebih berat yang pernah ditanggung oleh suatu umat yang menyatakan pekabaran ke-benaran tentang peringatan terakhir di dalam generasi ini. Kita ada- lah garam kehidupan atau kematian bagi orang banyak yang berdiam di dalam lembah keputusan. Setiap jiwa akan ditarik untuk bergabung 108 bersama kita dalam menuruti pekabaran ini, atau mereka akan mene-rima tanda binatang dengan menolaknya. SETIAP HAL YANG KITA LAKUKAN akan mempengaruhi orang-orang yang kita temui agar mereka membuat keputusan— suatu keputusan memihak atau melawan kebenaran. Apakah yang disampaikan oleh perkataan, tindakan, pakaian, dan makanan kita terhadap mereka, yang satu-satunya pelajaran yang mereka peroleh adalah melalui apa yang mereka lihat di dalam diri kita? Banyak dari mereka yang akan diyakinkan, namun mereka juga mencari suatu celah di sekitar tuntutan-tuntutan kebenaran yang tidak populer. Baik kita suka akan pemikiran ini atau tidak, KEHIDUPAN KITA ADALAH SEDANG DIAMATI SECARA CERMAT. Dalam kea- daan setengah percaya untuk maju di dalam iman, untuk menurut Firman Tuhan, banyak orang akan melihat kepada kita untuk mencari penghiburan. Sebagian akan bergumul dengan pertanyaan Sabat. Bisnis keluarga mereka yang telah mantap harus ditutup pada hari Sabat jikalau mereka memutuskan untuk dibaptis. Mereka perlu me-ngetahui bahwa yang terpenting adalah memuliakan Tuhan Hari Sabat dengan memelihara hari kudusNya. APAKAH YANG AKAN MEREKA LIHAT DI DALAM KEHIDUPAN KITA? APAKAH PEMELI-HARAAN SABAT KITA SAAT INI MENUNJUKKAN KEPADA ME- REKA SUKACITA DALAM MENDAHULUKAN KRISTUS? ATAU APAKAH MEREKA MELIHAT ANDA MAKAN MALAM DI RESTO- RAN PADA HARI MALAM SABAT, SEHINGGA MEREKA BERTA- NYA-TANYA APAKAH MEMANG BENAR-BENAR PENTING ME- NUTUP USAHA KOMERSIAL MEREKA PADA HARI SABAT? Jika- lau mereka mendapatkan gagasan bahwa Sabat hanyalah sebuah hari liburan dan bukan hari yang kudus, mereka akan membuat suatu keputusan cepat untuk tetap berdiam di mana mereka ber-ada saat ini. Jikalau pemeliharaan hari Sabat hanyalah seperti pe-meliharaan hari Minggu, maka barangkali mereka dapat membe-narkan pemeliharaan karyawan mereka tetap bekerja pada hari itu. Beberapa jiwa yang berwatak menghakimi akan bergumul keras tentang masalah meninggalkan makanan tidak halal. Karena diyakin-kan dan menerima tentang bait suci tubuh, mereka melihat ke sekeli-ling gereja demi kekuatan untuk mematahkan kebiasaan yang sulit. Apakah yang mereka lihat? Saya katakan kepada anda apa yang dili-hat oleh seseorang. Saya mengetahui karena itu terjadi hanya dua minggu lalu sebelum saya menuliskan ini, dalam salah satu pertemu-an KKR saya. Seorang ibu muda telah membuat keputusan untuk di-baptiskan. Beberapa hari sebelum dibaptiskan, ia diundang ke rumah seorang wanita MAHK.Sementara di sana, ia disuguhi secangkir 109 kopi.Hanya seminggu sebelumnya,setelah melalui trauma yang berat, ia berhasil memutus kebiasaan minum kopi yang telah berjalan seu-mur hidupnya.Meskipun ia menjelaskan ini kepada sahabat MAHK-nya yang baru ini, ia masih didorong untuk maju dan meminum kopi itu. Ia tetap bertahan, namun keesokan harinya ia menemui saya de-ngan beberapa pertanyaan yang sangat sulit saya jawab. Sayangnya, wanita ini tidak melanjutkan dengan baptisan, dan tidak dibaptis hing- ga saat saya menuliskan ini. Minum kopi tidak tampak menjadi perka- ra kecil ketika ini menyebabkan satu jiwa membuat keputusan untuk tidak menurut kepada kebenaran. Standar-standar Kristen berikat- an erat dengan kesaksian Kristen, dan ribuan orang menghan-curkan kesaksian mereka dengan pandangan bahwa perkara ke-cil tidak menyebabkan masalah. Setiap wanita yang masuk ke dalam gereja yang sisa akan me-lewati pintu-pintu keputusan tentang make-up dan perhiasan. Tidak- lah mudah mengubah kebiasaan waktu dan tradisi, khususnya ketika itu berakar di dalam kesia-siaan feminin. Mode pakaian adalah tuan yang kejam. Kadangkala suami-suami menentang segala sesuatu yang dilakukan oleh agama baru terhadap istri mereka, dan ketika mereka melepaskan cincin kawin dan perhiasan lainnya, ini memicu krisis yang nyata di dalam keluarga. Dengan diyakinkan oleh Firman Tuhan para wanita ini memutuskan untuk mendahulukan Tuhan, dan menerima tantangan Petrus untuk memenangkan suami-suami yang tidak beriman ini dengan melepaskan perhiasan mereka (1 Petrus 3:1-3). Kemudian mereka melihat ke dalam gereja demi dukungan dan persetujuan. Apakah yang mereka lihat? BUKAN SAJA KI- LAUAN CINCIN KAWIN, MELAINKAN JUGA KERLIPAN BROS, PENITI, DAN PERHIASAN-PERHIASAN. Apakah mereka mempero- leh penghiburan? Ya, mereka terdorong untuk maju dan mengenakan cincin kawin; dan jikalau cincin simbolis dapat diterima, kemudian cin-cin kelompok, cincin kelahiran, cincin pertunangan, dan cincin persa-habatan adalah benar juga. Dan barangkali bahkan anting-anting ke-nangan yang diberikan oleh nenek sebagai kenang-kenangan. Apakah kita sedang berbicara tentang perkara-perkara praktis? Apakah ini benar-benar terjadi? Sesungguhnya demikian, dan BA- NYAK ORANG BERPALING MENJAUH DARI KEBENARAN KARE- NA ANGGOTA-ANGGOTA GEREJA TIDAK MELAKUKAN APA YANG MEREKA AJARKAN. Sebahagian wanita adalah BUDAK GAYA, dan mengalami kesulitan untuk melepaskan kesia-siaan dunia. Mereka cukup melihat rambut yang dicat, wigs, dan perhi- asan artifisial DI DALAM GEREJA MAHK sehingga mereka mera-sa terhibur di dalam kebanggaan duniawi mereka sendiri. Perta- nyaan-pertanyaan mereka tentang mengenakan slack (celana pan- 110 jang ketat) dan celana panjang juga cepat terjawab ketika mereka melihat orang-orang berpakaian demikian masuk ke dalam gereja pada hari Sabat pagi dan Rabu malam. Masalahnya adalah tidak ada seorangpun yang akan pernah memperoleh kemenangan atas musuh yang mereka kagumi diam-diam. BANYAK SAUDARI-SAUDARI kita di dalam gereja memiliki kasih akan dunia secara rahasia, dan oleh karenanya, mereka ti- dak pernah dapat memenangkan pertempuran melawan kebang-gaan dan keduniawian yang penuh dosa. Hingga mereka belajar untuk mengasihi Yesus yang terutama dan rela untuk menyang-kal diri, mereka akan terus menjadi BATU SANDUNGAN bagi orang lain. Apakah yang diperlukan untuk membangkitkan dan menghidup-kan gereja dari masalah-masalah penting tentang kehidupan Kris- ten? Bagaimanakah kita dapat menyebabkan anggota gereja berse-mangat tentang kebenaran, sehingga itu memenuhi kehidupan mere-ka? Ketika pertemuan-pertemuan KKR diselenggarakan,setiap anggo-ta gereja harus berada di sana, semangat dan antusias tentang ke-sempatan untuk membagikan kebenaran. Tragisnya, hanya sedikit yang setia dari anggota mendukung pertemuan malam demi malam sementara pekabaran itu disampaikan. Saya telah melihat orang-orang yang baik yang membuat keputusan dalam pertemuan KKR dan bergabung dengan gereja. Kemudian mereka diundang ke rumah diakon dan majelis yang telah memberikan hanya tanda dukungan kepada pertemuan-pertemuan KKR. Namun di dalam rumah-rumah tersebut anggota baru ini diundang untuk menghabiskan sore hari me-reka menonton pertunjukan bola di televisi. Di sana pada akhirnya majelis gereja itu menjadi bersemangat, namun, sayangnya, terhadap kefanatikan satu tim yang berusaha mengalahkan dan mempermalu-kan tim yang lain. Dengan teriakan-teriakan dan kegembiraan yang tidak terkontrol ia duduk berjam-jam, sepenuhnya terserap ke dalam kegiatan yang menjadi lawan dari setiap yang dipegang teguh dan diajarkan oleh Yesus. Diakon itu mengetahui semua rata-rata skor permainan dan catatan liga, namun ia akan duduk pada hari Sabat berikutnya setengah tertidur di dalam gereja dan tidak menge- tahui satu jawaban pun dalam kelas Sekolah Sabat. Ia barangkali akan memberikan tujuan-tujuan persekutuan dan akan berbasa-basi tentang rencana kegiatan anggota awam bagi pembagian buku-buku, namun minat-minat kehidupannya BUKANLAH PADA PEKERJA-AN TUHAN. Seperti istri Lot, ia TERIKAT KEPADA PERKARA-PER- KARA DUNIAWI, dan segala fungsi-fungsi keagamaannya di mimbar yang khas tidak akan mengubah hukuman mati atasnya.Hingga orang ini menjadi lebih berani tentang pemenangan jiwa dibandingkan 111 dengan pertandingan bola, tidak akan ada pengharapan bagi kesela-matannya. INILAH SEBABNYA MENGAPA SEBAGIAN TERBESAR DARI GEREJA SAAT INI AKAN DIGONCANGKAN KELUAR. SEDI- KIT DEMI SEDIKIT, MEREKA TELAH MENGIZINKAN DUNIA UN- TUK MENELAN PENGALAMAN MEREKA, DIIKUTI DENGAN HI- LANGNYA STANDAR-STANDAR KRISTEN. Pada akhirnya, hanya tinggal bentuk yang mati—suatu bentuk yang akan segera runtuh di bawah tekanan masa kesukaran. Setelah pertandingan bola berakhir, tidaklah sulit membayang-kan bahwa anggota jemaat pria baru kita barangkali akan bertanya kepada tuan rumahnya yang MAHK ini tentang prosedur persepu- luhan yang benar. Karena ia adalah seorang pebisnis, ia memiliki se-dikit kesalahpahaman tentang pendapatan kotor dan pembayaran ber-sih. Juga, bagaimana dengan persembahan di luar persepuluhan? Apakah orang dapat benar-benar dapat memberikan lebih dari sepu-luh persen dari pendapatannya? Diperlukan suatu langkah iman yang luar biasa bagi pria ini untuk membuat keputusan dibaptis karena sua-tu krisis keuangan di dalam bisnisnya yang menjadikannya tampak gi-la untuk mulai memberikan persepuluhan. Sekarang ia merasa me-merlukan jaminan ulang dari seorang pemimpin di dalam gereja yang akan mampu meyakinkan dia tentang janji-janji Alkitab. Mungkin juga bahwa diakon akan menyampaikan suatu kesaksi-an yang menggetarkan tentang kasih kemurahan mujizat Tuhan demi penatalayanan yang setia. Sebagai pejabat di gereja, ia akan men- jadi salah satu dari 51 % orang yang setia dalam persepuluhan. Yang luar biasa, ada segmen 49 % di dalam keanggotaan dunia kita yang tidak membayarkan persepuluhan sama sekali. Barang- kali ada sebagian yang tidak memiliki penghasilan, namun banyak yang sesungguhnya mencuri dari Tuhan setiap minggu dengan me- nyalahgunakan persepuluhanNya yang kudus. Dengan kenyataan ini di hadapan kita, maka lebih mudahlah untuk memahami bagaima-na SEBAGIAN TERBESAR DALAM UMAT TUHAN AKAN DIGON- CANG KELUAR DI DALAM MASA PENGUJIAN. Barangkali lebih banyak orang MAHK yang akan hilang ka-rena masalah uang dibandingkan dengan faktor lainnya. Ini mung- kin menjelaskan mengapa Yesus begitu banyak berbicara tentang pe-natalayanan. Di zaman kemakmuran materialistis ini, maka wajarlah Setan berkonsentrasi kepada sarana ini. Ada keegoisan batiniah di dalam hati daging manusia yang berhasil dieksploitasi oleh Setan pa-da saat ini. Bukankah suatu perjanjian yang amat menguntungkan dan wa-jar bagi seorang penggarap penyewa untuk mengolah kebun, dengan mengambil 90 % dari hasilnya,dan menyerahkan 10 % kepada pemilik 112 tanah? Setiap yang melewati tangan kita adalah milik Tuhan dan Dia hanya mengizinkan kita menggunakannya. Betapa baik dan murah hatinya Dia hanya meminta sepersepuluh yang ditentukan olehNya untuk digunakan dalam penyebaran Injil. Apakah janji-janji dalam memberi yang setia adalah benar-benar berarti demikian? Apakah Tuhan akan menegur si pemakan? Bagai-manakah dengan memberikan di luar sepersepuluh? Yesus berkata, “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadat- kan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke da-lam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." Lukas 6:38. dengan kata lain, kita tidak bisa memberikan lebih banyak daripada Tuhan. Apakah kita secara drastis menarik kencang iman kita dan berusaha memberikan sejumlah pe-ngorbanan, itu akan selalu kembali kepada kita dengan cara yang sa-ma. JANJI-JANJI TUHAN TIDAK PERNAH GAGAL. Banyak orang menderita proteksionitis buku saku. Apakah me-reka memiliki sedikit atau banyak, ada kecenderungan untuk meme-gangnya erat-erat dan berusaha mendapatkan lebih dan lebih. Yesus menunjukkan bahwa SANGAT SEDIKIT orang kaya akan masuk surga. INI BUKAN KARENA MEMILIKI UANG ATAU KEKAYAAN ADALAH DOSA. Sebagian orang kaya adalah orang Kristen yang berdedikasi dan mereka akan selamat. Sesungguhnya hanya ada dua jenis orang kaya—mereka yang telah menjadikan diri mereka kaya dan mereka yang telah dijadikan kaya oleh Tuhan. Dengan memberi secara murah hati sebagian orang telah menuntut berkat-berkat yang berkelimpahan dari janji-janji Tuhan. Mereka terus memberi-kannya dan Tuhan terus mencurahkan berkat-berkat itu kembali dalam jumlah yang lebih besar. Sebagian orang mungkin berkeberatan dan berkata, “Itu tidak masuk akal. Hanya ada sejumlah uang tertentu yang harus dikelola, dan ini tidak akan cukup banyak.” Orang-orang yang menyampai- kan keberatan seperti itu adalah sangat sangat susah hati karena mereka tidak mencoba janji-janji itu, dan tampaknya keberatan itu adalah prasangka dan tidak masuk akal. Kita dapat menjelas- kan dengan baik bagaimana roti dan ikan memberi makan ribuan orang sebagaimana kita memahami bagaimana kita dapat mempero-leh lebih banyak dengan memberi lebih banyak. Namun mereka yang telah melangkah keluar di dalam iman mengetahui bagaimana itu bisa terjadi. Mereka tidak berusaha untuk menjelaskannya. Itu tidak akan terjadi secara di atas kertas, namun semakin banyak mereka memberi bagi Tuhan semakin baik keadaan keuangan mereka. Saya tidak pernah lupa ditantang oleh seorang teman bertahun-tahun yang lalu untuk menguji Tuhan. Ia memberikan 25 % dari pen- 113 dapatannya bagi Tuhan dan telah memperoleh kemakmuran yang luar biasa. Saya dan istri memutuskan untuk memegang perkataan Tuhan. Kami melangkah ke dalam suatu rencara pengorbanan memberi yang nyata, namun kami harus melakukan suatu pengorbanan. Secara per-lahan, pemberian kami meningkat dari 25 menjadi 30 % menjadi 35 % dan hampir 40 % setahun, namun kami semakin bertambah dalam berkat materi dan iman kami pun bertambah. Betapa bersyukurnya kami bahwa seseorang mendorong kami untuk menguji janji-janji Tuhan. Sekarang kami merasa kasihan kepada orang-orang yang te-lah kehilangan kesempatan sukacita melihat Tuhan melakukan perka-ra yang tidak mungkin dengan menggandakan ketul roti. Di ribuan kota besar, kota kecil, dan desa-desa di seluruh dunia, pekerjaan Tuhan menderita kekurangan dana. Ini seharusnya men- jadi permasalahan yang terkecil yang dihadapi oleh gereja yang sisa saat ini, karena Tuhan telah memberikan sarana kepada umatNya un-tuk menyelesaikan pekerjaan ini. Betapa kita harus berhitung pada su-atu hari jikalau kita menahan uang dan harta itu hingga tidak berharga lagi. Sekarang itu dapat digunakan untuk mempersiapkan jiwa-jiwa bagi Kerajaan Tuhan. Yesus mendorong umatNya untuk menyim- pan harta kekayaan di surga dengan menggunakan uang, bukan dengan menyimpannya sehingga dimakan ngengat dan karat. Jutaan dolar telah diwasiatkan untuk anak-anak yang tidak saleh oleh para orangtua MAHK yang seharusnya mengetahui bahwa ITU AKAN DIGUNAKAN UNTUK MEMAJUKAN PEKERJAAN SETAN SEBA- GAI GANTINYA KEBENARAN. Uang itu seharusnya dapat diguna- kan untuk mempercepat kedatangan Yesus dan pemulihan sega-la sesuatunya. Yesus berbicara tentang “tipu daya kekayaan” dalam Matius 13:22. Akankah tipu daya itu melibatkan umat MAHK yang merenca-nakan pada suatu hari menempatkan kekayaan mereka di hadapan mimbar Tuhan? BANYAK yang sekarang sedang menyaksikan ke- sempatan terakhir berlalu di mana kekayaan mereka yang ter-kumpul seharusnya dapat dipergunakan untuk pekerjaan itu. Kendati memiliki catatan memberi yang buruk, mereka hidup dalam kenyamanan yang mewah. Betapa benar perkataan Kristus, “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” Matius 6:21. Ketika uang telah diinvestasikan di dalam pekerjaan Tuhan, hati si pemberi terikat kepada pekerjaan itu juga. Inilah orang-orang yang tidak akan tertipu daya oleh kekayaan, melainkan yang memiliki harta di surga. 114 LEGALISME ATAU KASIH Fokus buku ini adalah perkara-perkara kecil, dan bagaimana Setan menghabisi standar-standar kerohanian tinggi dari umat Tuhan. Kita telah meneliti pola psikologis dari kompromi perlahan-lahan yang me-laluinya kuasa dan efek dari kebenaran telah dihabiskan. Sebagian orang menyatakan bahwa kita memusatkan kepada perkara-perkara kecil dan perhatian seperti itu adalah sepele yang hanya membelok-kan dari masalah-masalah yang penting. Mereka mempertanyakan bahwa Tuhan yang menciptakan alam semesta barangkali hanya se-dikit saja tertarik kepada rincian-rincian perilaku manusia secara pri-badi-pribadi. Mereka akan menyebut perhatian seperti sebagai legalis-me. Namun apakah itu legalisme atau kasih? Bahkan jikalau penurunan standar yang kecil sekalipun tidak membawa kepada penjauhan yang besar dari kebenaran, ada alasan penting lainnya untuk memperhatikan pembelokan yang terkecil se-kalipun dari kehendak Tuhan. Kekristenan tidak didasarkan atas la- rangan dan peraturan—juga bukan peraturan-peraturan yang sa- ngat dihormati seperti Sepuluh Hukum yang ditulis dengan ta-ngan Tuhan. Sesungguhnya, KEKRISTENAN DIDASARKAN KE- PADA SUATU HUBUNGAN KASIH DENGAN SESEORANG, YAITU YESUS KRISTUS. Dasar-dasar fundamental dari kehidupan Kristen yang sejati adalah diringkaskan dalam dua perintah agung yang dibe-rikan oleh Kristus dalam Matius 22:37-40: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan se-genap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesa-mamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah ter-gantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." Seluruh penulis Alkitab menyatakan secara amat jelas bahwa inilah Kekristenan yang sesungguhnya. Tema kasih terjalin di se- panjang Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan akibat dari ka- sih itu adalah perbuatan penurutan. Yesus berkata, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” Yohanes 14:15.Yohanes kekasih menuliskan, “Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat.” 1 Yohanes 5:3. Bahkan kasih manusia tidak mengalami keberatan dalam mela-kukan perkara-perkara untuk menyenangkan Dia yang adalah satu-satunya sasaran kasih. Mempelai pria dan wanita tidak menganggap kewajiban yang berat untuk membahagiakan satu sama lain, dan me-reka tidak menggenapi janji karena tuntutan hukum negara dengan 115 sanksi denda ataupun penjara. Sesungguhnya, mereka melakukan lebih banyak bagi satu sama lain dibandingkan dengan yang dituntut oleh hukum negara hanya karena mereka amat mengasihi. Setiap perkara kecil yang mungkin dilakukan bagi kebahagiaan pasang-annya akan dilakukan dengan sukacita. Dalam hal perhatian-perhatian kecillah ujian kasih yang sejati di-nyatakan. Setiap istri akan setuju bahwa memanglah demikian. Bah-kan beberapa tangkai bunga yang hampir layu dapat menggerakkan seorang istri ke dalam air mata emosional, karena ia tahu sang suami berjalan keluar dan memetiknya sendiri baginya. Sesungguhnya pem-berian yang paling mahal sekalipun adalah kurang berkesan diban-dingkan dengan petikan beberapa tangkai bunga liar secara spontan. Mengapa? Jawabannya jelas. Itu melibatkan ujian kasih yang ribuan kali lebih besar karena sang suami hanya akan memilih untuk melaku-kannya untuk satu alasan—membuat istrinya bahagia. Tolong perhatikan bahwa ini adalah berlaku juga dalam hubung-an kasih kita dengan Kristus. Yohanes berkata:dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya,karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” 1 Yoha- nes 3:22. Orang Kristen bukan saja menurut kepada tuntutan-tuntutan yang nyata dari Sepuluh Hukum, namun akan berusaha untuk melakukan apapun yang menyenangkan Tuhan. Ini meli-puti mempelajari Alkitab untuk mencari tahu kehendakNya, dan tidak mengambil resiko dengan apapun yang tidak menyenang-kan Dia. Kasih yang sejati akan selalu memberi manfaat daripada mengambilnya. Jikalau Tuhan memang tertarik dengan manifestasi kasih di da-lam anak-anakNya, maka Ia pastilah Ia melihat dengan penuh minat bagaimana mereka menanggapi setiap pernyataan kecil dari kehen-dakNya. Bisa saja bahwa ujian terbesar dari kesetiaan yang sejati ke-pada Tuhan adalah tingkat penyesuaian yang penuh kerelaan terha-dap tanda-tanda yang menyebar di sepanjang Alkitab tentang perka-ra-perkara kecil yang menyenangkan Dia. Dan gantinya dipandang sebagai legalisme, tindakan-tindakan tersebut dapat dipertimbangkan di dalam penghakiman sebagai bentuk tertinggi dari kasih yang tidak mementingkan diri sendiri. SEMOGA TUHAN MENOLONG KITA MEMPELAJARI ALKI- TAB SETIAP HARI UNTUK MENEMUKAN BAGAIMANA MENGE- TAHUI KEHENDAKNYA DI DALAM MAKANAN, MINUMAN, PAKAI- AN, PERKATAAN DAN PENAMPILAN KITA. KEMUDIAN SEMOGA KITA MEMILIKI KASIH UNTUK MELAKUKAN KEINGINAN-KE- INGINANNYA DENGAN PENUH SUKACITA KEPADA JALAN KE- HIDUPAN KRISTEN KITA SETIAP HARI. 116 Apapun yang engkau pikirkan, jangan pernah pikirkan apa yang engkau rasakan Engkau akan malu, di hadapan Tuhan, menyatakan; Apapun yang engkau katakan, dalam bisikan ataupun perkataan, JANGAN KATAKAN APAPUN YANG ENGKAU TIDAK MAU YESUS DENGAR. Apapun yang engkau baca meskipun halamannya memikat, Janganlah baca tentang apapun yang telah engkau yakini Kekhawatiran barangkali langsung tampak dalam pandanganmu JIKALAU TUHAN BERKATA DENGAN KHIDMAT, “TUNJUKKAN AKU BUKU ITU.” Apapun yang engkau tuliskan, meskipun tergesa atau penuh perhatian, JANGANLAH TULISKAN APAPUN YANG ENGKAU TIDAK MAU YESUS BACA? apapun yang engkau nyanyikan, di tengah kegembiraan JANGANLAH NYANYIKAN YANG TIDAK MENYENANGKAN TELINGANYA YANG PENUH PERHATIAN Ke manapun engkau pergi, janganlah pergi ke tempat yang engkau takuti KECUALI TUHAN YANG AGUNG BERTANYA KEPADAMU, “MENGAPA ENGKAU DI SINI?” Berbaliklah dari setiap kesenangan yang segan engkau kejar JIKALAU TUHAN MEMANDANG DAN BERKATA, “APAKAH YANG ENGKAU LAKUKAN?” Apapun yang engkau kenakan, dapatkah engkau menjadi amat yakin Bahwa perasaan yang ditimbulkannya adalah murni dan tak bercacat? Tidakkah wajahmu memerah dan hati nurani terang SEANDAINYA LEMARI PAKAIANMU TERBUKA DAN YESUS MUNCUL? Ketika engkau berpikir, ketika engkau bicara, ketika engkau membaca, ketika engkau menulis, Ketika engkau menyanyi, ketika engkau berjalan, ketika engkau mencari kegembiraan, AGAR DIHINDARKAN DARI SEGALA KESALAHAN KETIKA DI RUMAH ATAU DI LUAR, HIDUPLAH SELALU DI BAWAH PANDANGAN MATA TUHAN. 117
本文档为【CREEPING COMPROMISE】,请使用软件OFFICE或WPS软件打开。作品中的文字与图均可以修改和编辑, 图片更改请在作品中右键图片并更换,文字修改请直接点击文字进行修改,也可以新增和删除文档中的内容。
该文档来自用户分享,如有侵权行为请发邮件ishare@vip.sina.com联系网站客服,我们会及时删除。
[版权声明] 本站所有资料为用户分享产生,若发现您的权利被侵害,请联系客服邮件isharekefu@iask.cn,我们尽快处理。
本作品所展示的图片、画像、字体、音乐的版权可能需版权方额外授权,请谨慎使用。
网站提供的党政主题相关内容(国旗、国徽、党徽..)目的在于配合国家政策宣传,仅限个人学习分享使用,禁止用于任何广告和商用目的。
下载需要: 免费 已有0 人下载
最新资料
资料动态
专题动态
is_620441
暂无简介~
格式:doc
大小:604KB
软件:Word
页数:0
分类:工学
上传时间:2018-04-15
浏览量:27